999 - Kemang, 12.52 AM
ADARAKupandangi ponselku lekat-lekat, tidak satupun chatku dibalas oleh Navyn, padahal dia sudah membaca pesan-pesan whatsapp yang kukirim malam tadi.
Aku gelisah dan khawatir, apa dia langsung menuruti permintaanku untuk cepat tidur? Karena jika sedang di luar Navyn pasti bilang, apalagi Navyn bukan tipe gadis yang suka keluar malam. Tapi dia juga tidak pernah tidak membalas pesan dariku. Kenapa malam ini dia sama sekali tidak ada kabar?
Hingar bingar tempat ini cukup mengganggu ketenanganku, disaat aku ingin bersenang-senang dengan teman-temanku aku justru malah teringat pada Navyn terus-menerus. Ini karena Navyn tidak merespon pesanku.
Memang setelah pulang dari butik malam tadi aku langsung meluncur ke daerah Jakarta Selatan untuk menghadiri party ulang tahun sahabatku. Dan biasanya Navyn juga tidak pernah masalah jika aku hangout bersama teman-temanku. Entah kenapa malam ini perasaanku tidak enak sekali.
Jika saja bukan Tania, teman lamaku yang berulang tahun, aku mungkin malas untuk datang. Dan sebenarnya Kiandra juga mengenal Tania walau tidak dekat, tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk mengajaknya ikut, apalagi sejak sore tadi aku memutuskan untuk tegas menolaknya dan berniat untuk keluar dari butik.
Aku benar-benar tidak ingin membuat Navyn sedih dan marah soal urusan Kiandra lagi. Sudahlah cukup aku mengurusi dan membahagiakan Navyn seorang. Navyn berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayangku seutuhnya.
Sepanjang party aku asyik berbaur dengan teman-temanku yang lainnya. Beberapa diantara mereka adalah teman mainku yang sudah kukenal bertahun-tahun, jika kami sudah ngumpul, rasanya segalanya terlupakan begitu saja.
Seperti aku yang saat ini baru sadar kalau jam sudah menunjukkan hampir pukul satu pagi. Apalagi kepalaku cukup pening karena tadi aku dipaksa meneguk dua gelas rum coke oleh Tania.
Aku semakin resah. Aku sempat mencoba untuk meneleponnya, tapi ponselnya tidak aktif. Aku coba lagi hingga beberapa kali, tidak satupun terjawab.
Tanpa berpikir dua kali aku langsung pamit pada teman-temanku dan beranjak pulang. Aku khawatir pada Navyn.
Apartemen Dharmawangsa, 02.19 AM
ADARABegitu sampai di apartemen aku dikejutkan oleh dua hal, ketidakberadaan Navyn, dan sebagian apartemen yang berantakan parah.
"Apa-apaan ini?" aku meraih beberapa perkakas yang hancur berserakan di lantai.
"Mawar putih?" Kuraih sebuah bouquet dengan sekumpulan mawar putih yang ditata cantik. Aku mengernyit, hanya pada perayaan tertentu Navyn biasa membeli sebuah bouquet, bukankah tidak ada yang spesial hari ini??
Tidak sengaja kakiku menyenggol sebuah kotak manis berwarna merah. Kubersihkan dan kuletakkan bouquet itu keatas meja, dan kuraih kotak mungil dekat kakiku.
"Cincin?" aku semakin bingung. Cincin ditanganku ini cantik sekali, bentuknya sangat manis.
Mataku menatap ke lantai, mencari-cari sesuatu yang mungkin berhubungan dengan bouquet dan kotak cincin ini.
Ahh, kulihat ada sebuah kartu berwarna putih yang tertimpa serpihan tempat lilin.
"Happy valentine'day, baby"
What? Jadi sekarang malam valentine??? Dan apakah Navyn berencana memberikan cincin ini untukku?
Sejak dulu aku memang tidak pernah menganggap valentine adalah sesuatu yang perlu dirayakan, jadi tidak heran jika aku melupakan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
RomanceApa yang akan Adara lakukan untuk menemukan cinta yang dia inginkan? Sementara dirinya sendiri tidak bisa menentukan sikap. Siapa yang akhirnya dia pilih? GxG XOXO ❤️