22. Sensitif

10 2 0
                                    

Senyum adalah kebohongan terbesar yang sering aku lakukan💕

~ Pelangi ~

Solusi di ciptakan lebih dahulu sebelum adanya masalah, jadi tetap percaya bahwa setiap masalah beriringan dengan solusi.

~ Langit ~

Setelah lama di UKS, Canvi dan  Varen kembali masuk ke kelas. Di dalam kelas semuanya lagi bersiap-siap untuk pulang, bagitupun dengan Canvi dia langsung mengambil Tas nya dan kini melangkah kan kaki meninggalkan kelas, menghampiri Reno yang sedang menunggunya di luar kelas.

" Maaf Ren, udah buat lho nunggu.. " Kata Canvi menghampiri.

Cowo itu langsung melihat ke arah Canvi.
" Gak papa, gue udah terbiasa nunggu kok.. " Kata Reno jujur.

Senyuman itu hadir di bibir mungil Canvi, merekapun berjalan beriringan menuju tempat parkir sepeda motor di depan sana. Semua mata pasti iri melihat dua Couple ini, dimana  setiap cewe yang melihat pengen banget berada di posisi Canvi, begitupun yang cowo pengen berada di posisinya Reno. Keduanya cocok, cuma gak jadi-jadi.

Tanpa mereka sadari di tempat parkir itu sudah ada dua orang yang sedang berdebat satu sama lain.


" Lho pulang sama gue ... " Tarik Viko menyentuh tangan Varen.

Dengan sigap Varen memutar tubuhnya berhadapan dengan Viko.
" Viko, gue gak enak pulang sama lho " tolak Varen halus.

" Lho kan udah nerima gue, dan sekarang lho itu pacar gue, masak lho gak tau adab berpacaran.. Sich ?" ngotot Viko menjelaskan.

Canvi dan Reno tertawa kecil di balik sana, Canvi tersenyum senang melihat Varen yang melakukan tantangannya dengan baik, ya walaupun itu hanya TOD, tapi Canvi harap semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Tak ada pilihan lain Varen terpaksa menerima ajakan temennya Viko, ups... Maksud nya pacar.

Kini keadaan parkiran benar-benar sepi, hembusan angin sore ini sangatlah dingin, musim hujan tak selalu menguntungkan. Ada saat nya hujan itu menyakitkan.

Reno mengambil Helm di belakang, setelah dia memakai helm nya, Reno pun mulai men strater motor kawasakinya. Tak lupa Reno mengambil Helm yang satunya, dan menyuruh Canvi untuk memakainya.

Pada saat Canvi ingin mengambil helm itu..
" Canvi.., tangan lho... kok merah gitu, lho kenapa..?? " tanya Reno serius dan langsung mematikan motornya.

Canvi merasa tidak enak jika dia harus merepotkan Reno lagi.
" Enggak, gak papa cuma alergi aja. "

" Alergi rumput yang tadi, padahal kan udah pake sarung tangan. " Serius Reno menatap Canvi.

" Gak papa, memang tangan gue aja yang sensitif." elak Canvi langsung memakai helm yang di kasih Reno, seraya menaiki motor mewah itu.

Reno hanya bisa menghela jelas di dekat Canvi, keduanya sama-sama pergi.

***
Canvi menaruh tas nya di meja belajar violet itu, dia tak lupa langsung mengoleskan tangannya dengan obat yang biasa Canvi pakai saat alerginya kambuh.

" Taruhan apa sich... Yg di maksud Salsa gue masih gak ngerti.. "

Canvi kembali mengingat seraya mengulang ngulang kalimat yang di ucapkan Salsa tadi. Tidak membutuhkan waktu lama, Canvi mulai mengerti maksud Salsa tadi.

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang