Aku bahkan menjadikanmu satu-satunya cinta dalam hidup ku.
~ Pelangi ~
Maaf jika selama ini rasa ku menipu.
~ Langit ~
Setelah Ulangan nya selesai, mereka seperti terbebas dalam penjara, penjara sejarah yang aneh.
" Astaghfirullah..., jawaban gue semuanya nalar, guys " kata Glen.
" Segitu gak taunya lho sama jawabannya " Cika pun nyeletuk.
" Ya... Gitu dech. Ada satu soal yang susah banget gue nalar, kamu tau gak Vi...? Tugu pahlawan itu ada di mana...?, dan peristiwa hari pahlawan itu tanggal berapa ? " Tanya Glen pada Canvi.
" Itu mah gampang Glen, Tugu pahlawan itu ada di Surabaya "
Kalimat Canvi terpotong oleh kalimat Reno." Dan peristiwa kejadiannya tanggal 10 November 1945 " penjelasan Reno dengan senyuman maskulinnya.
" Wuiihh..., kompak banget sich.? Jadi pengen " Canda Varen.
" Lho sama gue aja " Viko pun melancarkan aksinya memegang tangan Varen.
Varen pun langsung menepis tangan Viko, merasa di kacangin Boby menyambungkan suaranya.
" Emang jawaban lho apa Glen "
" Jawaban gue jauh banget dari kata benar, jawaban gue itu tugu pahlawan berada di Jakarta dan tanggal kejadiannya 1 Dulhijjah. Pas bulan lagi terang terang nya gitu. heheheh " tawa Glen tanpa beban membuat semuanya terbahak-bahak.
" Huaaakkakakka....., sumpah gue ngerasa gue udah bego, ternyata masih ada yang bego an dari gue, hahhahahahahhah" Boby menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan tertawa jelas keriangan. yang lain juga tak kalah heboh seperti Boby.
" Kadang gue berfikir Glen, kok hidup yak orang kayak lho, " kalimat Viko pun membuat semuanya pada tertawa.
" Tau tuch si Glen, di kira monas kali ada di Jakarta " sambung Varen.
Canvi pun ber argumen.
" Haduhhh..., udah-udah guys jangan tertawa terus, nanti malah nangis-nagis lagi. Lagi pula kasian Glennya. " penuturan Canvi cukup berdampak pada semuanya, terutama Boby yang tertawa hak jelas di bawah kini telah bangkit." Ya udah dech..., gue bakal belajar. Ajarin gue ya Vi..., lho kan pinter banget kalo soal sejarah " melas Glen.
Semuanya menahan tawa, melihat temannya yang satu ini mengerutkan semua wajahnya.
" Tunggu-tunggu dulu, gue heran sama lho. Cita-cita lho apa sich Glen.. ? " Tanya Reno serius.
" Gue pengen jadi pilot " dengan bangganya.
" Hah..., lho mau jadi pilot..?, gak salah denger gue. Lho tau gak pilot itu harus fasih bahasa Inggris, pinter, ganteng lagi. Emang di diri lho udah ada kriteria kayak gitu " sambung Varen tak percaya.
" Ya..., gue pasti usaha lach, emang ke tampanan gue gak setara apa sama ganteng nya Reno "
" Huh... jauh benget, ibarat kata Reno itu Matahari dan lho cuma lampu. Lampunya gak hidup lagi. " lagi-lagi mereka semua tertawa dengan mulut encer Varen.
Saat keadaan seperti ini yang di bully hanya bisa diem, dengan bully an teman-temannya ini. Hubungan pertemanan mereka sudah seperti saudara sendiri, dimana ada yang di bully, sekeras apapun bully an itu. Tak pernah sekali Glen ambil hati. Karena menurut Glen, jahat nya sahabat, sebaik-baik nya orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TE ODIO
Teen Fictionkarena sesuatu yang terlupakan... tidak untuk di ulang.... Lagi...lagi... dan lagi... #canvi-candi Langit, sebuah latar Tuhan yang menjadi takhta semua keindahan. Tanpa langit bintang tak bertebar dengan indah. Tanpa langit bulan tak bersinar dengan...