"Ayah" teriak Ruth yang kemudian berlari kecil menghampiri ayahnya.
"Kamu sudah datang. Tapi Ayah masih belum selesai ini" bls Ayahnya yg masih sibuk membenahi mobil dihadapannya.
"Gk apa2 Yah, Ute bisa nunggu kok. Apa mau Ute bantu biar cepet selesai?" Ucap Ruth menawarkan bantuan.
"Boleh2, biar cepet pulang juga" balas ayah Ruth sambil tersenyum kepada putrinya itu.
Ruth pun membatu Ayahnya, dia terlihat hafal dengan setiap peralatan montir. Dia pun terlihat senang dan bahagia karena bisa membantu Ayahnya. Dan tanpa disadari, ada sosok dari balik pintu kaca yang sedang memperhatikan kebahagiaan Ayah dan anak itu.
****
Ditempat lain, Malvin dan Vanya pun sampai dirumah Vanya.
"Akhirnya nyampe juga" ucap Vanya.
"Gue turun ya Co" ucapnya lg.
"Lo gk suruh gue mampir?" Tanya Malvin.
"Lo mau mampir?".
"Ya mau lah, Gue haus nih".
"Ya udah yuk masuk dulu!" Ajak Vanya.
Mereka berdua pun masuk kedalam rumah Vanya. Rumah dua lantai dengan dekorasi yang tertata rapih, dengan bingkai-bingkai foto yang tergantung didinding, menandakan bahwa si pemilik rumah memang mempunyai hobby berfoto.
Vanya adalah anak bungsu dari dua bersaudara, kakaknya Vino sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di Yogja.
Tiba-tiba mata Malvin tertuju pada sebuah foto dimana terlihat sosok anak laki-laki yang sedang menyuapi si anak perempuan dengan ice cream.
"Lo masih inget gk itu foto kapan?" suara Vanya mengagetkan Malvin yg sedri td menatap kearah foto tersebut.
"Itu kayaknya waktu kita kelas 2 SD deh. Waktu itu lo nangis gara-gara ice cream lo jatoh. Karena gue gk tega liat lo nangis, jadi terpaksa gue bagi ice cream gue buat lo" jawab Malvin.
Ya, itu adalah foto masa kecil mereka. Dari jaman masih SD mereka memang sudah berteman, Marsha dan Ruth juga adalah teman SD mereka. Dan Zalfa baru pindah ke sekolah mereka pada saat kenaikan kelas 4 SD, sejak saat itu mereka berlima menjadi sahabat.
****
"Bunga yang cantik".
"Iyaa cantik, seperti kamu" ucap lelaki berambut biru kepada gadis yg sedari td duduk dihadapannya.
"Marsha" teriakan mamanya membangunkan Marsha dari mimpinya.
"Iya Ma, Marsha udah bangun kok" jawab Marsha yg kini sudah bangkit dr posisi tidurnya.
"Mimpi yang sama lagi" ucap Marsha lg, tapi kali ini dengan intonasi lebih pelan.
****
"Pagi Cejo" sapa Malvin pada Vanya yang baru saja memasuki mobilnya.
"Pagi juga Coco" balas Vanya dengan senyum manisnya.
"Kita jemput siapa dulu nih?" tanya Malvin yg kini sudah menarik silbetnya.
"Zalfa lah, kn klo dr sini lebih deket kerumah dia. Abis itu baru kita jemput Marsha sama Ruth".
"Ok, berangkat".
Malvin pun mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Zalfa.
****
Pagi ini Ruth sudah datang dirumah Marsha bersama Ibunya. Maklum saja, karena bekerja sebagai asisten rumah tangga dirumah Marsha. Ibu Ruth harus selalu datang pagi2 untuk membatu membersihkan rumah Marsha.
"Marsha mana Ma?" tanya Ruth pada mamanya Marsha.
"Tadi udah mama bangunin, paling bentar lagi juga turu. Kamu udah sarapan?" bls Mama Marsha setelah mengoleskan selai stroberry diatas rotinya.
"Udah kok ma" jawab Ruth sambil tersenyum.
Tak lama Marsha pun turun dan menghampiri Ruth yang sedang diruang makan bersama mamanya.
"Pagi Ute, pagi Ma" sapanya yg kini sudah duduk dimeje makan.
"Pagi juga sayang, ayo sarapan dulu" pinta Mamanya.
"Iya ma. Ute ayo ikut sarapan!" ajaknya pd sahabatnya iti.
"Gue udah makan tadi Sha".
"Ya udah klo gitu duduk sini aja temenin gua sarapan!" pinta Marsha sambil menepuk kursi yang ada disampingnya.
Tak lama kemudia terdengar suara klakson dari luar rumah Marsha.
"Itu pasti si Coco. Ma, Marsha sama Ute berangkat dulu ya" ucap marsha yang kemudian mencium tangan mamanya dan diikuti oleh Ruth dibelakangnya.
"Ibu Ruth berangkat".
"Marsha juga brangkat Bu".
Bukan hanya Ruth yang menganggap mamanya Marsha seperti orangtuanya, Marsha pun juga menganggap Ibunya Ruth seperti orangtuanya. Kedua gadis itupun keluar menuju mobil Malvin dan pergi ke sekolah.
*****
Waktu bel istirahat mereka berlima berkumpul dikantin sekolah menikmati makan siangnya.
"Sha lo kenapa? Kok dari tadi diem aja?" Tanya Ruth pada sahabatnya itu.
"Gue mimpi itu lagi. Mimpi yang sama sejak tiga bulan lalu" ucap Marsha dengan suara lemas.
"Cowok mawar putih itu?" kini Vanya yg mulai bertanya.
Marsha hanya mengangguk.
"Idih baru denger gue, biasanya kn pangeran berkuda putih. Lah ini kok cowok mawar putih?" kata Zalfa sambil memperlihatkan ekspresi bingungnya.
"Loh gk kenal emang sama cowok itu?" tanya Ruth lg.
"Gk, gue gk inget jelas gimana mukanya. Yang gue inget itu rambutnya...".
"Kenapa rambutnya sha?" tanya Vanya penasaran.
"Kenapa-kenapa? Dia botak?" celetuk Zalfa.
"Bukan, rambutnya itu warna biru. Iya bener, warna biru". Ucap Marsha meyakinkan ingatannya.
"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Malvin yang baru saja kembali setelah memesankan makanan untuk sahabat-sahabatnya.
"Ini lohh Co, si Marsha mimpiin cowok itu lagi" jawab Vanya.
"Cowok siapa lagi, gantengan mana sama gue?" kata Malvin sambil mengangkat kera bajunya.
"Idih lo mah over PDnya" balas mereka kompak yang kemudian diiringi tawa.
TBC
Jika suka ceritanya, tolong vote ya!👌
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Story (Completed) ✅
Teen FictionSetiap orang punya kisah yg berbeda. Dan dengan adanya perbedaan itu, kita bisa mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru tentang bagaimana harusnya kita menyikapi suatu permasalah dalam sebuah hubungan. Karena setiap hubungan, selalu dimulai dgn...