Zalfa kini sedang memasak untuk kekasihnya. Dia sedang belajar menjadi calon istri yg baik.
"Taarrraa. Nasi gorengnya udh jadi!" ucap Zalfa sambil meletakkan sepiring nasi goreng didepan Angga.
"Klo dr baunya sih enak" ucap Angga yg kemudian menoleh kearah Zalfa.
"Pasti enak lah, kn aku buatnya pake cinta!" ucap Zalfa lg menggoda kekasihnya.
"Aku coba ya?" ucap Angga yg kemudian melahap sesendok nasi goreng buatan kekasihnya itu.
Tiba2 ekspresi Angga berubah ketika mengunyah nasi goreng buatan Zalfa.
"Knpa sayang? Gk enak?" tanya Zalfa penasaran.
"Enak kok!" bls Angga sambil terus menunjukkan ekspresi yg sama.
"Serius? Sini aku coba!" ucap Zalfa yg kemudian mengambil sendok dr tangan Angga dan mulai memasukkan nasi goreng ke mulutnya.
Ekspresi Zalfa pun kini jg berubah setelah memakan nasi goreng buatannya sendiri.
"Asin sayang! Udh jgn dimakan! Kita cari makan di luar aja!" ucap Zalfa yg kemudian mengangkat piring nasi goreng Angga dan mengembalikkannya kedapur.
Angga hanya tersenyum melihat tingakah kekasihnya itu. Maklum saja, karena dr keluarga berada maka Zalfa memang jarang memasak sendiri dirumah. Tp setdknya, dia sudah mau mencoba demi kekasihnya.
***
"Lo kpan balik ke Jakarta?" tanya Devin yg kini sudah berada dimobilnya bersama Marsha.
"Tadi pagi" jwb Marsha singkat.
"Lo kesini pasti buat dateng ke nikahannya Ruth sama Bastian ya?" tanyanya lg yg hanya dibls anggukan oleh Marsha.
Suasana pun menjadi canggung. Maklum saja, sudah 4 thn mereka tak bertemu. Dan lg, ditambah masalah yg membuat mereka menjadi jauh.
Tak lama Mobil Devin sudah tiba dirumah Marsha.
"Makasih ya Kak buat tumpangannya" ucap Marsha yg kemudian tersenyum kpda Devin.
Namun ketika Marsha ingin membuka pintu mobil. Tiba2 tanggan Devin menahannya.
"Tunggu Sha!" pintanya yg kini sudah menggenggam pergelangan tangan Marsha."Ada apa?" tanya Marsha yg kini sudah menoleh kearah Devin.
Kini tangan Devin sudah berani menyentuh pipi Marsha. Dan tak lama, dia sudah mengecup mesrah bibir Marsha.
Marsha mematung, dan tdk ada penolakan darinya ketika tiba2 Devin menciumnya. Entah karena tak percaya, atau justru karena menikmatinya.
Devin pun menyudahi ciumannya, namun masih tetep menatap Marsha.
Marsha masih terdiam, seolah tak percaya jika Devin baru saja menciumnya. Jantungnya kini mulai berdetak kencang ketika Devin terus saja menatapnya.
"Ya udh, aku turun dlu ya Kak! Makasih tumpangannya" ucapnya yg salah tingkah dan kemudian keluar dr mobil Devin.
***
Pagi ini Malvin dan Vanya sedang berada diperjalanan menuju rumah Marsha. Dan tak lama, mereka pun sudah tiba.
"Aduh keliatan bahagiannya ya yg udh tunangan" goda Marsha yg baru saja membuka pintu rumahnya.
"Lo kok tau?" tanya Malvin.
"Gue udh cerita sama dia kemarin" jwb Ruth yg baru saja datang menghampiri mereka.
"Kn jd gk surprise Ute! Knpa dibilangin sih" Vanya mulai memanyunkan bibirnya.
"Kabar baik itu gk boleh dirahasiain!" jls Marsha.
"Ya kn kita mau bikin lo terkejut!" bls Vanya.
"Mana cincinnya? Katanya mau dipamerin ke gue?" tanya Marsha.
"Nih" ucap Malvin Vanya kompak dan memeprlihatkan tangannya yg kini sudah dihiasi cincin emas putih polos yg ditengahnya ada berlian kecil.
"Kompak bener! Emang sengaja mau pamer kayanya" ucap Marsha sambil tersenyum kearah mereka.
"Lo gk pengin jg Sha? Ini borgol termanis loh yg pernah gue dapet" ucap Vanya yg kemudian melirik kearah kekasihnya.
Malvin yg tersentuh akan ucapan Vanya langsung melingkarkan tangannya dipinggang kekasihnya itu, dan kemudian tersenyum kearahnya.
"Udh deh, mulai nih adegan dewasanya. Masuk yuk Ute! Gue tunggu didlm ya Cejo!" ucap Marsha yg kemudian memasuki rumah dan diikuti Ruth dibelakangnya.
"Kamu apaan sih? Malu tau sama Marsha!" ucap Vanya berusaha melepas tangan kekasihnya, namun Malvin justru membalikkan tubuh Vanya dan melingkarkan kedua tanggannya dibelakang pinggang Vanya.
"Marsha sama Ute udh gk ada! Jd kita bebas!" goda Malvin.
"Apaan sih! Lepasi Co!".
"Kok panggilnya Co lg?".
"Terus mau dipanggil apa?".
"Sayang donk!".
"Ucchhh sayang" ucap Vanya yg kemudian mengecup pipi kanan kekasihnya.
"Kok cuma kanan doank? Yg kiri mna?" ucap Malvin sambil menyodorkan pipi kirinya kearah Vanya.
"Udh" ucap Vanya setelah mengecup pipi kiri kekasihnya.
"Bibirnya?" goda Malvin lg.
"Uuhh maunya!" ucap Vanya yg kemudian meninju pelan lengan kekasihnya.
"Yaa kn namanya jg usaha" bls Malvin yg kemudian memanyukan bibirnya.
"Yadah sana balik! Katanya mau kekantor!".
"Iya lupa. Kamu sih!" ucap Malvin sambil menepuk keningnya.
"Yee malah aku yg disalahin! Udh sana!" usir Vanya.
"Ya udh aku balik!" ucap Malvin yg kemudian mengecup mesrah kening Vanya.
"Iya, hati2 ya!" bls Vanya yg kemudian melambai kearah kekasihnya.
***
"Kamu anterin aku kerumah Marsha ya!" ucap Zalfa yg kini sudah didlm mobil bersama Angga.
"Terus nanti mobil kamu gimna?" tanya Angga.
"Kamu bawa aja! Aku nginep disana soalnya. Bsok kamu jangan telat ya keacara nikahannya Ruth!" jelas Zalfa.
"Iya. Jam 8 kn?".
"Iya. Jgn lupa jg dress codenya warnah putih! Kamu pake aja jas yg kemaren aku beliin!" pinta Zalfa.
"Iya sayang" bls Angga yg masih fokus menyetir.
Tak lama mereka sudah sampai didepan rumah Marsha.
"Ya udh, aku turun ya! Kamu hati2! Yg semangat kerjanya!" ucap Zalfa pd kekasihnya.
"Iya sayang" bls Angga yg kemudian mencium kening kekasihnya.
Zalfa pun kini mulai turun dr mobilnya. Dan Angga sudah menjalankan mobilnya menuju kantornya.
TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Story (Completed) ✅
Teen FictionSetiap orang punya kisah yg berbeda. Dan dengan adanya perbedaan itu, kita bisa mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru tentang bagaimana harusnya kita menyikapi suatu permasalah dalam sebuah hubungan. Karena setiap hubungan, selalu dimulai dgn...