Terpaksa Ku Akhiri

7.6K 652 56
                                        

Kiki selalu manis. Selalu bisa menaklukan hatiku.

Dia tidak perlu berkata-kata manis untuk merayuku, aku akan dengan senang hati memberikan segalanya. Aku sangat mencintai, dan tetap mencintainya sama seperti awalku mengenalnya. Perasaanku sama sekali tidak pernah berubah.

Dengan senyumannya saja dia mampu membuatku menyerahkan segala yang ada dalam diriku untuknya. Memberikan duniaku dan seisinya.

Dia berlian. Dia pemilik hatiku. Dia satu-satunya alasanku untuk bahagia dan melupakan seluruh kehidupanku yang membosankan sebelum aku mengenalnya dulu.

Kiki adalah bidadariku yang manis, lembut dan penyayang. Dia selalu peduli akan perasaanku dan apa yang ada pada diriku.

Tapi entah kenapa, hal itu berbanding terbalik dengan kejadian malam ini. Dimana dia bersikap sangat arogan dan memuakkan.

Lama kelamaan aku semakin sulit memahaminya. Kiki seperti berbeda. Dia tidak berubah. Dia hanya menunjukkan sisi yang selama ini belum pernah diperlihatkannya padaku.

Sampai pada suatu waktu, saat aku merasa terhina dengan ucapan-ucapannya di malam pertengkaran terhebat kami.

Ucapan yang membuatku meragukan dirinya. Sikapnya benar-benar keterlaluan.

Untuk pertama kalinya dalam hubungan kami yang telah terjalin selama dua tahun ini, aku merasa tidak nyaman dekat dengannya.

Dia sedang terbakar cemburu. Dia cemburu dengan orang yang salah.

"Jadi kayak gitu cowok idaman kamu? Yang kayak gitu selera kamu sampai bisa-bisanya kamu selingkuhin aku??!"

Kiki berteriak-teriak seperti kesetanan. Entahlah apa yang ada dalam pikirannya.

Aku hanya hang out bersama teman-teman kampusku, dengan seizinnya, dan lalu dia marah-marah seperti kebakaran jenggot.

"Yang kamu bicarain tuh siapa, sih? Sumpah aku ga ngerti."

Aku menatapnya malas-malasan, aku malas meladeni kemarahannya yang berlebihan itu.

"Aku tahu banget Dara, kamu berhubungan dengan salah satu dari mereka, kan?! Sama temen kampus kamu yang 'ga banget' itu kan?! Sumpah yah, aku gak paham lagi kamu bisa selingkuhin aku dengan cowok macam itu. Menjijikkan!"

Kiki membuatku semakin berang.

"Cowok mana?! Siapa?? Sumpah ya, sampai detik inipun aku ga paham sama yang kamu maksud. Aku ga selingkuh, aku ga pernah macem-macem dibelakang kamu."

Aku menjawab pertanyaan-pertanyaannya sambil mencoba sabar berulang kali. Tapi Kiki hanya tersenyum sinis, dia meraih rokoknya dan menghisapnya kuat-kuat.

Aku kesal sekali melihat tingkahnya. Dia pasti menertawai jawabanku dalam hatinya.

"Aku ga minta kamu percaya, tapi kalau kamu ngomong kayak gitu sama aku mendingan lain kali kamu ngaca dulu sebelum nuduh yang bukan-bukan."

"Apa maksud kamu?!" Kiki kembali melepaskan rokok itu dari bibir merahnya dan menatapku tajam.

"Oh, masih nanya? Kita sudah bertahun-tahun bersama sayang, dan selama itu juga aku cuma dijadiin selingkuhan sama kamu!"

Kiki berdiri dan menatapku dengan matanya yang menyala. Aku tahu, aku sudah membuatnya benar-benar marah.

Tapi itu tidak membuatku menghentikan serangan-seranganku. Ini kesempatanku.

"Siapa yang selama ini berkhianat? Kamu. Kamu khianatin Ratian dengan selingkuh sama aku! Dan kamu khianatin aku dengan bercinta sama dia dibelakang aku!"

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang