46. Spanyol

1 0 0
                                    

Kabar burung itu merusak otak Ku, menghancurkan pendengaran Ku dan juga Hati Ku.💕

~ Pelangi ~

Saya sudah pernah bilang, bahwa Saya akan datang. Tinggal menunggu waktu yang tepat saja.

~ Langit ~

Pagi ini Canvi bangun dari tempat tidurnya disambut cantik  oleh Sunrise. Pagi ini Canvi akan berangkat ke Spanyol, mungkin dalam tiga hari kedepan Canvi akan cuti sekolah dulu

" Masak Lho mau ninggalin Gue sih ? Gue takut tinggal sendirian di sini Bule !! " Ucap Varen yang merasa terancam sekarang.

Canvi memasukkan pasport luar negeri nya ke dalam Tas kecil yang melingkar miring di bahunya.
" Cuma tiga hari Ren dan Gue bakal balik lagi ke sini "

" 3 hari Lho bilang cuma, teganya dirimu Canvi. Malah tadi Nyokap Gue bilang untuk satu minggu lagi cutinya. Terus Gue sama siapa ?? " Rengek Varen yang jelas tidak mau jika Canvi pergi apalagi Dia di rumah nya orang sendirian, hanya ditemani Pembantu dan Satpam Kompleks, bisa Bourinh Varen.

" Disini sama Bibi Gue, di depan ada Pak Satpam juga, hidup Lho itu gak sepi-sepi banget Ren, udah lah gak usah drama, Lho jagain aja rumah Gue dengan baik dan jangan lupa juga Gue izinin cuti sekolah ya ? "

Canvi masih kefikiran tentang Varen yang tidur sendirian di rumahnya, Dia tau sendiri kalau Varen paling takut jika berhubungan dengan kesepian, beneran Varen lebih suka yang rame dan heboh dari pada sunyi senyap seperti ini.

Hari ini Varen berangkat ke sekolah bersama Viko, di kelas pun Dia hanya mengobrol dengan Cika, gak se asyik Canvi yang akan dengan mudah diajak ngobrol. Jika mengobrol dengan Cika harus berwudhu dulu. Kalo dengan Canvi beda, yang penting nyambung dalam semua pembicaraan dan jangan lupa Ratu Drama, drama selalu membuat Varen memikirkan Canvi.

Sedangkan Canvi, Dia sedang berada di Hospital milik Papa nya, Grandpanya dirawat di sana. Benar saja kata Vika kalau keadaan mertuanya saat ini memang menurun, Canvi menatap iba kepada laki-laki yang tua renta itu, laki-laki yang dulu selalu bersama Canvi dalam masa kecilnya. Canvi mendekatkan tubuhnya ke arah Granpa nya.

" Grandpa Apanya yang sakit ? " Canvi memagang tangan Lelaki itu yang bebas dari infus.

Lelaki itu hanya tersenyum, mencoba mengelus pipi Canvi dan Dia menangis.
" Grandpa jangan nangis, Canvi di sini kok ? Nanti juga bang Revan pasti dateng " Ucap Canvi menenangkan.

Freddy merangkul Vika dalam pelukannya, Vika tidak bisa melakukan apa pun saat ini, Dia hanya bisa berdoa dan meminta semoga mertuanya di berikan umur yang panjang.

" Grandpa sayang Canvi, gimana Canvi sekolahnya baik-baik saja kan ? Canvi harus giat sekolahnya biar nanti kalo udah lulus kuliah di sini, dan tinggal bersama sama dengan Grandpa kayak dulu " Kata lelaki tua itu dengan bening bening air membasahi kelopak matanya.

Canvi mengangguk pelan, Canvi tidak ingin kehilangan Grandpa nya, tidak Canvi tidak ingin. Dia adalah sosok yang sangat menyayangi Canvi jadi Please Tuhan panjangkannlah umur Grandpa.

Sehari, Dua hari, tiga hari telah berlalu Canvi terus saja berkutat dengan obat-obat di tangannya untuk Grandpa nya, dan hari ini Grandpa bisa pulang, karena kondisinya sudah mulai membaik, Canvi sangat senang hari ini Dia pun memeluk Grandpa nya dengan sangat pelan.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang