Pagi ini Surabaya tak jauh beda dgn Jakarta. Terlihat rentetan mobil berbaris dr kaca cendela hotel tempat Marsha menginap. Maklum saja, Surabaya adalah kota metropolitan ke dua setelah Jakarta. Maka tak heran jika kemacetan menjadi salah satu problematika yg sulit untuk terpecahkan.
Ditemani suasana pagi kota Surabaya, Marsha kini sedang menikmati sarapan paginya. Segelas susu coklan dan sepotong senwich buatan sendiri.
Setelah menikmati sarapannya, dia meraih ponsel yg ada dimeja. Dilihatnya ada beberapan pesan singkat dr Ruth dan Mamanya. Marsha memang sengaja tak membalasnya, krena dia tak mau ada yg mengganggu ketenangannya selama berada di Surabaya.
***
Keadaan Devin pun sama, dia sedang termenung di balkon hotel tempat dia menginap saat ini. Tak ada yg tau dia berada dimana, karena dia memang sedang tak ingin diganggu. Dan disaat semua org mencarinya, dia justru terlihat santai menikmati kopi panasnya.
Tak lama ponselnya pun berdering. Dan setelah lama tak ada jwban, akhirnya org disebrang sana merasa lega.
"Hallo, ada apa Ngga?".
"Lo kemana aja sih Vin, susah bgt dihubungin!".
"Gue kn udh bilang sama lo, klo gue baik2 aja!".
"Iya, tp lo dimna?".
"Gue gk bisa kasih tau lo skrang gue dimna! Gue lg pengen sendiri dlu Ngga!".
"Sampe kpan lo kaya gini Vin? Ini udh takdir lo, lo gk bisa terus menghindar dari takdir!".
"Gue gk mau takdir ini! Dan gue lg berusaha buat ngerubah takdir gue sendiri".
"Vin...".
"Udh Ngga! Lo gk perlu khawatirin gue, gue baik2 aja!" ucapnya yg kemudian memetuskan sambungan telepon secara sepihak.
***
Marsha kini sedang berjalan-jalan sendiri menikmati suasana perkotaan di Surabaya. Semua tak jauh beda. Masih banyak saja org yg sibuk dgn urusan pribadinya, dan mengacuhkan org yg ada disampingnya. Tiba2 saja mata Marsha tertuju pda salah satu toko bungan disebrang sana.
Dia pun berjalan kearah toko tersebut. Dicarinya bunga yg akhir2 ini menjadi favoritenya. Setelah ketemu, dia pun meminta pegawai toko tersebut untuk merangkaikannya.
***
Devin kini sedang berada disalah satu pusaran makam, tempat kekasihnya bersatu dgn alam. Karena masih pagi, maka tak terlalu banyak org yg sedang berkunjung kesana. Seperti halnya Devin, org2 tersebut jg sedang mengunjungi org yg sangat dirindukannya.
"Aku kangen kamu Sha!" ucapnya dgn menaruh sebuket mawar putih didepan nisan kekasihnya.
"Maafin aku, aku udh hampir aja ngelakuin kesalahan!" kini mulai terlihat butiran air mata dipipinya.
"Aku udh jatuh cinta sama dia! Tp ternyata, dia yg udh bikin aku kehilangan kamu Sha" ucapnya lg dengan terisak.
"Kamu baik2 ya Sha disurga! Aku jg bakal jaga diri aku disini! Aku gk akan pernah lupain kamu! Karena kamu satu2 gadis yg ada dihati aku!" ucapnya yg kemudian berdiri dan mulai meninggalkan pusaran makam kekasihnya itu.
***
Katika Devin pergi meninggalkan pusaran tersebut, datanglah seorg gadis dr sisi lain pemakaman itu. Dengan membawa sebuket mawar putih, dia menghampiri pusaran makan yg td dikunjungi oleh Devin.
"Haiii Lisa" sapa gadis itu sambil meletakkan sebuket mawar putih disebelah buket yg sudah terlebih dahulu ada disana.
"Ternyata ini jg bunga favorite kamu?" tanyanya sambil tersenyum kearah nisan, seolah ada gadis lain yg diajaknya bicara.
"Kamu mungkin gk kenal sama aku? Tp buat aku, kamu org yg sangat berjasa dlm kehidupan aku!" ucapanya yang kemudian menghela nafas sebentar.
"Kamu pasti org yg sangat baik ya? Kamu rela donorin hati kamu buat aku, padahal kamu gk kenal sama aku. Kamu jg beruntung punya lelaki yg selalu satia jaga cintanya buat kamu!" air mata Marsha pun mulai menetes.
"Kamu pasti nanya knpa aku bisa tau? Ya, karena aku kenal dgn lelaki itu. Dia sangat baik, perduli sama kesusahan org lain. Dia jg udh bikin aku jatuh cinta sama dia, tp mungkin jg perasaan ini aku dapet dr perasaan dihati kamu" ucapnya lg masih dgn air mata.
"Dia sekarang lg marah sama aku. Dan klo marah, dia gk pernah mau dengerin org lain. Dia sedikit emosional ya? Tapi aku gk pernah nyesel kenal sama dia" ucapnya terisak namun masih terukir senyum diakhir kalimat.
"Sekarang kayanya dia udah benci sama aku. Dia ngerasa kalau aku yang udah biki kamu pergi. Maafin aku ya Sha! Aku gk bisa jagain dia buat kamu. Aku gk bisa bikin dia bahagia. Dan dia justru pergi dengan rasa sedihnya." Ucapnya yang kini muali tertunduk lemah.
"Aku gk tahu sekarang dia ada dimana, tapi aku harap dia baik-baik saja." Senyum tulus kini terpatri diwajah cantik Marsha.
"Aku pulang ya Sha. Semoga kamu selalu bahagia disurga sana." Berdiri dari posisinya, lalu pergi meninggalkan pusaran makam.
***
Devin kini sedang menikmati makan siangnya disebuah caffe dekat hotel tempatnya menginap beberapa hari ini. Dia memesan menu yg sederhana, nasi goreng dan orange jus saja.
Ketika dia sedang asik melahap nasi gorengnya. Tiba2 terdengar suara yg tak asing ditelinganya.
"Ting ting" bunyi sendok yg dibenturkan kepiring.Sontak Devin pun menoleh kearah suara itu berasal. Disana dia melihat Marsha, gadis yg beberapa hari ini dihindarinya.
Marsha yg sedang mengelap bibirnya dgn tisu, tiba2 meletakkan kembali tisunya dimeja setelah melihat kearah Devin yg sedang menatapnya.
Marsha tak menyangka, jika dia akan bertemu Devin dalam situasi yg tak terduga. Entah apa yg dirasakannya, namun kini ada butiran air mata yg menetes dipipinya.
Melihat Marsha yg mulai meneteskan air mata, Devin justru membalikkan lagi tubuhnya dan kemudian berjalan pergi meninggalkan caffe tersebut.
Marsha masih mematung disana dengan air mata. Hatinya sesak melihat org yg dicintainya pergi begitu saja.
TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Story (Completed) ✅
Подростковая литератураSetiap orang punya kisah yg berbeda. Dan dengan adanya perbedaan itu, kita bisa mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru tentang bagaimana harusnya kita menyikapi suatu permasalah dalam sebuah hubungan. Karena setiap hubungan, selalu dimulai dgn...