16. Ku Sebut itu Perhatian

19 2 0
                                    

Jika dalam hidup kita yang men Sken, lalu kenapa harus ada rasa yang rumit ini...? 💕

~ Pelangi ~

Jangan salahkan cinta untuk urusan ini, jika kamu sendiri masih salah sangka pada saya.

~ Langit ~

3 Mengapa Untuk mu...!
Jika aku di sini, Mengapa hatimu masih untuk dia..??
Mengapa cintamu masih untuk dia..??
Dan Mengapa hidupmu tidak bisa lepas dari dia..??
Dia..., yang aku sendiri tidak tau raga nya.

~ Reno ~

Kok Ribet ya...??? 😯

~ Author ~

" Canvi..., lho nanti sore ada kerjaan gak...?? " Tanya Gio pada Canvi saat dia melangkahkan kakinya untuk pulang.

Canvi pun menoleh. " Kak Gio.. "
" Em.., gimana ya..??, nanti sore gue udah ada janji sama Varen dan Cika, gimana kalo besok kak..?? " Kata Canvi dengan santun.

Gio hanya menjawab dengan senyuman. " Tidak papa, gue berangkat sendiri aja, gue tadi mau ngajak lho biar bisa tukeran pendapat gitu. " Gio pun menyudahi maksudnya. " Ya udah gue balik dulu " Gio celinguk melihat kanan kiri dan samping " lho pulang sama siapa...??, ayo pulang sama gue aja " Tawar Gio pada Canvi.

" Gak usah kak, gue dengan Varen. Dia mungkin lagi menuju  kesini. "

" Yakin.., lho sendirian di sini..?? " Gio pun kini mengangkat sebelah alisnya.

" Gak papa kok kak, tuch ada mang Maman di Gerbang. "

Tapi sepertinya Gio tidak ingin melihat Canvi sendiri, dia pun memilih untuk menemani Canvi saat itu.
" Ya udah, gue di sini aja temenin lho.. " kalimat yang di ucapkan Gio sangat manis, untuk seorang Canvi, tapi entah untuk yang ini dia peka atau enggak. Tak bisa berkata apapun, Canvi membalas nya dengan senyuman.

Banyak hal yang mereka omongi berdua, mulai dari bagaimana Gio saat dipilih jadi ketua OSIS, terus bisa selesai in semua urusan-urusan OSIS dan juga jadi Kakak kelas yang pemikirannya dewasa.

" Gak ribet emang ya kak..? " tanya Canvi pada Gio.

" Awalnya sich gue rasa beban ini berat banget, tapi setelah biasa ya gue enjoy aja. " pukas Gio.

Canvi mengerti apa yang di katakan Gio barusan. Memang benar semua nya jika tidak di lalui akan terlihat sulit. Tapi kalo kita jalani, maka semuanya akan terasa ringan.

Dari arah utara, nampak dua siswa yang sejak tadi Canvi tunggu.
" Lho ngapain di situ " Tanya Reno kasar.

Gio pun membalas pertanyaan dari Reno.
" Nungguin Canvi. "

" Gue dan Varen udah dateng. Sana lho pergi " menyuruh Gio untuk meninggalkan Canvi.

" Santai aja kali Ren gue pasti pergi. " jawab Gio santai, sambil berdiri mendekati Reno dan berkata dengan suara sangat pelan. " Gue pasti akan pergi, tapi bukan dari hidup Canvi. Karena gue suka Dia " Gio kembali menormalkan detak jantung dan ekspresinya, dia pun berpamitan pada Canvi. Sedang kan Reno, memasang muka keselnya di depan Varen dan Canvi.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang