Apartemen Navyn, 08.49 PM
ADARA's POVAku menyesap kopiku perlahan, kedua alisku bertaut sesaat begitu merasakan pahitnya cairan hitam itu menelusuri tenggorokanku. Kuletakkan cangkir kopi itu ke atas meja dan lalu aku kembali bersandar di pagar balkon sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahku.
Dingin. Aku bersedekap menahan terpaan angin pada tubuhku.
Sedetik kemudian aku terpejam, tanpa diminta, pikiran nakalku kembali melayang pada kejadian di butik pagi tadi, dimana aku telah 'menyerahkan diri' (lagi) kepada Kiandra.
Masih jelas terasa saat bibir lembut Kiki menyentuh bibirku. Dia begitu mahir, masih sama seperti dulu. Aku membiarkan lidahnya menari-nari mengelilingi langit-langit mulutku, memaksaku ikut membalas mengulum lidahnya hingga aku kehabisan oksigen. Akupun dengan pasrahnya membiarkan tangannya bergerak ke segala arah pada tubuhku sesuai kemauannya. Gayanya begitu menguasai, masih sama seperti dulu. Kiandra tidak berubah sedikitpun.
Tiba-tiba saja sepasang tangan mengelilingi pinggul hingga perutku.
Aku tersentak kaget, kuhirup aroma tubuh yang paling kuhapal. Ya, Navyn baru saja memelukku dari belakang, membuyarkan seluruh pemikiranku bersama Kiandra.
"Sa-sayang....?" sapaku tergagap, aku menoleh kearah samping sambil mengelus lengan Navyn diperutku. Aku masih sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
"Kamu kenapa? Kok kayak kaku gitu? Aku ngagetin ya?" tanya Navyn sambil meletakkan dagunya diatas bahuku.
"Kamu datengnya tiba-tiba gitu, gimana aku ga kaget, sayang."
"Oh, maaf baby." Navyn mengecup pundakku sambil mempererat dekapannya.
Seketika harum tubuh Navyn semakin merasuk indera penciumanku dan menenangkan pikiranku. "Kamu wangi banget sayang...." aku berbalik hingga kini kami saling berhadapan.
Kulihat kepala Navyn masih terlilit handuk kecil, tubuhnya tertutup bathrobe hingga setengah paha. Wajahnya terlihat sangat fresh dan harum khas tubuhnya menggoda penciumanku.
Aku mengecup senyuman Navyn, dan lalu memberikannya senyuman termanisku.
Dengan sigap Navyn menarik wajahku kembali dan membalas ciumanku sambil menarik pinggulku agar lebih merapat lagi ketubuhnya.
Aku menahan nafas, mencari kesempatan agar bisa menghirup udara di sela-sela lumatan Navyn pada bibirku.
Aku mengelus punggungnya sambil membalas pagutan-pagutan mesranya yang tanpa jeda. Sesekali tanganku menjelajah ke dalam rambut panjangnya dan meremasnya pelan saat Navyn dengan sengaja menggigit gemas bibir bawahku.
Kuusap kedua pipinya dan secara perlahan kudorong wajahnya agar sedikit berjarak dari wajahku.
"Siapa yang ajarin kamu ciuman seaktif tadi, hm? Aku sampai sulit bernafas." Tanyaku sambil pura-pura galak.
"Kamu sudah kalah berkali-kali saat ciuman denganku dan baru sekarang kamu pertanyakan itu?? Hahaha...."
"Iishh.... Kamu ketawain aku?" tanyaku kesal.
Bukannya menjawab, Navyn malah menertawaiku lagi. Aku yang sempat sebal jadi terhanyut begitu melihat matanya yang menyipit saat tertawa. Dia benar-benar menggemaskan.
"Kenapa kamu selalu kehabisan nafas saat berciuman sama aku, baby?"
"Aku cuma mengalah."
"Liar!" Lagi-lagi Navyn tertawa lebar. Sepertinya dia puas sekali melihatku yang terpojok.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
RomanceApa yang akan Adara lakukan untuk menemukan cinta yang dia inginkan? Sementara dirinya sendiri tidak bisa menentukan sikap. Siapa yang akhirnya dia pilih? GxG XOXO ❤️