Decision

4.7K 406 10
                                    

FYI, author lagi seneng banget sama lagu ini, udah beberapa hari di repeat tanpa henti dimanapun-kapanpun *eeaaa. Liriknyapun agak-agak cocok ya buat Dara yang mulai berenti jadi player sejak kenal Navyn *eeaaaaalagi. Hahaha.

Cocok ga cocok dengerin ajalah yaa (maksa)... Kali aja ketularan suka sama lagunya 😁😌

Author's POV

Dara mengatur nafasnya yang memburu, setengah berlari dia menaiki tangga menuju lantai dua, demi segera menemui seseorang.

Begitu sampai di tempat tujuan, dia mengetuk pintu beberapa kali dengan perasaan tidak sabar.

Melihat tidak ada tanggapan dari dalam, Dara semakin kencang mengetuk, bahkan menggedor. Hingga tidak lama kemudian pintu itu terbuka, dan seorang gadis yang dicarinya muncul dari balik pintu.

"Hei...." Kiki tidak percaya pada siapa yang dilihatnya saat ini. Wajah yang tadinya sempat ingin marah karena ketukan di pintu kamarnya begitu keras, kini berganti dengan senyuman yang manis sekali. Dia menyambut Dara dengan sukacita.

Berbanding terbalik dengan sikap Kiki, Dara justru membalas wajah bahagia itu dengan tatapan tajam. Tanpa berpikir dua kali Dara mendorong tubuh Kiki masuk ke dalam kamar kost'an itu dengan kasar, hingga tubuh Kiki menabrak ke tembok dengan cukup keras. Sebelah tangan Dara mengunci pintu dengan sekali gerakan.

"Aww!" pekik Kiki tertahan, punggungnya sakit sekali, kepalanya juga sempat terantuk dinding dengan keras. Tapi itu tidak seberapa menyakitkan dibandingkan tatapan membunuh Dara yang menusuk ke dalam matanya.

"Sayang kamu kenapa, sih?? Bahu aku sakit....." rintih Kiki dengan wajah memelas.

Dara tidak memedulikannya, dia terus menatap Kiki tajam dengan nafasnya yang memburu menahan emosi.

"Berhenti mengganggu hidupku...." desis Dara dengan kemarahan yang tertahan.

"A-apa maksud kamu sayang?"

"Jangan berlagak bodoh. Buat apa kamu temuin Navyn, hah?!" wajah Dara semakin mengeras, emosinya melonjak sampai kepalanya terasa pening sekali.

Kiki marah mendengar nama itu keluar dari mulut gadis kesayangannya, seketika wajahnya terlihat penuh kebencian dan refleks membuang muka dari Dara.

"JAWAB AKU!!" Dara mencengkeram pipi Kiki hingga kembali berpaling kearahnya.

"Jadi anak kecil itu ngadu sama kamu?" Kiki berusaha tersenyum sinis walau tangan Dara mencengkeram wajahnya cukup kencang. Kiki sudah menduga sebelumnya kalau hal ini pasti akan terjadi.

"Kamu ga tau sejauh apa efeknya pada Navyn karena kelakuan norak kamu itu!"

"Who care's?" jawab Kiki menantang.

"Stop saying like that!" tanpa sadar Dara menekan kedua bahu Kiki ke tembok hingga gadis itu kesakitan lagi.

"Aku hanya ingin kamu kembali sama aku, apa itu salah??" sahut Kiki sambil menahan nyeri di tubuhnya.

"Aku bukan siapa-siapa kamu lagi, dan aku ga akan pernah kembali sama kamu!" Dara mendorong wajah Kiki dengan kasar, lalu dia beranjak menjauhi Kiki.

Kiki mendengus kesal, dua kali Dara mendorong tubuhnya ke tembok. "Hanya karena ABG ga jelas itu kamu berani kasarin aku, hah?!" Kiki meremas bahunya yang kesakitan.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang