Chapter 64 - Kekacauan Istana Dalam

3.9K 618 188
                                    

INI VERSI BUKU
.
.

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder

Rate : 21 +

PS : Ada VERSI CETAK.

.

.

KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR...
.
.

APOLLO

BRAKKK...

"Ada apa ini? Dimana sopan santun kalian? Ini adalah pavilliun selir kaisar!"

Pavilliun Selir Go yang awalnya dipenuhi suara percakapan dan juga tawa dari beberapa selir lain yang diundangnya untuk makan siang bersama tiba-tiba saja dipenuhi para pengawal Apollo yang menerobos masuk tanpa izin darinya. Selir Go yang begitu terkejut sontak membentak keras para pengawal yang bahkan tidak memberikan hormat dan sebaliknya malah menatap tajam padanya.

"Semua selir diperintahkan berkumpul di halaman istana Yang Mulia Jung saat ini juga! Yang menolak akan dibawa paksa!"seru salah satu pengawal yang mengelilingi Selir Go dan juga selir lainnya yang langsung saling melayangkan tatapan bingung karena baru kali ini Kaisar Jung memerintahkan para selir untuk berkumpul bersama secara tiba-tiba.

"Aku tidak mau pergi!"tolak Selir Go langsung, harga dirinya sebagai seorang selir sekaligus putri Menteri Go sangat terhina dengan setiap perkataan bernada meremehkan yang keluar dari mulut pengawal berkasta rendah yang berdiri didepannya. "Katakan dulu apa yang terjadi hingga sang kaisar memerintahkan kami harus berkumpul disana?"tuntut Selir Go masih dengan wajah angkuh diikuti anggukan selir lain yang mendukungnya.

Oh Sehun yang sedang menjalankan perintah langsung dari sang kaisar mendengus kasar dalam hati melihat sikap menyebalkan Selir Go yang tidak pernah berubah itu. Awalnya dia hanya bermaksud mengawasi karena Jenderal Ok berharap kekerasan tidak perlu dilakukan para pengawal meski sang kaisar sendiri yang sedang marah sekaligus khawatir akan kondisi Pangeran Arthemis sudah memberikan izinnya.

"Seseorang mencoba untuk membunuh Pangeran Kim dengan racun dan sekarang seluruh istana dalam telah ditutup! Penggeledahan akan dimulai!" suara datar Oh Sehun itu membuat para selir sontak terkesiap pelan dan wajah-wajah cantik berpoles bedak itu langsung memucat.

Serentak semua selir itu membayangkan apa yang telah terjadi pada para pengawal permaisuri yang melawan Pangeran Kim, apa yang dialami Selir Ming sekarang setelah mencoba melukai pangeran muda itu. Ya Tuhan, sekarang ada yang meracuninya! Ini akan jadi bencana besar karena Kaisar Jung pasti tidak akan diam!

"Jadi, semua selir dicurigai?"sela Selir Yi dengan wajah pucat pasi. "Tapi, kami tidak tahu apa-apa! Kami bahkan tidak pernah lagi mengunjungi Pangeran Kim. Terakhir kali kami bertemu dengannya itu adalah di Medusa!" semua selir mengangguk cepat menyetujui ucapan Selir Yi, termasuk Selir Go yang sekarang ikut terdiam.

Dalam hati Sehun tertawa geli melihat para selir yang sedang mencoba menyelamatkan diri mereka masing-masing. Ini akan jadi sangat menarik walaupun terasa sedikit kejam. "Bawa mereka semua! Seperti perintah Yang Mulia tadi, jika ada yang melawan....Bunuh saja!" dan tanpa menunggu reaksi para selir itu, Oh Sehun segera berbalik dan melangkah pergi.

"Yakkk! Mana bisa kau melakukan itu, Panglima Oh! Kami ini semua Selir jung!"

"Lepaskan! Jangan sentuh aku, pengawal rendah!"

"Akan kulaporkan yang kalian lakukan ini pada sang kaisar!"

Teriakan keras dan ancaman kasar seketika memenuhi pavilliun itu saat para pengawal menjalankan tugas mereka dengan ekspresi datar. Bukan Oh Sehun jika dia takut dengan ancaman menyedihkan para selir yang akan segera tersingkir dari Apollo itu. "Aku bisa karena itu adalah perintah dari sang kaisar sendiri! Semua yang membangkang, itu artinya terlibat dalam konspirasi ini dan akan langsung dieksekusi tanpa introgasi!"desisnya tajam yang langsung membuat semua suara jeritan itu terhenti seketika.

.

.

ARES

Suasana kamar mewah beraroma lembut itu terasa begitu dingin dan menakutkan karena aura yang terpancar dari sosok tinggi besar sang Kaisar Jung yang sedang duduk disamping ranjang berkelambu tempat Pangeran Arthemis terbaring diam dengan wajah pucat. Kaisar penguasa Apollo itu tidak berpindah sedikit pun dari sisi sang pangeran. Tangan besar itu setia membelai rambut panjang yang selalu dikaguminya selain paras menawan pangeran muda yang sudah mengisi seluruh relung hatinya.

"Chagiya, bangunlah. Kau dengar suaraku? Jangan membuatku semakin takut! Kau harus kuat dan segera membuka mata indahmu, nae sarang!" tanpa lelah Yunho terus bicara dengan suara rendah tepat ditelinga Jaejoong. Dia merasa begitu tak berguna karena tidak mampu melindungi dan menjaga belahan jiwanya. "Bukankah kau ingin menjadi Permaisuri Jung? Karena itu, kau harus bangun dan bersama, kita akan membalas orang yang telah melakukan ini padamu!" suara sang kaisar terdengar tajam dan penuh emosi tertahan.

Sudah 1 jam berlalu dan kondisi Jaejoong tidak berubah sedikit pun. Sepasang mata bulat Pangeran muda berparas menawan itu tetap terpejam rapat dengan jemari sedingin es yang setiap detiknya membuat sang kaisar semakin takut, gelisah, marah dan diliputi aroma dendam pada orang yang sudah dengan kejam mencoba membunuh satu-satunya sosok indah yang paling dicintainya ini.

"Apa yang terjadi tabib? Kenapa Pangeran Kim tidak bangun juga? Dia bahkan tidak bergerak sedikit pun. Aku mau dia segera membuka matanya. Lakukan sesuatu untuk menyembuhkannya atau akan kubunuh kalian semua! Tentu kalian tahu jika aku tidak pernah mengingkari ucapanku, bukan?"

Ketiga tabib istana yang sejak tadi berdiri disudut kamar untuk menunggu pangeran muda itu sadar terkesiap takut saat mendengar ancaman yang baru saja keluar dari mulut sang kaisar yang menatap mereka dengan tatapan yang begitu menusuk. Salah satu tabib segera bicara dengan nada ragu yang terdengar jelas dalam setiap untaian katanya.

"Seperti Yang Mulia tahu ada yang membubuhkan racun di sup ginseng Pangeran Kim dan kami belum bisa mengetahui jenis racun apa itu! Penawar yang kami berikan tadi sepertinya tidak mengubah apapun. Jadi, hamba mohan bersabarlah sedikit Yang Mulia karena mungkin saja keajaiban akan terjadi untuk Pangeran Kim!"

Bukannya senang mendengar ucapan menenangkan tabib yang terlihat gemetar dan ketakutan itu, sebaliknya sepasang mata musang itu sontak berkilat tajam dan kemarahan tergambar jelas diraut wajah sang kaisar yang dengan kasar mengecam dan langsung menjatuhkan hukuman tak masuk akal pada tabib istana yang segera berlutut dan memohon ampun walaupun hati sang kaisar sepertinya sudah sekeras batu.

"Bersabar? Keajaiban? Kau menyuruhku untuk bersabar dan menunggu keajaiban sementara Pangeran Kim sedang merenggang nyawa? Berani sekali kau! Pengawal! Seret Tabib Ahn dan kedua tabib lainnya keluar sekarang juga dan masukan mereka ke Tartaros! Mereka sudah tak berguna lagi disini!"

"Ampuni kami Yang Mulia! Jangan hukum kami seberat itu! Yang Mulia, tolong beri kami kesempatan untuk menyembuhkan sang pangeran!"teriakan ketakutan Tabib Ahn dan kedua tabib lain yang sedang diseret oleh para pengawal sang kaisar terdengar diseluruh Ares yang terasa semakin mencekam setiap detiknya.

Tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh ramping Jaejoong, sang kaisar melayangkan tatapan tajam pada sejumlah pengawalnya yang memasang ekspresi datar. "Aku perintahkan kalian mencari semua tabib terbaik di Apollo! Jika mereka gagal menyembuhkan Pangeran Kim maka akan kupastikan mereka semua dipenggal!"titahnya dengan suara dingin yang begitu menakutkan hingga wajah semua pengawal itu berubah pias sebelum tergesa memberi hormat dan segera keluar dari kamar itu.

"Sekarang aku juga ingin kalian semua tinggalkan kamar ini!"usir sang kaisar langsung pada Boa dan Yoona yang memang sejak tadi berada di kamar Pangeran Kim untuk alasan yang sama dengan sang kaisar yang tampak begitu sedih dan sedikit putus asa.

Menunggu Pangeran Arthemis yang mereka sayangi untuk membuka mata indahnya dan menyunggingkan senyum manis seperti biasanya!

.

.

Note Author : Double up jika yang ninggalin jejak rame 😜😎😎😎

Banyak yang marah dan menghujat hwangtaehu Jung, tapi jika kalian adalah ibu, kalian akan mengerti kenapa sang ibu suri bakal bertindak segila itu.

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang