Triangle

4.8K 374 394
                                    

Adara's Pov
Mademoiselle Butik, 8.50 AM

Driver Uber sudah mengantarku sampai di depan butik dengan selamat. Tapi kakiku sama sekali tidak ingin melangkah turun.

"Sudah sampai, Mbak." tegur si mas driver yang sepertinya heran melihat aku masih betah di kursi belakang.

"Iya Mas, sebentar."

Kupejamkan mataku dan kutarik nafas panjang dengan kasar. Sepuluh menit lagi pukul sembilan, tapi aku seperti kehilangan mood dan semangat untuk bekerja.

Setelah tarikan nafas yang kelima, akhirnya kuputuskan untuk turun dari mobil, menutup pintu dan memandangi butik dengan merana dari sisi parkiran.

Dirver uber itu sudah melesat pergi, tapi aku masih berdiri di sana, lama.

Tinggal beberapa langkah untuk sampai ke pintu, tapi rasanya malas sekali untuk masuk ke tempat kerjaku sendiri, apalagi menuju meja kerja yang sekarang berhadapan persis dengan meja kerja Kiki.

Ya Tuhaaannnn..... Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi, keadaan ini benar-benar mematahkan semangat kerjaku, bahkan membuat hari-hariku merana.

Sejenak mataku terpejam, dengan lemah dan tak bernafsu akhirnya kukumpulkan seluruh energi untuk menghadapi hari ini.

Dengan wajah kaku aku melangkah ke dalam butik.

Beberapa karyawan tersenyum padaku, tapi kuabaikan begitu saja dan langsung menuju lantai dua.

Benar saja, baru tiba di lantai dua aku sudah disambut oleh Citra dan Kiki yang sedang berdiskusi di meja kerja Citra.

"Hei, Ra!" sapa Citra riang. "Gimana kaki lo? Udah oke?" Citra menghampiriku dengan semangat dan memelukku erat.

Aku merespon pelukan Citra dengan wajah datar. "Udah sembuh, kok."

Dibelakang Citra, Kiki tampak ragu-ragu mendekatiku.

"Morning, Ra. Kamu terlihat fresh hari ini...." sapa Kiki dengan suaranya yang menggoda.

Ah tidak tidak! Suaranya tidak menggoda sama sekali. Suara Kiki lebih mirip suara nenek sihir ditelingaku!

"Aku turut sedih kamu mengalami kecelakaan itu, Ra. Tapi aku seneng kamu udah mulai kerja lagi." Kiki tersenyum manis sekali.

Kubalas senyuman Kiki seadanya dan melangkah menuju meja kerjaku yang sudah hampir seminggu tidak kutempati.

"Kita lagi liat-liat hasil kerjaan lo di website butik. Kece abiissss, Raaaaa!"

Biasanya aku akan geer dan tersenyum lebar saat Citra memuji hasil kerjaanku, tapi kali ini rasanya aku kesal sekali mendengar suaranya. Bahkan wajahnya terlihat begitu menyebalkan di mataku.

Kutanggapi Citra dengan anggukan dan senyuman setengah hati lalu aku fokus menatap layar laptopku dengan pandangan serius.

"Aku ga nyangka kamu sangat creative." Kiki ikut-ikutan memberiku pujian.

Aku tersenyum tipis menanggapi pujian Kiki. Saking tipisnya bahkan mungkin hanya dengan kaca pembesar senyumku bisa terlihat.

Dasar mereka berdua, sepasang sahabat-sejati-sehati-sebrengsek-seirama itu tidak akan membuatku melambung karena pujian yang mereka berikan!

Aku kembali fokus pada laptopku dengan niatan mengirim beberapa email ke klien-klienku.

Sial sekali hari ini aku tidak ada jadwal untuk bertemu klien di luar butik, dan aku harus berinteraksi dengan mereka sepanjang hari. Mimpi buruk.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang