Kesedihan (Bagian XXIV)

532 41 2
                                    

Malvin kini sedang melamun sendiri, dia merasa menyesal sudah mengungkapkan isi hatinya saat itu.
"Gue bego bgt sih! Sekarang dia udh gk mau lg ketemu sama gue. Gue harus gimana?" pikiranya penuh tanya.

Dia berharap wkt bisa diulang kembali dan berhenti diwkt ketika Vanya tak mengenal Alif, hanya ada kisah mereka berdua tanpa adanya org ketiga.

****

Zalfa kini sedang mengutak-atik ponselnya mencari kontak Marsha. Ketika sudah ditemukannya, dia menekan tombol panggilan dan tersambunglah kepada lawan bicara.
"Sha lo ntr kesini sama sapa?".

"...."

"Iya, lo kesini sama Cejo aja! Lo ntr minta jemput dia aja!".

"...."

"Ya itu masalahnya. Makanya gue minta lo semua buat nginep dirumah gue, supaya kita bisa kelarin masalahnya".

"...."

"Gue jg gk tau, si Cejo gk mau cerita".

"...."

"Iya ok. Sampai ketemu ntr ya!" Hanya ada suara Zalfa tanpa terdengar suara lawan bicaranya.

****

"Siapa?" tanya Devin yg kini sedang duduk diruang tamu bersama Marsha.

"Zalfa. Diminum Kak!" jawabnya yg kemudian menawarkan orange jus yg baru saja dibawakan oleh asisten rumah tangganya.

"Itu td Ibunya Ruth?" tanyanya setelah menyeruput orange jus.
Marsha hanya menganggukkan kepala.

"Nyokap lo mana?" tanyanya lg.

"Mama palingan lg arisan dikantor Papa" jawabnya singkat.

"Kak gue boleh nanya sesuatu gk?" kini Marsha mulai tak canggung untuk bertanya.

"Boleh, tanya aja" jawabnya singkat.

"Tp sebelumnya gue minta maaf ya, klo mungkin pertanyaan gue ini bikin lo sedih" tanyanya lg dgn nada sopan.

"Iya".

"Emang bener ya ceweknya Kakak udh meninggal?".

"Lo tau dr mana?".

"Dari Angga. Maaf ya Kak, maaf bgt klo gue terlalu banyak ikut campur sama masalah lo!".

"Gk pa2 kok. Klo soal itu emang bener kok yg dibilang sama Angga".

"Emang cewek lo meninggal knpa Kak?".

"Dia kecelakaan 4bulan lalu. Ini semua gara2 gue. Klo aja wkt itu gue bisa anter dia ke bandara, mungkin kejadiannya gk bakal kaya gini" terlihat beberapa butir air mata membasahi pipi Devin.

"Lo yg sabar ya Kak, lo harus ikhlasin semuanya. Kita gk pernah tau takdir Tuhan itu seperti apa" ucap Marsha yg kini sudah mulai berani menyentuh bahu Devin.

Devin pun menatap Marsha yg ada disampingnya. Entah knpa kini dia merasa nyaman dgn gadis yg dlu amat dibencinya. Dia merasa bahwa Marsha adalah sosok yg bisa membuat dirinya merasa nyaman.

Pembawaannya yg tenang bisa membuat org yg ada disisinya merasa senang.

****

Vanya kini sedang melamun dikamarnya. Banya sekali hal yg tak dia duga akhir2 ini. Dia merasa kecewa akan perasaan Malvin untuknya. Tiba2 ponselnya berdering dan membuyarkan lamunannya.
"Hallo, ada apa Sha?".

"...."

"Iya, ntr gue jemput lo sama Ruth".

"...."

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang