Kejujuran (Bagian XXXVI)

425 45 2
                                    

Marsha kini sedang melamun sendiri dikamarnya. Dia mulai memikirkan kebaikan Devin yg akhir2 ini membuatnya terpesona.

"Knpa gue ngerasa deg2an terus ya klo deket Kak Devin? Kenapa gue jd ngerasa bahagia klo mikirin dia? Apa ini yg namanya jatuh cinta?"

Terlalu banyak tanda tanya dibenak Marsha. Sepertinya dia sudah sadar jika kali ini dia benar2 jatuh cinta. Semoga kisah cintanya tak serumit kisah cinta sahabat2nya.

***

"Lo mau ngomong apa lg sih?" tanya Vanya yg sebenarnya sudah tak berselera.

"Gue mau minta maaf sama lo! Yg kemaren lo liat itu..." ucapan Alif terpotong oleh amarah Vanya.

"Yg gue liat itu, fakta klo lo selingkuh! Masih mau ngeles?" Vanya mulai emosi.

"Bukan, gue gk cinta sama dia. Gue cuma cinta sama lo!" ucap Alif lg yg kini sudah meraih tangan Vanya.

"Jgn pernah pegang2 gue! Mulai sekarang kita putus!" bls Vanya yg kemudian menepis tangan Alif dan berjalan pergi.

***

Pagi ini Bastian memutuskan untuk pergi ke rumah Cindy. Dia sedang berusaha mengakhiri masalah yg akhir2 ini mengusiknya.

"Maaf Om, sepagi ini saya sudah ganggu wkt Om" ucap Bastian yg kini sedang berhadapan dgn Cindy dan Papanya.

"Gk pa2 Bastian, ada apa?" tanyanya tanpa curiga.

"Sebenarnya saya kesini, cuma mau ngomong klo saya gk bisa nikah sama Cindy" ucap Bastian sedikit gugup.

"Kenpa?" tanyanya lg dgn nada biasa.

"Saya tidak mencintai Cindy Om, dan sudah ada gadis lain yg mengisi hati saya. Saya gk mau nantinya Cindy merasa gk bahagia klo hidup sama saya, karena dr awal saya tdk pernah memiliki rasa untuk Cindy. Saya minta maaf sekali Om. Saya harap kejadian ini tdk merusak persahabat Om sama Papa saya. Saya sebenarnya gk mau bikin Papa saya sedih, tp saya jg gk mau merusak kehidupan saya sendiri dan jg Cindy." jelas Bastis dgn nada yg tegas.

"Om salut sama keberanian kamu yg sudah mau jujur mengungkapkan isi hati kamu. Om akan coba ngomong sama Papa kamu ya!" bls Papa Cindy masih dgn nada dan ekspresi biasa saja.

Bastian heran mendengar ucapan Papanya Cindy, dia tak menyangka jika penyelesaian dr permasalahnya ini begitu mudah.

"Om serius? Om gk marah sama say?" tanya Bastian seolah tak percaya.

Papa Cindy hanya mengangguk dan kemudian tersenyum. Bastian kini memeluk Papa Cindy, kemudian menyalami tangannya.

"Makasih Om, makasih banyak" ucap Bastian gembira dgn terus mengenggam tangan Papanya Cindy.

"Iya" bls Papa Cindy dgn menepuk pelan bahu Bastian.
Cindy yg menyaksikan kejadian itu hanya bisa menahan tawa melihat rona bahagia dr wajah Bastian.

"Ya sudah Om, saya permisi pulang dlu ya!" pamit Bastian yg kemudian berjalan keluar dr rumah Cindy.

Ketika Bastian ingin memasuki mobilnya, tiba2 Cindy menahannya.
"Bastian tunggu!" teriak Cindy yg kemudian menghampiri Bastian.

"Ada apa?" tanya Bastian.

"Makasih ya" bls Cindy sambil tersenyum.

"Makasih buat apa?" tanya Bastian tak mengerti.

"Makasih, krena lo gue jd punya keneranian buat perjuangin org yg gue cinta" ucapnya lg.

"Maksud lo?".

"Sebenernya gue jg udh punya cowok di Parris. Tp krna gue gk mau ngelawan Papa, jd gue terpaksa mau dijodohin dan ikut balik ke Indonesa. Dan krna keberanian lo hari ini, gue jd punya semangat buat perjuangin dia lg" jelas Cindy yg kemudian tersenyum.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang