Setelah kepindahan Andi, kehidupan Ana jadi datar lagi. Setiap hari hanya ikut bu Tari ke butik, membantu bu Tari menjual baju-baju nya, mendengar bu Tari ngobrol dengan teman-teman nya, pergi shopping, pergi ke salon dan kegiatan perempuan lainnya.
Ana yang kadang merasa sangat bosan sampai tertidur di manapun dia bisa. Bu Tari sebenarnya kasihan. Tapi dengan begini Ana bisa dia pantau setiap hari.
Untungnya, Ana masih boleh berkomunikasi dengan Andi lewat telfon. Tidak jarang mereka juga video call. Saat Ana sendirian pastinya. Karena Ana malu jika ada yang melihat. Kakak-kakak Ana prihatin melihat hubungan kasih adik bungsu mereka itu. Tapi bagaimana pun mereka belum bisa menolong sekarang. Mereka hanya berdo'a semoga Ana selalu bahagia.
»»»»»
"Na, besok mau ikut gue ke kampus nggak ?," tanya Roni yang duduk di sebelah Ana. Mereka sedang berada di ruang keluarga. Romi dan Reza yang asik nonton TV hanya diam. Tidak penasaran sedikitpun. Ana melihat Roni senang.
"Emang boleh ?," tanya Ana antusias.
"Kita tanya mama aja, " Ana mengangguk semangat. Roni dan Ana pun melangkah ke kamar bu Tari. Romi dan Reza yang masih tinggal di ruang keluarga melihat dua orang tadi sebentar, kemudian kembali menonton TV.
"Ma, " Roni mengetuk pintu kamar orangtua mereka. Tidak lama kemudian pintu terbuka.
"Ada apa ?," tanya bu Tari bingung sambil melihat kedua anaknya bergantian.
"Besok Nana ikut Roni ke kampus ya. Besok ada tanding basket. Roni mau ajak Nana nonton, " kata Roni yakin. Ana tersenyum lebar dan menatap bu Tari penuh harap.
Bu Tari menatap Roni dan Ana bergantian. Bu Tari menatap Ana cukup lama. Ana memasang puppy eyes untuk membuat bu Tari luluh. Dan akhirnya...
"Ya sudah. Tapi pulang nya jangan malam malam, "
"Makasih ma, " Ana memeluk bu Tari. Roni tersenyum senang melihat antusiasme Ana.
"Sama-sama sayang. Hati-hati ya, " bu Tari membalas pelukan Ana penuh kasih.
"Iya, " Ana dan bu Tari melepas pelukan mereka. Roni pun mengajak Ana kembali ke ruang keluarga.
Bu Tari tersenyum melihat punggung Ana. Ana terlihat sangat senang. Bu Tari jadi tenang memperbolehkan mereka berdua pergi.
»»»»»
Ana berjalan ke ruang keluarga dengan wajah berseri seri. Romi dan Reza yang melihatnya jadi bingung.
"Ada apaan nih ? Senang amat mukanya ?," tanya Romi. Ana duduk di sebelah Romi. Dia kemudian menggeleng. Roni duduk di sebelah Ana.
"Besok Nana terbebas dari penjara sebentar," kata Roni dengan tawa mengejek. Ana menyikut lengan Roni malu. Romi terkekeh melihat Ana.
"Emang besok kalian mau kemana ?," tanya Reza tiba-tiba kepo.
"Besok kan ada tanding basket. Gue ngajakin Nana nonton bareng, "
"Emang lo suka basket Na ?," Ana hanya tersenyum kikuk menanggapi pertanyaan Reza. Karena sebenarnya dia tidak terlalu suka basket.
"Seneng ajalah. Yang penting kan bareng gue. Ya kan ?," Roni merangkul Ana. Ana pun mengangguk setuju.
Setelah itu tidak ada obrolan. Empat saudara itu kembali menonton TV. Ana yang bersandar ke Roni terus tersenyum. Dia senang bisa keluar sebentar dari rumah dan ikut Roni.
»»»»»
Besoknya, Ana sudah siap sejak pagi. Dia langsung menuju kamar Roni setelah siap dan menunggu kakaknya itu bersiap. Setelah Roni sudah rapi, mereka berdua pergi tanpa sarapan. Mereka ingin makan bersama tim basket kampus Roni dulu sebelum melihat mereka bertanding.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya