Butik
Dara menatap layar laptopnya dengan wajah datar. Matanya menghadap kearah laptop, tapi pikirannya melayang entah ke mana.
Sudah hampir dua jam dia bertahan dalam posisi itu, item katalog terbaru yang sedang dia desain di website butik tak kunjung selesai.
Citra yang sedari tadi memerhatikan Dara akhirnya bersuara.
"Ra....?" Panggil Citra pelan.
Merasa panggilannya tidak mendapatkan respon, Citra mengulangi panggilannya.
"Ehm... Adara!"
Dan Dara baru merespon Citra setelah panggilan keempat.
"Hah? Kenapa, Cit?" sahut Dara terkejut. Dia membenarkan posisi tangannya yang sejak tadi menahan dagunya sambil termenung. Dara meringis saat menyadari tangannya mulai kram.
"Lo kenapa? Daritadi gue perhatiin bengong aja. Lo sakit?" tanya Citra khawatir.
"Oh, engga Cit. Gue gak apa-apa...." kilah Dara cepat.
Citra berdiri dan berjalan menghampiri Dara. Gadis cantik itu berdiri disamping Dara sambil bersedekap dan bersandar di samping meja kerja Dara.
"Lo yakin? Udah hampir dua jam lo melamun ga jelas di depan laptop."
Citra menunduk dan memperhatikan pekerjaan Dara di laptop.
"See? Desain lo daritadi masih begitu-gitu aja."
Dara menatap Citra dengan wajah tidak enak hati. Dia menggaruk dahinya yang tidak gatal sama sekali.
"So sorry, Cit. Gue bener-bener lagi ga bisa konsen."
"Mendingan lo pulang aja, deh. Istirahat." Citra semakin khawatir.
"Enggalah, Cit. Gue ga kenapa-napa, kok. Sorry ya atas kelakuan gue tadi. Siang ini juga gue selesain desainnya."
Citra menarik kedua jemari Dara dari laptop yang baru saja ingin memulai pekerjaannya.
"Stop it." Citra menatap Dara lekat-lekat. "Lo lagi kenapa? Cerita sama gue...."
"Gue kan udah jawab tadi, gue ga kenapa-napa, Cit."
Citra menghela nafasnya dengan berat, matanya mengunci pandangan Dara. Dia kesal sekali melihat tingkah Dara yang membohonginya.
Melihat wajah Citra yang sangat serius, Dara tidak bisa mengelak lagi. "Keliatan ya...." Dara bersandar lemah di kursi kerjanya.
"Banget...." jawab Citra cepat.
"Ya. Gue lagi pusing. Banget." suara Dara melemah. "Tapi gue merasa ga perlu ceritain masalah ini ke lo. Ini terlalu receh."
"Saking recehnya bisa bikin lo kepikiran sampe mirip mannequin di lantai bawah, hm?"
Dara memutar bola matanya. "I just... Don't know what to do...."
"So tell me...."
Dara menelan ludahnya dengan susah payah. Menatap Citra dengan hati-hati. "Navyn minta gue buat stay bareng di apartemennya."
"Hah?!"
Dara mengangguk lemah, wajahnya terlihat memelas. "Stay for good...."
"Apa?!" Citra menatap Dara tak percaya.
Dara menunduk dan memijat pelipisnya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
RomansaApa yang akan Adara lakukan untuk menemukan cinta yang dia inginkan? Sementara dirinya sendiri tidak bisa menentukan sikap. Siapa yang akhirnya dia pilih? GxG XOXO ❤️