Chapter 18- Ambisi Permaisuri Byun

5.3K 574 23
                                    

INI VERSI BUKU


.
.

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder

Rate : 21 +

PS : Ada VERSI CETAK.

.

.

KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR...
.
.
.

1 WEEK EARLIER

ARTHEMIS – ARES

Dentingan alat makan terdengar sesekali diantara percakapan penuh tawa dan senyum di meja besar yang dipenuhi dengan hidangan mewah itu. Makan malam di pavilliun Pangeran Kim itu berlangsung santai meski sedikit kesedihan terlihat dimata para namja yang sedang menikmati santapan lezat terus dikeluarkan berkala.

"Kau siap, nae Joongie?"

Pertanyaan kecil namun penuh arti dari Raja Kim itu menghentikan gurauan kecil yang sedang berlangsung antara Pangeran Park dan Jaejoong tentang latihan pedang mereka tadi pagi. Sepasang mata bulat itu langsung menatap tenang pada sang raja yang sedang menunggu jawabannya. Jaejoong tahu appa-nya merasa sangat sedih dan khawatir pada apa yang mungkin terjadi padanya.

Dengan senyum lebar Jaejoong berdiri dan memeluk sang raja dengan erat. Mungkin akan sangat lama baginya untuk bisa bermanja lagi pada appa yang selalu melindungi dan membelanya ini. Sedikit rasa sedih membuat mata Jaejoong terasa panas, namun ingatan jika dendam harus dibalas menguatkan semua tekadnya. "Aku siap dan appa tidak perlu khawatir. Kyuhyun dan semua dayang kepercayaanku ikut, lagipula Kaisar Jung juga pasti akan menjagaku dengan baik."serunya yakin dengan senyum riang.

Deheman keras terdengar dari mulut sang daegun yang hampir saja menyemburkan arak yang sedang diteguknya saat mendengar keyakinan mutlak yang diucapkan sang adik dan tampaknya bukan hanya Kim Jin Hyuk yang merasa heran.

"Kenapa kau bisa seyakin itu? Apa ada sesuatu yang tidak appa tahu? Apa Kaisar Jung mengatakan sesuatu padamu?"todong Raja Kim dengan suara tajam pada putra bungsunya yang sering berulah itu. Sejak makan malam itu dan melihat bagaimana sang kaisar Apollo yang terkenal bengis itu seolah memaklumi dan membiarkan semua tingkah menyebalkan Jaejoong, sang raja sudah mulai menaruh rasa curiga jika ada sesuatu yang terjadi diluar pengetahuannya.

Mata bulat itu mengerjap dan berputar cepat memikirkan alasan yang tepat karena semua mata sekarang sedang menunggu jawabannya. Jaejoong tidak mungkin berkata lantang jika Kaisar Jung sendiri yang sudah berjanji akan memberikan semua hal yang dia minta termasuk kekuasaan apabila dia sudah tiba dan tinggal di Apollo, terutama jika Jaejoong mau melakukan permintaan gilanya itu!

"Jadilah milikku, pangeran nakal maka bukan saja semua permintaanmu yang akan kukabulkan bahkan Apollo akan menjadi milikmu!", bisikan terakhir sang kaisar sebelum meninggalkan istana Arthemis dengan senyum penuh makna itu setiap hari semakin mengokohkan tekad dan semangat Jaejoong yang diam-diam mulai berambisi untuk menjadi penguasa kerajaan terbesar di Andalusia itu.

"Tentu saja yakin karena aku akan pulang dalam 3 tahun. Bukankah itu isi syarat damai yang sudah appa setujui?" suara lembut itu terdengar sepolos wajah rupawan yang sedang tersenyum indah itu.

Diam-diam Pangeran Park melirik sang daegun yang juga sedang menatap tajam dan penuh selidik pada Pangeran Kim yang malah menyeringai kecil pada mereka. "Aku yakin sekali ada hal yang tidak kita ketahui!"bisiknya lirih yang langsung mendapat respon anggukan kecil dari sang putra mahkota.

.

.

PAVILLIUN HERA

Puluhan hanbok indah beraneka warna itu tergantung rapi disalah satu sudut kamar besar yang terlihat berantakan karena banyaknya hiasan rambut, sepatu, bahkan puluhan wadah pemerah pipi, bibir dan tidak lupa bedak yang akan dibawah Putri Jin Hee ke Apollo. Semua persiapan itu sudah dilakukan sejak 3 bulan yang lalu, Permaisuri Byun sibuk mengajari putrinya itu segala macam seni merayu dan memikat seorang namja!

"Kau harus mengganti hanbok beberapa kali dalam sehari. Ingat, jangan pernah sekali pun menemui Kaisar Jung dalam kondisi berantakan karena itu akan membuat penilaiannya padamu menurun. Tetaplah bersikap anggun dan kau harus bisa melayani kaisar sebaik mungkin. Jaga setiap kata yang keluar dari mulutmu dan pandai-pandailah menghadapi Permaisuri Lee dan semua selir yang ada di Apollo! Buat permaisuri itu suka padamu sebelum kau menyingkirkannya. Gunakan semua pesonamu dan pastikan saja Kaisar Jung mengunjungimu setiap malam!" Permaisuri Byun tidak henti-hentinya memberikan saran dan nasehat yang dianggapnya perlu untuk melancarkan jalan Jin Hee menuju kursi Permaisuri Apollo!

Kim Jin Hee menguap beberapa kali mendengar semua petuah membosankan yang sudah dihafalnya itu, dia lelah dengan semua pelajaran tata karma dan yang lainnya. Dia masih marah dan kesal dengan kenyataan Kaisar Jung tidak mengizinkannya membawa 1 dayang pun ke Apollo. "Kenapa Jaejoong boleh membawa semua dayang dan pengawalnya? Kenapa aku tidak? Ini sangat tidak adil!"sela Jin Hee tiba-tiba saat Permaisuri Byun sedang mengomentari tentang warna hanbok yang harus dikenakannya untuk pertemuan pertama dengan Sang Kaisar.

"Lupakan masalah kecil itu! Ibunda yakin kau akan mendapatkan puluhan dayang dan pengawal di Apollo karena kau adalah selir baru. Kaisar Jung akan sangat memperhatikanmu jadi gunakan kesempatanmu sebaik-baiknya. Siksa saja pangeran nakal itu karena ibunda yakin sekali tidak akan ada yang bisa membelanya lagi!" nada kemenangan itu jelas terdengar dari setiap untaian kata Permaisuri Byun.

Dengan bosan Jin Hee kembali meraih beberapa buku yang diberikan Permaisuri Byun padanya. Matanya memandang gambar-gambar dibuku itu dengan teliti karena menurut ibundanya tidak boleh satu pun yang terlupa. 'Aku tidak yakin bisa melakukan semua posisi memalukan ini didepan seorang kaisar!', erangnya putus asa dalam hati. 'Tapi akan kulakukan jika itu akan membawaku menjadi Permaisuri Jung!', tekadnya sesaat kemudian.

"Kuharap Jaejoong akan sangat tersiksa selama 3 tahun tinggal di Apollo! Aku sudah tidak sabar untuk membuatnya menyesal sudah menghancurkan mimpiku!"seru Jin Hee seraya menutup buku itu dan menghampiri tempat Permaisuri Byun memilih kain.

Permaisuri Byun mengulum senyum tipis saat mendengar keinginan putrinya itu. 'Semoga saja pangeran nakal itu tidak perlu kembali selamanya! Jadi, akan lebih mudah bagiku menyingkirkan daegun bodoh itu!'

.

.

APOLLO - PAVILIUN HESTIA

"Dasar tidak berguna!"

Permaisuri Lee mendesiskan kalimat singkat itu dengan nada penuh kemarahan dan tangan yang meremas erat sapu tangan sutra yang sejak tadi digenggamnya. Matanya yang dipoles dengan warna hijau muda itu memicing tajam pada sejumlah dayang yang sedang berlutut ketakutan dihadapannya.

"Dayang Rong, aku ingin kau sendiri yang pergi mencari tahu apa yang sedang terjadi di istana hwangtaehu Jung! Semua orang membicarakan tentang kedatangan selir baru dan juga pangeran dari Arthemis itu dan aku tidak mau jika putri kecil itu mengambil perhatian seluruh penghuni istana!"

Dayang Rong, yeoja paro baya berwajah keras yang sudah menjaga Permaisuri Lee sejak kecil mengangguk tegas saat mendengar semua perintah cepat itu. "Anda tidak perlu bergundah hati, Yang Mulia. Kita bisa dengan mudah menyingkirkan selir itu! Sama seperti yang lainnya."seringai culas tampak dibibir dayang tua itu.

Tawa kejam keluar dari bibir berpemerah sang permaisuri, matanya yang seperti kucing itu berbinar jahat saat bertatapan dengan dayang kepercayaannya yang sangat bisa diandalkan untuk menyingkirkan semua musuhnya selama bertahun-tahun ini. "Lakukan apa saja karena kita harus memastikan kursi Permaisuri Jung hanya akan menjadi milikku!"desisnya.

.

.

TBC ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Note Author : Ambisi Permaisuri Byun menggerikan.

Jangan lupa votes!

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang