45. Stranger

2 0 0
                                    

Sama halnya dengan Novel yg selalu kamu baca, manusia cuma bisa berspekulasi, selebihnya Sang Penciptalah yang akan Menentukan.

~ langit ~

Setelah kejadian kemarin Canvi tidak ingin ke tempat itu lagi, karena tempat itu mengingatkannya akan kenangan lalunya, bukankah jika kita sudah melupakan pantang bagi kita mendatangi tempat yang membuat kita membuka kembali putaran masa lalu itu.

Itu juga yang akan Canvi lakukan, saat ini Dia sudah memiliki Reno, dan Dia milik Reno. Yang benar saja Canvi akan menduakan Reno dengan Langit, ingat !! Masa Lalu diciptakan untuk pelajaran di masa depan, dan bukan untuk di kisahkan lagi .

Jika saja keadaan Canvi amnesia dan hidup dengan cerita yang baru, mungkin sekarang Dia tidak akan pernah mengenal yang namanya Masa Lalu.

" Pusing ... " Nyeri Canvi memijit di kedua ujung matanya.

Hari ini sepulang sekolah kepala Canvi berdenyut dan berputar, seakan semuanya suram. Sakit kepala, Canvi sangat tidak menyukai sakit kepala, karena itu membuat fikirannya tidak bekerja dengan optimal tapi jika saja sakit kepala itu membuatnya Amnesia selamanya, sudah pasti Canvi akan sujud syukur kegirangan. Sayangnya itu hanya ilusi dan tidak akan pernah terjadi.

" Di minum obatnya non " Kata bibi sambil membawa segelas air putih dan sekotak Obat P3K.

Canvi mengangguk pelan, menyenderkan tubuhnya dan meraih benda kecil bulat yang jelas rasanya pahit.

" Obat ini bisa nyembuhin rasa sakit di seluruh badan, lalu kenapa Obat ini gak bisa nyembuhin sakit hati Aku... " Lirihnya kepada Obat itu tapi justru Sami tersenyum senyum melihat kelakuan Canvi.

" Non Canvi patah Hati "

" Hah " Canvi baru nyadar dari lamunannya, benar-benar tidak bisa mengontrol.

" Ia, tadi Bibik denger kalo Non Canvi patah hati, Non tau obat patah hati itu adalah hati non sendiri, kalo non Canvi berkeinginan sembuh, maka hati non Canvi gak akan sakit lagi, tergantung usaha dan kemauan non Canvi. " Kata Bi Sami memberikan sedikit arahan.

Canvi tau itu, tapi jika sakit itu belum juga sembuh dan bahkan sampai saat ini Dia harus bagaimana lagi. Kemarin saat Dia jadian sama Reno Dia bisa dengan mudah melupakan Langit, lalu sekarang disaat Dia mendatangi tempat yang berhubungan dengan Langit, memory itu dengan mudah terputar kembali, dan sekarang Canvi bingung, apa perasaannya pada Reno sebuah ketulusan atau hanya pelarian semata.

" Gue gak ngerti " Kata Canvi menggerutu sendiri.

Varen.

Turun ke bawah, cepetan Bule..!!

Manusia itu lagi, siapa lagi kalau bukan Varen, sahabat paling nyebelin tapi ngangenin, sahabat paling comel tapi paling dicintai.

Di bawah Varen telah duduk manis lengkap dengan ransel dan buku-buku nya, penampilannya saat ini sudah seperti orang yang lagi kabur atau gak di usir dari rumahnya. Dia membawa barang sebanyak itu, gak salah lagi Varen pasti akan memohon-mohon nginep di rumah ini, beralasan kalau Nyokap Bokapnya keluar kota.

Canvi mendekati Varen yang duduk manis di Sofa, Gadis itu sudah seperti berada di rumahnya sendiri, benar-benar tidak sopan, tapi itulah Varen jika sudah berada di rumah Canvi.

" Lho ngapain di sini, diusir Lho " Ucap Canvi menaikkan kedua alisnya.

Varen langsung melototkan matanya, menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.
" Lho fikir Gue anak buangan yang gak akan di sayang in sama Bokap  nyokap Gue " Ujar Varen nantang.

" Gue kesini mau nginep di rumah Lho, tiga hari lah..!! Di rumah Gue takut sendirian, lagian Nyokap Gue udah bilang kok Ke Tante Vika dan Dia ngizinin " Kata Varen menjelaskan.

Percuma, Canvi debat hari ini percuma saja, kepalanya sudah cukup panas mendengar suara Sahabat nya yang kian menusuk ke syaraf kepala, Dia langsung ke atas dengan wajah yang masih lemas.

Varen menatap kepergian Canvi nanar.
" Katanya Lho sakit Vi ?? " Teriak Varen dari bawah tangga.

Canvi terus saja berjalan menuju ke arah kamarnya, dalam batinnya Dia berkata.
" Terserah Lho Ren... "

Varen merapikan pakaian dan beberapa buku pelajaran ke nakas disamping tempat tidur Canvi, karena dalam 3 hari ke depan Varen akan menginap di Rumah Canvi. Saat ini Canvi sedang tiduran memijit pelipisnya dengan kedua tangannya sambil menatap Varen horor.

Varen yang merasa tatapan Canvi aneh langsung menegor Canvi.
" Woyy Lho kenapa, gak ikhlas banget Gue disini !! "

Canvi memejamkan matanya sesaat, mencoba untuk menstabilkan pikirannya, lalu Dia kembali membuka matanya.
" Jangan berisik, ini kamar Gue !! " Tegas Canvi dengan suara sangat lemas.

Varen menghampiri sahabatnya itu, ditaruhnya punggung tangannya di kening Canvi, yang Varen rasakan adalah Kening Canvi tidak panas, kenapa Dia sakit kepala begini.

" Lho sakit kepala, apa sakit hati ? " Tanya Varen yang saat ini duduk bersila di bibir ranjang Canvi.

Canvi mengerutkan dahinya tak mengerti dengan pertanyaan Varen.
" Ya sakit lah "

" Ya karena apa sakitnya Canvi, gara-gara Reno ? "

Yah perkiraan Varen sangat salah ternyata.
" Gue baik-baik aja sama Reno, tadi Dia kesini nitip buah sama Bi Sami "

Varen hanya menghela nafasnya gusar, batinnya berteriak Terserah Canvi lah, suka-suka Dia.

Canvi menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, sudah menjadi kebiasaan Gadis itu jika Dia ingin tidur maka Dia akan menutup seluruh tubuhnya.

Akhir-akhir ini Reno sering sibuk sama Lomba Basket dan persahabatan antar sekolah, jadi Canvi jarang sekali di jemput sama Reno, karena Cowo itu telah mendapatkan dispensasi setiap kali Dia ikut Lomba.

Trovilet selalu berhasil dalam berbagai macam Lomba, seperti Bulu tangkis, di bidang seni, apalagi Ekskul prioritas sekolah yaitu Basket, karena gak ada ceritanya Tim Basket Ttovilet membawa kekalahan.

*****

" Kita pulang kemaleman nih " Kata Reno yang mengusap bagian atas rambutnya.

Viko hanya mendengarkan, Dia ingin menjawab tapi seseorang dengan sigap langsung menyambung pembicaraan Reno barusan.
" Kalian Cowo, ngapain takut pulang malem ? " Kata Cowo tinggi berbadan atletis itu.

Viko menoleh ke sumber suara, dari suaranya Dia mengenali pemilik suara itu, suara itu sempat bergema di telinganya tepatnya 3 tahun yang lalu. Suara itu suara nya...

" Woy Bro.... ini Lho, Lho udah balik lagi ke sini, wah makin ganteng aja sih " Kata Viko yang kegirangan melihat cowo yang akrab sekali dengannya di masa lalu waktu Viko SMP, saking senangnya Viko langsung merangkul tubuh cowo itu ke dalam pelukannya. Sedangkan Reno hanya Diam tidak tahu ingin mengobrol apa.

Malam ini Reno mulai mengenali cowo itu, cowo itu sahabat karibnya Viko.

Akhirnya mereka saling mengobrol satu sama lain, bercerita tentang seputar basket dan semua yang berhubungan dengan Olahraga, Reno baru menyadari kalau Cowo itu tipekal Cowo yang sangat mudah bergaul dengan sekitarnya, jangankan lingkungan, ke orang yang pertama kali ditemuinya pun Dia jadi sangat Akrab. Keinginannya untuk tidak pulang malem, hanyalah kata-kata saja, karena sekarang mereka berdua telah tetjebak dalam pembicaraa malam ini.

🎸🎸🎸

Duh siapa lagi yah kira-kira...??
Ada yang bisa nebak gak sahabatnya Viko itu siapa..??
Kalo ada yang tau Coment di bawah ini yah ???
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Atau follow dulu Instagram nya Author.
Difla_Leodi

😅😅😅

Salam rindu Langit.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang