Pagi ini keempat gadis tersebut pergi ke kampus bersama, tetapi masih tanpa Malvin.
"Lo ntr ada kelas jam brpa Sha?" tanya Vanya dr arah kemudi.
"Jam 10 Cejo, knpa?" balasnya.
"Kalian gk pa2 ke kampus sepagi ini? Apa mau gue anter pulang aja?".
"Gk pa2 lah Cejo. Ntr biar gue sama Ute nunggu dikantin atau diperpus jg bisa".
"Owh gt, yaudh deh. Soalnya ini ntr gue sama Zalfa langsung masuk ke kelas ya".
"Iya santai aja".
Ketika mobil sudah mulai diparkir, Vanya dan Zalfa berjalan menuju kelas mereka. Sedangkan Marsha dan Ruth kini lebih memilih berjalan ke kantin.
"Coco" teriak Marsha ketika melihat Malvin yg sedang berjalan sendirian.
Malvin pun kini menghampiri Marsha dan Ruth yg ada disana.
"Coco gk masuk kelas? Td Cejo sama Zalfa udh masuk kelas tuh!" ucap Ruth."Gue lg gk semangat nih ke kelas".
"Knpa? Karena Cejo?" tanya Marsha.
Malvin hanya menganggukkan kepalanyan.
"Coco yg sabar ya! Kita lg usaha buat bujukin Cejo" sahut Ruth."Lo gk boleh nyerah donk! Kita semua pasti bantuin lo. Jd jgn putus asa!" tambah Marsha.
"Tp apa dia mau maafin gue?".
"Pasti mau" ucap Ruth.
"Emang salah ya klo gue punya perasaan lebih ke dia? Knpa sampai dia semarah itu?".
"Gk ada yg salah dlm cinta, mungkin wktnya aja yg blom tepat" ucap Ruth lg.
"Iya bener yg dibilang Ute. Kasih Cejo wkt buat mikirin semuanya. Mungkin skrang dia blom tau ketulusan cinta lo. Jd lo harus lebih nunjukin lg keseriusan lo!" jelas Marsha.
"Iya deh, bakal gue coba".
"Ya udh, masuk kelas gih!" pinta Marsha.
Malvin pun hanya mengangguk dan kemudian berjalan menuju kelasnya.
****
Sepagi ini Devin sudah bangun ditemani sepotong senwich dan teh hangant diruang tamunya. Tp, entah kenapa pikirannya tak berada disana. Dia justru sedang melamun dan tak menghiraukan jika tehnya sudah dingin.
"Terlalu banyak kesamaan antara dia dan Lisa. Kenapa dia selalu ingetin gue sama Lisa? Apa mungkin dia kenal Lisa? Dia ini siapa?" terlalu banyak pertanyaan yg blom bisa dimengerti oleh Devin.
Pikiran Devin masih saja melamunkan sosok 'dia'. Dia yg diawal pertemuan sudah membuat hati kesal, dia yg selalu membutuhkan perlindungan, dia yg kini sudah memberikan kebahagiaan.
****
Bastian hari ini sedang mempersiapkan pesta ultah Mamanya. Dia sangat sibuk hingga lupa menghubungi kekasihnya.
"Iya sayang" suara Bastian ketika mengangkat panggilan masuk dr kekasihnya.
"Kamu kemana aja sih dr semalem gk hubungin aku? hari ini kamu ke kampus gk?" suara gadis dr sambungan teleponnya.
"Iya sayang maaf bgt ya! Dr semalem aku sibuk nyiapin pesta buat Mama. Aku hari ini gk ada kelas, jd mungkin gk ke kampus. Knpa? Kamu mau dijemput?".
"Gk usah, aku ntr pulang sama Cejo aja. Kamu kn masih sibuk jg".
"Kamu pengertian bgt sih. Ya udh nanti malem aku jemput ya! Kita ke pesta Mama bareng!".
"Aku kayanya gk deteng deh".
"Knpa?".
"Aku masih ngerasa gk enak sama orang tua kamu. Mereka jg pasti gk berharap aku dateng".
"Kamu harus dateng! Aku jemput jam 7 malem! Bye sayang" ucapnya yg kemudian memtuskan sepihak sambungan teleponnya.
****
"Knpa Ute?" tanya Marsha yg kini ada disampingnya.
"Ko Bas ngajakin ke pesta Mamanya".
"Bagus donk, ini kesempatan lo buat bisa deket sama keluarganya".
"Tp gue masih takut Sha. Diawal pertemuaan aja bokapnya udh gk suka sama gue. Gimna ntr klo gue dateng ke pestanya".
"Udh tenang aja! Gue yakin Ko Bas pasti bisa jagain lo. Dia gk mungkin biarin lo sedih!" ucap Marsha yg diakhiri senyum.
"Semoga aja ya Sha".
Percakapan mereka terhenti ketika seseorang datang dgn membawa nampan berisikan pesanan mereka.
****
Di kelas, Malvin hanya bisa diam. Dia tak bisa bebincang atau hanya sekedar bertegur sapa dgn Vanya. Dia amat merindukan hari2nya yg dlu berwarna karena adanya Vanya. Namun kini warna itu sudah pudar, bahkan sudah menjadi gelap.
"Vanya" sapa seorang lelaki dr arah luar pintu kelasnya yg kemudian melambaikan tangan pada Vanya.
"Zal gue keluar bentar ya" ucap Vanya kpda Zalfa yg kemudian berjalan menghampiri lelaki tersebut.
"Ada apa?" tanya Vanya.
"Ntr pulang ngampus jalan yuk!" ajak lelaki itu.
"Gue harus nganter temen2 gue balik dlu. Agak sorean aja gimna?".
"Boleh deh. Ntr gue BBM aja ya".
"Ok. Ya udh gue masuk lg ya!" balas Vanya yg diakhiri senyum.
Melihat kejadian didepan pintu, Malvin jd semakin membisu. Tak ada lg kata yg bisa menggambarkan kesedihannya.
To Be Continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Story (Completed) ✅
Novela JuvenilSetiap orang punya kisah yg berbeda. Dan dengan adanya perbedaan itu, kita bisa mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru tentang bagaimana harusnya kita menyikapi suatu permasalah dalam sebuah hubungan. Karena setiap hubungan, selalu dimulai dgn...