Nyanyian Surga

5.5K 421 368
                                    

Warning!!!!
Ada sedikit adegan 25+ di part ini, jadi yang dibawah 25 tahun ga boleh baca yaaa *ketawajahat
**************************************

NAVYN

Kubelai rambut Dara perlahan, berulang-ulang, sekuat hati aku berusaha menenangkannya walau aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya menghilangkan perih dihatiku. Aku terlalu menderita saat ini.

"Aku tahu kamu 'sakit', tapi yang kurasakan di dalam sini jauh lebih sakit." Aku menepuk-nepuk dadaku pelan. "Aku belajar memahami bahwa kamu berhak mendapatkan seseorang yang kamu inginkan.... Dan sayangnya itu bukan aku...."

Ya Tuhan, Dara menatapku tajam sekali, seakan dia sangat membenciku. Dapat kudengar nafasnya memburu menahan emosi.

Aku menatapnya dalam, berusaha menenangkan jiwaku sendiri.

Sialnya aku tidak kuat, hingga sedetik kemudian aku terisak dan menangis menahan perih.

"Kamu mau aku pergi?? Itu yang kamu inginkan, hm?" tanya Dara sambil menahan tangisnya. Suaranya serak, dan terdengar sedih.

Aku benar-benar tidak tahan menatap kepedihan dimatanya.

Maafin aku, baby....

"Aku harus pergi atas kesalahan yang tidak aku perbuat?? Itu mau kamu?"

Aku tertunduk lemah. Aku kuat pada keputusanku untuk berpisah dengan Dara, tapi kenapa keinginan itu melemah ketika aku menatap matanya?

Ya Tuhan....

"Kenapa diam? Bahkan untuk bicara dan menatapku saja kamu muak, sayang? Iya??"

Ya Tuhan, berhenti bicara yang menyakitkan, Dara. Aku ga kuat!

Aku menggeleng lemah. Tidak tahu harus bicara apalagi, lidahku terasa kelu.

"Aku ga pernah keberatan kamu hukum aku seperti apapun, aku terima. Tapi ini keterlaluan Navyn, aku harus menerima hukuman atas kesalahan yang ga aku perbuat. Bahkan aku berada dalam posisi yang tidak mengenakkan di butik, dan kamu bukannya support aku, malah minta aku pergi??? Aku bener-bener ga habis pikir."

Semakin banyak kata yang terucap dari mulut Dara, hatiku semakin sakit. Aku berharap supaya telingaku ini rusak mendadak supaya tidak bisa mendengar apapun lagi.

"Mau sampe kapan kamu diam, hm?" Dara tidak berhenti mencecarku. "Aku sambungkan teleponku ke Kiki sekarang dan kamu tanya sendiri ke dia apa benar aku sama dia sudah kembali bersama, tanya sendiri ke dia biar kamu puas!"

"Kamu satu ruangan sama mantan kamu, setiap hari, bahkan kalian pernah  selingkuh dibelakang aku. Are you insane, Adara?!" mataku nanar, tidak kuat lagi menatap Adara.

"Akupun menderita di sana, setiap hari!"

"Menderita kamu bilang???" Aku tertawa frustasi sambil menatap sinis wajah reaktifnya. "Sepanjang hari kalian bersama, melakukan segalanya berdua, makan, bercanda, bekerja, ngobrol satu ruangan setiap waktu dengan orang yang pernah bertahun-tahun kamu cintai, kamu bilang menderita?? Jangan bodohi aku, Adara." aku tertawa pelan, menggeleng tak percaya.

"Cukup Navyn, kamu udah ga percaya sama aku?" tatapan Adara padaku penuh kekecewaan.

"Pertama kamu main dibelakangku sama dia. Kedua mantan kesayangan kamu itu rela jauh-jauh cari aku sampe ke sekolah untuk minta aku jauhi kamu. Ketiga, kalian satu kantor. Sisi mana yang bisa menguatkan aku untuk percaya sama kamu, Adara, yang mana?!"

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang