40. Mentari Siang

4 1 0
                                    

Teruslah disini, buatlah Aku menyadari bahwa Langit itu memang tidak nyata. 💕

~ Pelangi ~

Siang ini kepala Canvi sudah seperti bom waktu yang akan meledak, bagaimana tidak kali ini Dia di haruskan mengerjakan Tugas Matematika nya sendiri. Karena kemarin fokus nya di Olimpiade, banyak sekali tugas Canvi yang ketinggalan. Biasanya Varen yang akan membantunya tapi kali ini Gadis itu tidak memunculkan sekilas wajahnya saja, mungkin saja Dia sedang tidak masuk.

Canvi menempelkan Bolpoin ungu itu itu di jidatnya, mengetuk-ngetuk jidat nya sambil berkata sendiri.
" Otak..., kenapa Lho bego banget dalam rumus ini sich, Ah Gue tahu Lho kayak gini karena Lho emang pelupa. Tapi kenapa pelupanya dalam hal ini...... " Geram Canvi mengatai dirinya sendiri.

Otaknya sangat kinclong, tapi jika berurusan dengan -, + akar dan Pangkat atau semua yang berhubungan dengan hitung menghitung Canvi akan angkat tangan.

10 menit, 15 menit, Canvi tidak menemukan jawaban dari soal itu.

" Salah apa benar yah ? "

" Kenapa ? " Tanya Reno mengejutkan Canvi saat ini.

Dengan gaya yang sama Canvi memutar-mutar bolpoin nya sambil berkata.
" Aku gak tahu Ren.... "

Reno hanya geleng-geleng tak jelas jika melihat Canvi frustasi seperti ini.

Tanpa aba-aba dan komando apapun, Cowo itu mengambil Bolpoin tersebut dari tangan Canvi, berusaha memahami soal Matematika itu dan mengerjakannya. Tak butuh waktu lama Reno telah menyelesaikan 10 soal uraian Canvi.

Canvi melongo tak percaya, Canvi tahunya Reno sama sepertinya tidak pandai dalam hitung-hitungan dan ternyata pandangan Canvi salah, Reno cukup pandai dalam bidang itu.

" Aku bingung sama pacar Aku yang satu ini, otaknya cemerlang tapi tidak pernah diasah dalam hitung berhitung " Senyuman itu terlihat jelas mengembang di wajah Kapten Basket itu.

" Aku gak suka Ren, katanya kalo seseorang sudah tidak suka maka jangan di paksa. Lagian apa gunanya sih belajar al jabar, pytagoras, dan ini lagi Salah-benar !! toh yang di pakai juga perkalian, tambah, kurang dan bagi. " jawab Canvi tanpa jeda sedikitpun.

Reno mengacak lembut kepala Canvi membuat Gadis itu memanyunkan bibir nya.

" Tapi tetep saja Kamu harus belajar Vi " Putus Reno menutup Buku itu.

" Ia ia Oke, Aku akan belajar tapi nanti Tuan Basket karena Aku tidak menyukainya " Tegas Canvi yang terdengar horor di telinga Reno.

" Aiisshh " Kata Canvi mengambil gulungan kertas yang sengaja di lempar kepadanya.

Canvi berdiri dan menatap ke belakang..
" SIAPA yang lempar kertas ini ? "

" Gue Vi, ish posesif banget sich Lho. Bagi donk Gue gak tahu nich " Kata Boby dengan suara sangat Toa.

Canvi melempar kembali gulungan kertas itu pada pemiliknya hingga mengenai tepat pada bagian depan kepalanya.
" Kalau mau liat ya ke sini " Kata Canvi menjulurkan lidahnya.

Cowo berpenampilan lucu itu langsung nurut demi kunci jawaban yang akan menyelamatkannya dari hukuman maut guru Matik, jangan sampai Boby di suruh menghitung jumlah jangkrik milik pak Kopsis Sekolah.

Ternyata Boby juga tidak masuk saat itu sehingga Dia juga ketinggalan dalam tugas ini, ya baguslah Setidaknya Canvi tidak sendirian saat mengumpulkan.

" Lho udah makan ? " Tanya Reno pada Canvi.

Canvi mengangguk.
" Udah "

" Itu surat apaan ? "

Canvi melihat ke ujung bangkunya, melihat kertas putih itu denga pita pastel folcadod.
" Oh, ini gak tau dari siapa paling juga dari Pengagum " Jawab Canvi enteng.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang