"Untung bukan pacar gue lagi," gerutu Roni sambil terus mengelus pipinya. Asa hanya tersenyum geli melihat wajah kesal sahabat nya itu.
"Oh iya, gue juga mau kasih sesuatu ke lo," Roni mencengkram kerah baju Asa. Mata mereka bertatapan.
"Ini buat Sindy," Roni menonjok pipi kiri Asa.
Asa yang terkejut wajahnya terlempar ke kanan. Untung Roni masih mencengkram kerah baju Asa, jadi Asa tidak jatuh. Asa menatap Roni datar sambil menahan sakit di pipi kiri nya.
("Kalau dengan lo mukul gue, gue bakal lo maafin, gue ikhlas,") batin Asa. Asa sudah tidak mau perang dingin lagi dengan Roni.
Kali ini tangan kanan Roni yang berganti mencengkram kerah baju Asa. Roni tersenyum sekilas melihat Asa.
"Ini buat Rena," Roni menonjok pipi kanan Asa. Asa terhuyung ke kiri tapi tubuhnya di tahan oleh Roni.
"Dan ini buat persahabatan palsu lo," Roni menonjok perut Asa. Asa hanya diam sambil meringis kesakitan.
Setelah itu Roni mendorong tubuh Asa hingga Asa jatuh terlentang sambil memegang perut nya.
"Sekarang lo gue maafin," Roni mengambil tas ransel nya di tribun kemudian berlalu pergi meninggalkan Asa yang kesakitan.
"Syukur deh," kata Asa pelan.
Asa kemudian berdiri dan berjalan pelan ke tribun. Dia tiduran di tribun sambil memegang perut nya yang terasa perih. Dia tadi tidak sempat sarapan saat berangkat. Di tambah dia tadi berlari karena kesiangan dan sekarang malah di pukul Roni.
Perut Asa jadi terasa sakit. Tapi Asa tetap senang karena Roni sudah memaafkan nya. Asa akhirnya memutuskan untuk tidur sebentar supaya sakit di perut nya hilang.
»»»»»
Ana sedang main game di kamarnya. Saat sedang asik, Roni tiba-tiba masuk kamar Ana dan merebut hp Ana untuk melanjutkan game itu. Roni tersenyum lebar tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"Kak Roni rese' banget sih. Aku belum selesai main game nya," kata Ana kesal.
"Pinjem bentar dek. Gue lagi seneng nih,"
"Kalau seneng tuh nyanyi nyanyi kek. Atau nari nari sana jangan gangguin aku," protes Ana.
"Enak gangguin lo aja. Sini kita main bareng aja," Roni memeluk leher Ana hingga Ana bersandar di dada Roni. Ana pun mengalah dan akhirnya mereka main game berdua.
Ana ingin ikut merasa senang seperti Roni dan tidak mau merusak kebahagiaan Roni apapun alasan dari kebahagiaan kakaknya itu.
Beberapa menit kemudian, Roni pun berniat memberitahukan alasan dia merasa senang kepada Ana.
"Dek, lo nggak bakal di ganggu Asa lagi,"
"Maksudnya ?," Ana masih memandang hp nya.
"Gue udah ngobrol sama dia. Gue udah bilang jangan gangguin lo lagi,"
"Oh, iya," Ana menjawab cuek walaupun sebenarnya dia kefikiran. Tapi dia tidak berani untuk bertanya pada Roni.
»»»»»
Dua minggu berlalu. Asa sudah tidak pernah menghubungi Ana lagi. Andi juga jarang menghubungi Ana karena sibuk kuliah. Ana yang bosan hanya me-love gambar di aplikasi Instagram nya. Sambil tiduran di ranjang di terus men-scroll halaman Instagram itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya