Perpecahan? (Bagian XXXVII)

408 46 7
                                    

Sudah beberapa bulan Devin dan Marsha terlihat jalan bersama, namun masih belum ada status diantara mereka. Malvin dan Vanya pun sama. Meskipun sering bersama, namun Vanya tak sedikitpun membuka hati untuk Malvin sahabatnya.

Berbeda dengan Zalfa yg kini mulai menikmati rasa rindunya karena harus terpisah jarak dgn kekasihnya. Ruth dan Bastian kini jg semakin terlihat mesrah. Setelah perjodohan dibatalkan, Bastian mulai berusaha agar Papanya bisa menerima Ruth. Dan usahanya pun tak sia2, sebab kini hubungan mereka sudah mendapat restu dr kedua orang tua. Dan Ayahnya Ruth jg sudah kembali bekerja.

Pagi ini Malvin berangkat ke kampus bersama Vanya. Tanpa Zalfa, karena dia memilih untuk membawa mobil sendiri.

"Cejo, ada yg mau omongin sama lo!" ucap Malvin yg kini sudah memarkirkan mobilnya.

"Ada apa Co?" tanya Vanya.

"Gue mau lo kasih kesempatan buat gue! Gue sayang sama lo Cejo! Gue janji, gue gk bakal kecewein lo!" tegas Malvin.

"Kita udh bahas ini Co! Dan lo jg udh janji, klo lo gk akan nyatain perasaan lo lg! Tp knpa skrang jd kaya gini?".

"Gue beneran cinta sama lo Cejo! Apa lo gk bisa liat ketulusan cinta gue?".

"Maafin gue Co, gue gk bisa!" jwb Vanya yg kemudian turun dan meninggalkan Malvin sendiri didlm mobil.

***

Marsha kini sering berangkat ke kampus bersama Devin. Entah apa yg membuat mereka dekat, tp sepertinya memang ada ikatan diantara mereka.

"Marsha, lo bsok bisa gk temenin gue?" tanya Devin yg kala itu sedang menyetir.

"Kemana?" Marsha justru bertanya balik.

"Gue pengin ke pantai" jwb Devin singkat.

"Pantai? Gue mau" bls Marsha antusias.

"Yaudh, bsok pagi gue jemput ya!" ucap Devin lagi.

Percakapan mereka berhenti ketika mobil sudah mulai terparkir.

***

"Lo knpa sama Coco? Ribut lg?" tanya Zalfa yg kini sudah berada dikantin bersama Vanya Ruth dan Marsha.

"Gk ada apa2" jwb Vanya singkat.

"Gk mungkin klo gk ada masalah lo sama dia diem2an dikelas" jelas Zalfa.

"Knpa Cejo? Lo bisa cerita sama kita!" tambah Ruth.

"Dia nyatain perasaannya lg. Dia bilang klo dia cinta sama gue!" jwb Vanya.

"Terus tanggepan lo?" Marsha mulai ikut bertanya.

"Lo kn tau Sha, gue gk mau pacaran sama sahabat sendiri. Lo gk inget kejadiannya Kak Vino gmna?" jelas Vanya.

"Iya gue paham! Tp skrang Kak Vino udh bahagia kn sama Kak Ane? Lo jg harus cari kebahagiaan lo sendiri! Lo gk bisa samain hidup lo dgn kehidupan masa lalu Kak Vino!" tegas Marsha.

"Knpa lo jd gk bisa ngertiin gue sih Sha!" betak Vanya krna mulai emosi dan kemudian berjalan pergi.

"Cejo tunggu!" teriak Zalfa yg kini mulai mengejar Vanya.

Vino adalah Kakak Vanya. Dulunya dia pernah mencintai sahabatnya sendiri, namun hubungan mereka tak lama dan hanya berlangsung 2thn saja. Karena merasa depresi, beberapa kali Vino mencoba untuk bunuh diri. Namun pertemuannya dgn gadis bernama Ane, membuat dirinya semangat kembali. Kini Vino sudah menikah dgn Ane, dan tinggal di Yogyakarta dgn bahagia.

***

"Gue salah gk sih Ute? Gue cuma kasian sama Coco. Gue tau bgt klo cintanya buat Cejo itu tulus! Dan gue yakin klo cuma dia yg bisa bikin Cejo bahagia" ucap Marsha dgn wajah sedihnya.

"Lo gk salah kok Sha! Mungkin momentnya aja yg kurang tepat! Dan Cejo jg belum bisa buka hatinya buat Coco" jelas Ruth.

"Tp sampai kpan dia egois kaya gt Ute? Dia udh terlalu sering bikin Coco sedih! Dan klo nantinya Coco nyerah gimna? Dia bakal bener2 kehilangan Coco!" ucap Marsha lg masih dgn wajah sedih.

"Udh Sha! Kita gk bisa terlalu banyak ikut campur masalah pribadi mereka. Biar ini jd urusan mereka berdua! Kita cuma bisa berdoa, dan selalu ada jika mereka butuh kita!" ucap Ruth yg kini sedang memeluk Marsha.

***

"Gue keterlaluan gk sih Zal sama Marsha?" tanya Vanya yg dibls anggukan oleh Zalfa.

"Abis gue kesel sama dia. Knpa kesannya dia lebih belain Coco? Pdahal dia tau klo gue gk pernah mau pacaran sama sahabat sendiri!" ucap Vanya lg.

"Tp gk seharusnya lo bentak dia kaya td! Lo tau sendiri kn, Marsha yg paling sensitive diantara kita. Apa lg dia jg baru pulih dr sakitnya, harusnya kita lebih bisa ngertiin dia" jelas Zalfa.

"Iya gue tau. Tp gue kecewe Zal!" ucap Vanya lg dgn raut wajah sedih.

"Udh ya, nanti kita omongin baik2 sama Marsha!" ucap Zalfa yg kini memeluk Vanya dan berusaha membuatnya tenang.

***

Malvin kini termenung sendiri meratapi kisah cintanya yg masih belum ada harapan. Dia bingung, harus menyerah atau terus berusaha. Sekuat apapun dia berjuang, pasti akan selalu ada yg menghalang. Karena jika hanya satu org yg berjuang, maka terlalu berat untuk bisa mencapai akhir yg bahagia.

"Apa gue harus nyerah? Gue udh terlalu lelah buat berjuang. Karena setiap perjuangan gue gk pernah lo hargain! Mungkin lo bukan org yg tepat buat gue!" batin Malvin yg kini sedang berkutat dgn emosinya sendiri.

***

Devin kini termenung sendiri diapartemennya, dia tak sabar menantika hari esok untuk bertemu Marsha. Walau sadar yg dirasakannya itu cinta, namun dia tetap diam saja. Karena masih ada gadis lain dalam hatinya, gadis yg masih belum bisa dilupakannya. Dan Marsha? Hari2nya dgn Marsha, justru semakin memperkuat ingatannya akan masa lalu yg bisa membuatnya bahagia.

TO BE CONTINUED.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang