23. Jalan Bareng

9 3 0
                                    

Jika melupakan orang yang pernah singgah di hati sama dengan membalikkan telapak tangan, maka tidak akan ada orang yang patah hati di dunia ini.💕

~ Pelangi ~


Tak berhenti di situ, Canvi terus saja memeluk Boneka kesayangannya itu, sebenarnya Canvi tidak menyukai Boneka hanya saja boneka itu kenang-kenangan dari Grandma nya dulu waktu Grandma Canvi masih hidup.

Suara motor sangat terdengar di telinga Canvi, Canvi cukup mengetahui suara motor itu. Yang dia fikirkan saat ini adalah, bagaimana jika nanti Revan mengetahui tangan nya, bagaimana jika nanti Revan justru bilang sama Vika...

Karena takut...malam itu Canvi tak berani untuk keluar kamar, dia memilih untuk tiduran di ranjangnya dengan telinga tersumbat handsed. Canvi hanya berharap cara ini dapat berjalan dengan lancar. Namun, Canvi melupakan 1 hal dan itu membuat Canvi terperanjat.

" Astaga Bik Sami..., jangan-jangan dia bilang ke Abang... " Khawatir Canvi.

Saat Canvi berdiri dan ingin memperingati Bik Sami, Revan lebih dulu membuka pintu kamarnya.
" Mau kemana... " Tanya Revan.

Canvi tak menjawab, dia justru kembali duduk di bibir Kasur nya.

" Lihat tangan nya " Revan kini mengangkat kedua pergelangan Canvi. Canvi hanya diam melihat Revan meneliti dengan sangat seksama.
" Pegang yang berdebu ya... ? "

Tuch kan bik Sami pasti bocor....

Canvi menatap lurus Revan, dia pun bingung mau mengatakan apa.
Astaga Canvi mengingat sesuatu, katanya jika seseorang sangat serius, maka kita jawabnya harus becanda, biar gak jadi tengkar... !!
Dan kini Canvi malah tersenyum manja, pura-pura tidak terjadi apa-apa, Canvi mengubah alur cerita yang sedih menjadi bahagia. Seperti ini..

Cengengesan...

" Kok senyum sich, pertanyaan abang gak di jawab malah senyum. Gak jelas nich anak.. " Pegang Revan menyentuh jidat Canvi. " Lho sakit.. "

Canvi langsung menepis tangan Revan.
" Apaan sich bang..., lebay banget. Gue sakit tapi sedikit, dan sekarang udah gak sakit. Kan udah ada abang yang pijit " Canvi langsung memeluk Revan.

Revan benar benar terkejut melihat kelakuan Adiknya itu.
" Aneh..  Gak jelas ni anak " Ucap Revan mencibir adiknya itu sambil menyentuh puncak kepala Canvi.

Suhu tubuhnya tidak panas..ya hal itu yang dirasakan Revan saat ini, dia cukup mengerti dengan apa yang di lakukan Canvi. Canvi cukup pandai dalam memainkan drama ini.

Canvi mencium bau-bau kecut di sekitarnya, setelah sadar dia langsung melepaskan pelukannya dari Revan.
" Ih .. Bau kecut, cakep-cakep gak mandi, jorok. Udah sana pergi-pergi pergi... " Kata Canvi menutup hidung nya, sambil mengarahkan Revan untuk keluar dari kamarnya.

Revan memang begitu, orang nya memang humoris, tapi di waktu tertentu dia akan menjadi orang yang sakratis, terlebih jika berhubungan dengan keadaan Canvi.

***

Di Kantin sekolah, dua orang sedang menikmati makanannya sembari membincang bincangkan sesuatu ,Suasana Kantin yang saat ini memang tidak rame seperti biasanya tapi juga tidak sepi, Reno dan Canvi saat ini sedang menyantap makanan nya sejak tadi.

" Pelan-pelan makannya, entar keselek.. " Kata Reno.

Canvi menghentikan makannya dengan mulut dalam keadaan penuh.
" Ganggu..!! "

Reno justru tertawa melihat Gadis di depannya ini.

" Gue minta maaf ya Vi, tentang masalah taruhan itu. Gue ngaku salah, gak seharusnya gue...... "

TE ODIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang