44. Pyramid Kaca

4 0 0
                                    

Untuk apa bertahan kalo orang nya gak Peka !!
Untuk apa berjuang kalo orang nya Gak ada !!💕

~ Pelangi ~

Kini Pelangi itu telah pergi, telah menemukan cinta yang sejati dan tidak ada lagi Langit di sisi.

~ Langit ~

Pagi ini mentari Bersinar dengan sangat terangnya, hingga panasnya saja sangat menyengat di kulit. Siang ini Canvi ada acara dengan Varen, mereka ingin membahas tentang organisasinya.

Canvi terus saja mengusap-ngusap kulitnya karena panas matahari siang ini.

Suara langkah kaki terdengar jelas di telinga Canvi, Canvi mengenali suara langkah itu.

" Kamu pake jacket Aku aja " Kata cowo itu sambil mengulurkan jacket merahnya. Ya Canvi menerima jacket pemberian Reno.

" Kamu pulang sama Varen kan..?, " Lanjutnya.

" Ia Aku pulang sama Varen, tuh anak lama banget sumpah ! " Gerutu Canvi mencurahkan unek-unek nya pada Reno.

" Apa perlu Aku temenin " Kata Reno sambil bercanda.

" Ieh Reno, gak usah lah. Aku udah Gede tauu !! Udah sana gih pulang, motor Kamu mana ? " Elak Canvi sebisa mungkin supaya Reno cepat pergi dari sampingnya, jika Reno bisa mengetahui perubahan apa yang sudah terjadi pada wajah Canvi saat ini, pasti dia akan sangat malu.

Reno mencubit ujung hidung Canvi dengan pelan, tidak menimbulkan bekas sedikitpun.
" Salting nih.., nyuruh Gue buat cepet-cepet pulang "

Canvi menaruh kedua tangannya di pinggang.
" Salting apaan, hehehhe gak lah " Canvi berusaha menciptakan seutas tawa di wajahnya, padahal sekarang dirinya benar-benar salting kalau Reno selalu saja beringkah seperti itu.

Canvi langsung melihat ke arah Varen yang berjalan dengan Viko dan Cika di samping Varen.

" Lho pulang sama Gue Vi " Kata Varen kembali mengingatkan.

Canvi mengangguk.
" Ia Gue pulang sama Lho "

" Yah gak sama Varen deh hari ini, pacar sama pacar lagi minta jalan berdua, yaudah pacar dan pacar yang satunya juga bisa hidup rukun sejahtera berdua. Ayok Ren " Kata Viko memelas dengan wajah di tekuk menarik tangan Reno supaya segera menjauh dari pacar masing-masing, mereka harus ngerti kalau kesibukan tiap orang berbeda beda.

Cika, Varen dan Canvi saling tatap. Canvi yang pertama memutuskan tatapan nya terlebih dahulu.
" Lho pulang sama Kita kan Cik ? "

" Ia Gue pulang sama kalian, eh tapi Gue langsung pulang ya, soalnya di rumah Gue ada acara ritual-ritual gitu dan Gue harus cepet pulang "

" Kuno banget keluarga Lho !" Cibir Varen membuat Cika kesel.
Kalau bukan karena Canvi yang posisinya di tengah Cika pasti sudah memberikan tatapan mautnya.

Apa kalian tau, persahabatan mereka terdiri dari tiga orang tapi yang selalu bersama cuma dua, Canvi dan Varen saja, lantas kemana Cika nya ??
Seperti biasa, gadis itu akan menjawab dengan semua ritual-ritual aneh keluarganya. Benar-benar aneh bin unik.

Cewek itu melangkah pergi seiring detik berjalan. Canvi dan Varen menatap kosong kepergian Cika. Varen berjalan dan Dia melihat sepucuk surat di selipan Ransel Canvi, Varen mengambil surat itu, memberikannya pada Canvi.

" Paling juga pengagum lho, nich " Kata Varen memberikan surat itu.

Canvi mengambil surat itu dan membacanya, dan ternyata perkiraan Varen salah, surat itu bukan dari Pengagumnya melainkan dari pacarnya.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang