Kembali Bersama-I (Bagian XXVII)

465 43 2
                                    

Malvin kini ada dikamar tamu yang berada dirumah Vanya. Dia masih belum sadarkan diri, akibat hujan semalam. Da Vanya saat ini tampak sedang tertidur pulas dgn posisi duduk disampingnya. Sebenarnya Vanya masih peduli, namun karena emosinya, dia menjadi susah untuk mendengarkan suara hati.

"Cejo" ucap Malvin lirih ketika sudah membuka matanya.

Namun yg dipanggil masih larut dalam mimpinya. Malvin kini menyentuh lembut kepala Vanya, mengelus rambutnya dan kemudian tangannya turun kebagian pipi. Dia menyentuh lembut pipi Vanya, dan menatap lekat wajah gadis yg selama ini dicintainya itu.

Sadar akan sentuhan seseorang, Vanya mulai menggerakkan kepalanya dan Malvin menyingkirkan tanggannya dr pipi Vanya.

"Lo udh bangun?" tanyanya yg kemudian menyentuh kening Malvin.
"Syukur lah lo udh gk demam lg!" Ucapnya yg kemudian mengalihkan tangannya dari kening Malvin.

"Makasih ya, lo masih peduli sama gue" ucap Malvin yang diakhiri senyum.

"Lo itu bego apa gimna sih? Udh tau hujan, harusnya lo itu pulang! Knpa batu banget sih jd orang!" ucap Vanya sedikit kesal.

"Gue seneng liat lo marah ke gue kaya gini!".

"Maksud lo?".

"Ya gue seneng. Akhirnya lo bisa marah lg ke gue kaya gini, dr pada lo diemin gue mulu kaya kemaren" ucapan Malvin sukses membuat pipi Vanya bersemu merah.

"Maafin gue ya Cejo! Emang gk seharusnya gue ngomong kaya gt ke elo kemaren. Lo masih mau kn jadi sahabat gue?" tanya Malvin tulus.

"Ok, gue maafin lo! Tp jgn kaya gitu lagi ya!" pinta Vanya yg dibls anggukan oleh Malvin.

****

Marsha dan Ruth kini sedang menuju kampus diantar oleh Pak Udin. Ya, Marsha memang jarang bawa mobil sendiri. Bukan karena gk bisa nyetir atau pun belum punya SIM, hanya karena Mamanya terlalu khawatir jika putri semata wayangnya itu mengendarai mobil.

"Lo knpa Ute?" tanya Marsha memecah keheningan.

"Gue gk pa2 kok Sha" blasnya lemas.

"Bohong! Gue kenal lo gk setahun dua tahun Ute. Dari kecil kita udh sama2, dan gue tau bgt klo lo lg nyembunyiin sesuatu dr gue".

"Gue blom bisa ceritain semuanya ke elo skrang Sha. Maafin gue ya".

"Ya udh gk pa2. Yg perlu lo tau, gue bakal selalu siap buat dengerin setiap cerita lo!" ucap Marsha yg kemudian memeluk sahabatnya itu.

Mereka terlarut dalam dlm suasana kesedihan, hinga tnpa sadar mobil sudah memasuki parkiran.

****

Suasana pagi dirumah Bastian terlihat berbeda. Kenapa? Karena hari ini Papanya menyempatkan wkt untuk menikmati sarapan bersama anak dan istrinya.

"Bas, kamu nanti ke rumah Om Tommy ya! Kamu ajakin Cindy jalan2 keliling Jakarta" ucap Papa Bastian.

"Gk bisa Pa, Bastian sibuk!" balasnya datar.

"Sibuk apa? Sibuk ngejar2 anak montir itu?" tanya Papa Bastian dgn nada meninggi.

"Pa, dia punya nama. Namanya Ruth, dan Bastian cinta sama dia!" ucap Bastian tegas.

"Cinta? Tau apa kamu tentang cinta! Papa udh jodohin kamu sama Cindy, dan kamu gk bisa nolak itu!" jelas Papa Bastian.

"Tp Bastian gk cinta sama Cindy! Cinta Bastian cuma buat Ruth Pa".

"Bastian!" Papa Bastian terlihat emosi.

"Udh Pa udh!" suara Mama Bastian berusaha menenangkan suaminya.

"Ma Bastian udh gk laper. Bastian pergi ya!" ucapnya yg kemudian pergi meninggalkan ruang makan.

****

Pagi ini Zalfa sudah berdandan cantik. Bukan karena ingin berangkat ke kampus, tp karena semalam kekasihnya sudah berjanji akan melakukan Video Call dengan dirinya.

"Haii sayang" sapa Zalfa.

"Kamu gmna disana? Baik2 aja?" tanya kekasihnya itu.

"Baik kok. Kamu kapan liburan ke Jakarta lg?".

"Baru jg sebulan aku masuk kampus sayang. Masa iya mau liburan lg".

"Tapi aku udh kangen bgt sama kamu!".

"Kamu yg sabar yaa! Aku bakal tetep jaga hati aku kok disini!".

Sepagi ini mereka sudah saling berbincang dgn begitu mesrah, hingga siapa saja yang mendengarnya pasti akan merasa iri.

****

Ketika berjalan memasuki kampus, tak sengaja Ruth dan Marsha bertemu dgn Devin yang juga hendak memasuki kampusnya.

"Haii" sapa Devin pada mereka.

"Haii Kak" jawab mereka kompak.

"Kalian ada kelas pagi jg?".

"Iya Kak" jawab Marsha singkat.

Saat mereka tengah berbincang, terlihat Bastian baru saja keluar dari mobilnya dan hendak memasuki kampus. Dia pun menghampiri mereka, dan meneriakkan nama kekasihnya.

"Ruth" teriak Bastian.

Ketiganya menoleh kearah Bastian, namun tiba2 Ruth justru memalingkan wajahnya.

"Gue ke toilet dlu ya Sha!" ucap Ruth berusaha menghindar.

Bastian ingin mengejar Ruth, namun dihadang oleh Marsha.
"Sha, Ruth mau kemana?" tanyanya.

"Biarin Ute sendiri dlu ya Ko Bas!" pinta Marsha.

"Dia pasti kecewa ya sama gue?".

"Gue gk tau. Dia belom cerita apa2 ke gue!".

"Emang lo ada masalah apa sih Bas sama Ruth?" kini Devin ikut bertanya.

"Semalem itu gue ajak Ruth ke pesta nyokap. Tapi tiba2 bokap ngumumin kesemua orang klo dia bakal jodohin gue" jelas Bastian.

"Apa? Dijodohin?" tanya Marsha dan Devin kompak yg dibalas anggukan oleh Bastian.

"Pantesan Ute sedih banget. Ya udh, klo gt gue samperin Ute dlu ya! Ntr gue bantu biar Ko Bas bisa ngomong sama dia" ucap Marsha.

"Thanks ya Sha" balas Bastian.

Marsha pun berrjalan meninggalkan mereka berdua dan mencari keberadaan Ruth yg entah kemana.

To Be Continued.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang