Ana dan Angga masih asik duet di ruang musik sampai jam kuliah Roni selesai. Roni menghampiri mereka ke ruang musik. Roni duduk di sebelah Rama. Ana tersenyum senang melihat Roni datang.
"Nggak ikutan nyanyi bang ?," tanya Roni pada Rama.
"Lu tau kan gue nggak bisa nyanyi, " kata Rama sedikit kesal.
"Hehehe iya juga sih, "
"Ron, gue mau nanya, "
"Nanya apaan bang ?,"
"Lo mau sampai kapan berantem sama Asa ?,"
"Kenapa tiba-tiba nanya ini ?," Roni memasang wajah datar.
"Cuma nanya. Soalnya udah hampir setahun lo berantem sama dia, "
"Nggak usah di bahas lah bang. Males gue, "
"Lo harus inget. Dia itu tetep sahabat lo sampai kapan pun. Masa cuma gara-gara cewek, lu marah, " Roni terdiam. Sebagian hati kecilnya memang membenarkan ucapan Rama. Tapi sebagian hatinya yang lain masih merasa kesal pada Asa. Roni pun diam memikirkan ucapan Rama.
»»»»»
Sekitar jam satu siang, Rama mengajak Ana pulang karena harus istirahat. Setelah pamit pada Angga dan teman-teman nya, Ana bersama Rama dan Roni melangkah keluar ruang musik. Tapi sebelum pulang mereka pergi ke kantin dulu.
Saat melewati koridor yang lurus dengan ruang basket yang mereka lewati tadi, Ana melihat Asa sedang bersama Harun. Rama dan Roni langsung melirik Ana dan menyadari kemana arah tatapan Ana. Harun yang menghadap ke arah mereka melihat tiga orang itu.
"Ron, di cariin Asa nih, " teriak Harun. Asa langsung menoleh dan langsung bertatapan mata dengan Ana. Ana hanya bisa tersenyum walau sebenarnya ingin menyapa Asa.
"Emang gue apaan di cari ?," tanya Roni ketus.
"Mau ikut ke kantin nggak m ? Kita mau makan siang, " tanya Rama.
"Boleh. Gue juga laper. Yuk lah bos, " ajak Harun pada Asa. Asa melihat Roni dulu. Tapi anehnya pemuda itu tidak protes ataupun pergi duluan.
"Ayo, " jawab Asa senang.
Asa dan Harun menghampiri tiga kakak beradik yang sedang menunggu di persimpangan koridor. Asa terus menatap Ana. Ana dengan malu-malu membalas tatapan mata Asa.
("Fokus Na, fokus. Jauhin kak Asa,") tapi walau mengucapkan hal itu dalam hati, Ana masih tetap tersipu malu.
»»»»»
Setelah Asa dan Harun sampai di depan Ana dan kedua kakaknya, merekapun melangkah bersama ke kantin. Rama dan Harun sepanjang koridor asik mengobrol. Sementara Roni memasang wajah datar, Ana malu-malu di sebelah Roni dan Asa terus menatap Ana dari belakang. Rasanya Asa tidak mau mengalihkan pandangan nya dari Ana.
Saat sampai di kantin, Rama, Roni dan Ana duduk sebangku, Asa dan Harun duduk di hadapan mereka. Rama dan Harun menawarkan diri untuk memesankan makanan. Ana, Roni dan Asa menyebutkan pesanan mereka. Setelah itu Rama dan Harun berbagi tugas. Rama memesan makanan sementara Harun memesan minum.
Setelah kepergian Rama dan Harun, suasana meja itu jadi sepi. Roni tidak mau membuka suara dan tampak tidak mau melihat ke arah Asa.
Ana ingin buka suara tapi takut pada Roni. Dan Asa, dia melihat Ana dan Roni bergantian sambil tersenyum tapi tidak berniat membuka suara juga.
Rama kembali duluan. Dia duduk di sebelah Ana dan bingung melihat tiga orang di meja itu saling bungkam.
"Kalian ngapain sih ? Diem dieman gitu ?," tanya Rama bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya