Keledai Part II

5.1K 422 5
                                        

Kiki's Pov
Sudah tiga kali aku sengaja mampir ke butiknya Citra, tujuanku hanya satu, menuntaskan rasa kangenku pada Adara yang sudah kelewat batas.

Sejak dia memutuskan hubungan kami, aku tidak fokus menjalani hari-hariku, dia selalu saja ada di pikiranku sekalipun aku tahu dia sudah tidak peduli padaku.

Kuakui sikapku padanya sangat buruk, wajar jika Dara menyerah. Tapi aku tetap belum bisa melupakannya.

"Shit!"

Kulempar kunci mobilku ke sembarang arah. Dengan rasa penat luar biasa ku rebahkan tubuhku di sofa. Lemas sekali rasanya.

Kuusap wajahku dengan gelisah.

"Kenapa dia ga pernah ada? Apa Citra ikut-ikutan menyembunyikan Dara dari gue??"

Aku makin stres dengan pikiran-pikiranku.

Dengan cepat aku duduk, lalu bersandar di sofa. Kuraih ponselku dan kucari nomor kontak Dara.

Ada foto dirinya di nomor kontak yang sengaja kupasang.

Ah, gadis ini manis sekali.

Matanya menyipit jika tertawa. Barisan gigi putihnya menambah manis wajahnya di foto itu. Dia menggunakan kemeja tanpa lengan berwarna putih dan flare skirt hijau tua.

Ya ampun, Ra...... Aku kangen banget tau ga! Kamu kemana sih?? Ilang-ilangan terus kayak signal!!

Aku ga punya keberanian buat menghubunginya. Terakhir kali ku telepon dia reject dan sama sekali tidak merespon.

Sepertinya dia benar-benar tidak ingin berurusan lagi denganku.

Kuletakkan ponselku ke meja.

Dan sedetik kemudian kuraih lagi. Dengan cepat kuketik sebuah kalimat dan kukirim lewat whatsapp.

"Kamu dimana? Ketemuan yuk?"

Kuletakkan kembali ponselku ke atas meja.

Lima menit. Sepuluh menit. Setengah jam!

Sudah setengah jam kupandangi ponselku tanpa henti, tapi tidak satupun balasan whatsappku dibalas Dara.

Aku kesal sekali.

Kuraih lagi ponselku dan aku cek ketikan whatsappku untuknya, padahal aku sudah tahu belum ada satupun notif yang masuk.

Karna hatiku semakin tidak enak rasanya, akhirnya kuberanikan diri untuk menelepon Dara.

Kudengar nada sambung dari seberang sana. Syukurlah, ponselnya aktif.

Satu panggilan terlewati, dua panggilan, tiga panggilan.......

Kulempar ponselku ke atas meja.

Bukkk!

Biarin aja kalo emang ponselku rusak, masih lebih sakit hatiku melihat Dara sama sekali tidak memedulikanku seperti ini.

Aku bersandar dengan lunglai. Aku merenung. Aku memikirkan banyak hal tentang Dara.

Sampai akhirnya.....

"Boleh. Dimana?"

Aku berdiri memegang ponselku dengan tangan yang sedikit gemetaran, saking senangnya.

Kupandangi terus kalimat singkatnya itu.

Singkat tapi mujarab! Mujarab membuatku bahagia.

Dengan semangat kujawab pertanyaannya.

Setelah memberitahukan lokasi dan jam yang kutentukan pada Dara, dengan segera aku mandi dan bersiap.

Aku ingin membuat Dara tidak menyesal menemuiku lagi, aku ingin tampil secantik dan sefeminin mungkin, penampilan yang Dara suka dariku.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang