Saat sampai di rumah, bu Tari langsung menyuruh Ana ke kamar dan akan di panggil saat makan malam sudah siap. Ana menurut saja. Dia berjalan ke kamarnya dengan pelan. Tanpa dia sengaja ternyata air mata nya tiba-tiba saja jatuh. Ana pun segera menghapusnya dan terus berjalan dengan kepala tertunduk dalam.
"Kamu kenapa dek ?," Ana mengangkat kepala. Terlihat Rama menatap Ana bingung. Ana hanya tersenyum dan menggeleng.
"Nggak usah boong. Kamu kenapa ?," Ana menunduk sambil menggeleng.
"Kalau kamu kayak gini berarti ada apa-apa. Cerita sama kakak, " Ana tidak menjawab. Dia malah tiba-tiba menangis sesenggukan. Rama yang bingung mencoba menenangkan Ana tapi Ana malah makin menangis.
"Ayo ke kamar kamu aja. Cerita ada apa, " Rama menuntun Ana ke kamarnya.
Setelah masuk, Rama menutup pintu dan membawa Ana ke pinggir ranjang. Mereka duduk bersebelahan dengan Rama yang memeluk Ana dari samping.
"Kamu kenapa ? Andi jahat ke kamu ?," Ana menggeleng. Air mata nya masih mengalir deras dari matanya.
"Trus kenapa ? Kamu berantem sama Andi ?," Ana menggeleng lagi.
"Mama... Hiks... Mama nyuruh aku... Sama Andi putus, " mendengar penjelasan terputus-putus Ana,Rama langsung tau situasi nya.
"Gimana mama bisa tau ?," tanya Rama tenang sambil mengelus lengan kiri Ana supaya Ana tenang.
"Tadi... Hiks... Aku sama Andi di kantin kantor... Hiks... Tiba-tiba mama dateng... Hiks... Mama marah... Hiks... Trus tadi aku langsung... Hiks... Di ajak pulang... Hiks, "
"Udah. Jangan di pikirin. Mama cuma khawatir sama kamu. Tenang aja. Kalian masih bisa ketemu, "
"Tapi Andi... Hiks... Di suruh pergi dari rumah... Hiks, "
"Tenang aja. Kan ada papa. Nanti biar papa aja yang urus. Sekarang kamu mending tidur, " tanpa banyak protes Ana langsung naik ke ranjang. Dia tidur menghadap Rama dan menutupi semua tubuhnya sampai leher. Dengan tangis yang masih tersisa Ana mencoba tidur.
Dengan lembut, Rama yang duduk di sebelah Ana, mengelus kepala Ana. Rama menatap Ana dengan teduh. Dia merasa kasihan pada Ana. Ternyata serapuh ini hatinya. Rama jadi prihatin dengan hubungan Ana dengan Andi.
Beberapa saat kemudian, Ana terlihat sudah tenang dan terlelap. Rama memegang lengan kanan Ana. Dia menatap ke pintu kamar.
"Tinggal satu orang lagi ini yang pasti makin bikin ribet. Hahhh..., " Rama melihat Ana sebentar kemudian dia melangkah keluar kamar membiarkan Ana istirahat.
»»»»»
Waktu makan malam datang. Semua sudah berkumpul di samping meja makan. Termasuk Andi. Tapi Andi dan Ana tidak berani mengangkat kepala sejak berada di meja makan. Bu Tari pun terlihat tidak berminat sama sekali melihat ke arah Andi.
"Ada apaan nih ? Kok suasana nya nggak enak gini dari tadi ?," tanya Roni yang tidak tau apa-apa. Begitu juga Reza. Dia menatap keluarga nya bingung. Sementara Romi dan Rendy yang sudah di beritahu Rama malas berkomentar dan memberitahu ada apa.
"Jadi gini, mulai hari ini dan seterusnya, Andi tidak akan tinggal disini, " jelas pak Tomi. Reza menatap pak Tomi shock, Roni sangat terkejut sekaligus senang karena dia tidak perlu mengkhawatirkan Ana lagi dan bu Tari tersenyum senang mendengar hal itu.
"Kenapa pa ?," tanya Roni penasaran.
"Karena... Ada suatu hal. Jadi Andi harus pindah dari rumah ini, "
"Suatu hal apa pa ?," Roni masih belum puas dengan jawaban yang tidak jelas dari papa nya itu. Pak Tomi melirik bu Tari.
"Karena Andi berpacaran dengan adik kalian...," Belum selesai bu Tari bicara, dua anaknya sudah terkejut duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya