Langitku Kembali Cerah

6.1K 572 23
                                        

Sejak sesi curhat-curhatan di halaman sekolah Navyn, aku dan dia menjadi semakin dekat. Kami semakin mengetahui pribadi masing-masing dan senang menghabiskan waktu bersama saat ada waktu luang.

Yang selalu membuatku kagum sejak pertama kali kami bertemu adalah Navyn sangat ahli mengimbangi pemikiranku dan sifatku. Menurutku dia anak yang sangat pintar dan juga memiliki banyak bakat.

Dia mahir nge-dance dan aktif di sebuah sanggar menari. Dia juga sangat-sangat cerdas di sekolahnya. Dari ceritanya, aku tahu dia tidak pernah keluar dari tiga besar di kelas.

Tahun ini Navyn baru saja naik ke kelas 11, dan dia sudah sering sekali membicarakan mimpinya untuk melanjutkan kuliah di Universitas favoritnya.

Tapi entahlah, mendengar impian-impiannya seketika aku merasa sangat sedih.

"Sejak kecil aku sudah sering mimpi bisa kuliah di luar negeri, Kak. Entahlah, mungkin Prancis atau Jepang." Ujarnya dengan mata berbinar.

"Aku sejak SMP udah les bahasa Prancis loh, Kak. Kalau Jepang aku baru mempelajarinya dari google."

Navyn tertawa renyah sekali. Mata sipitnya membuatku gemas.

Saat itu aku sedang berada dirumahnya, sedang menemaninya membuat PR di malam minggu.

Aku selalu senang bila Navyn tidak memiliki acara saat weekend, bagiku itu adalah kesempatan untuk mengajaknya 'kencan'.

Haha.

Sebenarnya kami ini sudah seperti Kakak-Adik. Dimana sang Adik adalah seorang anak yang selalu galau dengan kekasih tidak jelasnya yang hingga sekarang entah berada dimana, dan sang Kakak adalah seorang petualang cinta yang dalam sebulan bisa dua sampai tiga kali putus-ganti putus-ganti dengan orang yang berbeda-beda.

Aku sudah tidak paham lagi dengan diriku sendiri, entah mengapa aku selalu saja gagal dalam menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki ataupun perempuan.

Beberapa hari yang lalu aku baru saja memutuskan Nira, menurutku Nira sangat menarik dan tipe gadis yang sangat perhatian, aku mengenalnya dari temanku yang bekerja di sebuah café. Nira adalah sahabatnya, dia sama sepertiku yang sudah beberapa kali berpacaran dengan laki-laki dan perempuan.

Kami merasa cocok sekali, sampai pada akhirnya aku menyerah karena tidak tahan dengan sindiran teman-teman Nira yang tidak menyukaiku entah karena apa.

Dan terkadang karena berada di posisi yang tidak enak alias ditengah-tengah, Nira suka lupa untuk membelaku, dia lebih sering mendengarkan ucapan teman-temannya yang tak jarang berlebihan dalam menjelek-jelekkan aku.

Sialnya, aku selalu membanding-bandingkan siapapun kekasihku saat itu dengan Kiki. Lagi-lagi Kiandra Larasati. Belum ada satupun perempuan yang kukenal yang bisa menggantikan kesempurnaan Kiki dalam hatiku. Dia terlalu istimewa.

Walau keputusan besar sudah kuambil, tidak mudah bagiku begitu saja melupakan Kiki dan kenangan-kenangan kami. Harus kuakui aku masih sangat mencintainya, sekalipun sungguh aku tidak ingin berhubungan dengannya lagi.

Aku anggap ini konsekuensiku, semakin aku mencoba berhubungan dengan orang lain, semakin dalam bayangan Kiki merasuk ke rongga jiwaku. Dan itu seringkali menyakitkan.

Ya Tuhan, datangkanlah sosok yang baik seperti Kiki untuk hidupku, Tuhan.

Tolong kirimkan dia yang bisa membahagiakan hati dan jiwaku seperti yang Kiki lakukan dulu. Tapi tolong jangan kirimkan orang yang sudah memiliki pasangan seperti Kiki, ya Tuhan.....

Entah sudah berapa ribu kali aku berDoa seperti itu kepada Tuhanku.

Sampai pada akhirnya aku menyadari, jawabannya sudah ada dihadapanku sejak lama, yaitu Navyn.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang