Besoknya Ana kembali ikut Roni ke kampus. Seperti kemarin, Asa sudah menunggu di perpustakaan. Kali ini dia sudah membawa bekal yang dia masak sendiri untuk di makan bersama Ana. Sebenarnya Asa ini pandai memasak. Tapi jika dia ingin saja, dia akan memasak. Itupun pasti akan dia makan sendiri nantinya.
Asa menunggu cukup lama di perpustakaan tanpa tahu bahwa Ana dan Roni sebenarnya di ruang basket. Dan saat jam kuliah Roni datang, Ana di titipkan ke Niko dan Jhon yang kebetulan sedang tidak ada kelas. Tapi mereka di peringatkan jangan sampai Ana bertemu dengan Asa. Mereka menurut saja walau tidak janji.
Setelah Roni pergi, Niko ternyata mengajak Ana dan Jhon ke kantin. Ana dan Jhon menurut saja. Mereka bertiga pun melangkah ke kantin. Sementara itu di perpustakaan Asa masih berharap Ana datang. Dia berulang kali melihat jam dan melihat pintu masuk perpustakaan. Tapi Ana tetap tidak terlihat sedikitpun. Walau begitu Asa masih sabar menunggu.
Di kantin, Ana, Niko dan Jhon bertemu dengan Reza dan beberapa temannya. Mereka mengobrol sambil makan cemilan. Cukup lama mereka di kantin, hingga teman-teman Reza mengajaknya pergi. Reza pun dengan berat hati pamit pada Ana. Ana mengangguk. Reza dan teman-teman nya pun berlalu meninggalkan kantin.
Karena bosan, Niko mengajak Ana berkeliling kampus. Ana menurut saja. Jhon yang sedang malas pulang ataupun pergi keluar sendirian memilih ikut saja kemanapun Niko mengajak. Mereka bertiga pun melangkah meninggalkan kantin.
»»»»»
Asa yang merasa terlalu lama menunggu akhirnya memilih untuk mencari Ana. Tujuan pertama Asa adalah ruang basket. Dia berharap Roni tidak ada kelas dan mengajak Ana nongkrong disana. Tapi ternyata harapan Asa tidak terjadi. Ana dan Roni tidak ada disana. Kemudian Asa memilih untuk melihat ke kantin. Berharap mereka sedang sarapan atau sekedar membeli cemilan.
Tapi saat sampai di kantin, harapan nya hilang. Ana sama sekali tidak terlihat disana. Asa duduk di tempat yang tadi di duduki Ana. Sebuah kebetulan yang Asa tidak tau. Asa mengeluarkan kotak bekalnya. Dia menatap kotak bekal warna biru itu dengan sedih.
Dengan pelan dia membuka tutup kotak bekal itu. Hanya melihat masakannya, Asa langsung teringat pada Ana. Aneh memang Asa bisa mencintai seorang gadis yang berbeda 4 tahun darinya. Bahkan dulu Asa melihat Ana yang masih berumur tiga tahun dengan penuh cinta. Entah apa yang membuatnya sangat mencintai gadis itu sejak kecil. Gila memang. Tapi itulah yang terjadi. Dan sekarang saat Asa sudah melihat Ana yang bertambah dewasa, cinta Asa semakin berkembang.
Asa memakan bekalnya dengan mata tertutup. Membayangkan Ana ada di hadapan nya dan mereka sedang makan bersama. Sungguh menyenangkan rasanya walaupun cuma membayangkan. Asa kemudian membuka mata. Walau sebenarnya dia sadar sepertinya untuk mendapatkan Ana sekarang tidak mungkin, tapi Asa tidak akan berhenti berjuang. Asa akan terus berusaha supaya Ana bisa jadi miliknya.
»»»»»
Setelah lelah berkeliling, Niko, Ana dan Jhon kembali ke ruang basket. Sambil menunggu Roni, Niko mengajak Ana main basket. Ana setuju walaupun dia tidak bisa main basket. Mereka berdua melangkah duluan ke lapangan basket sambil membawa satu bola basket. Jhon dengan malas mengikuti mereka berdua.
Selesai makan, Asa kembali ke ruang basket. Tapi karena sepi, Asa memilih pulang. Beberapa menit setelah itu, Niko, Ana dan Jhon kembali ke ruang basket. Benar-benar hari itu mereka berdua di buat susah. Setelah dua hari bertemu, mereka harus di jauhkan lagi.
»»»»»
Besoknya, Asa menunggu Ana lagi di perpustakaan. Tapi saat melihat jam masuk kelas Roni sudah lewat, Asa segera menuju ruang basket. Kebetulan ada teman-teman nya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya