Bagai Kembali Kemasa Lalu (Bagian IX)

610 53 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00, dan semua mahasiswa baru yg tengah menjalani ospek sudah diperbolehkan untuk istirahat.

"Ute lo mau kemana?" tanya Zalfa yg kala itu melihat Ruth berjln terburu-buru.

"Gue mau liat Marsha di ruang kesehatan" balas Ruth yg masih terus berjln dan menoleh sebentar kearah Zalfa.

"Zal lo temenin Ute gih! Gue sama Coco mau beli makanan dlu buat Marsha. Dia pasti blom makan dr td pagi" ucap Vanya yg memnta Zalfa untuk menemani Ruth.

Zalfa pun berlari menghampiri Ruth. Sedangkan Vanya dan Malvin menuju kantin.

****

Diruang kesehatan Marsha mulai membuka matanya, dan dia melihat Devin yg sedang berdiri tepat disebelah tempat tidurnya.

"Gue kok bisa disini?" tanya Marsha sambil mengucek kedua matanya.

"Lo gk inget lo kenapa?" tanya Devin yg dibalas Marsha dengan menggelengkan kepalanya.

"Selain gk kuat lari, otak lo bermasalah jg ya?" tanya Devin lg.

Marsha yg mendengar ucapan Devin langsung memalingkan wajahnya, dia merasa bahwa ucapan Devin terlalu kasar dan dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan lelaki tersebut.

Disisi lain, diam2 Devin memperhatikan perempuan yg sedang memalingkan wajahnya itu. Seketika suasana menjadi hening, dan hanya terdengar detakan jarum jam dinding.

****

Tak lama Ruth dan Zalfa sudah sampai diruang kesehatan.
"Sha" teriak Ruth saat memasuki ruang kesehatan.

Devin yg tidak asing dengan sebutan nama tersebut langsung menoleh kearah Ruth dan kemudian melihat Marsha.

"Sha lo gk kanapa2 kn?" tanya Ruth yg kini sudah berdiri disamping ranjang.

"Gue gk pa2 Ute. Mungkin ini cuma gara2 gue blom sarapan aja" jawab Marsha yg kemudian memperlihatkan senyum andalannya.

Devin merasa ada yg mengganjal difikirannya, dia pun kemudian berjalan keluar dari ruang kesehatan.

Tetapi tepat di depan pintu ruang kesehatan, dia justru berpapasan dengan Bastian.
"Lo mau kemana Vin?" tanya Bastian.

"Gue laper" balas Devin yg kemudian pergi meninggalkan Bastian yg masih berdiri didpan pintu ruang kesehatan.

****

Kantin sudah penuh dengan para mahasiswa baru yg sedang kelaparan setelah mengikuti kegiatan.

Vanya dan Malvin terlihat bingung mencari cela kosong diantara kerumunan mahasiswa yang sedang mengantri memesan makanan.

"Lo tunggu sini aja ya, biar gue yg beliin" ucap Malvin yg kemudian dibalas Vanya dengan anggukan.

"Lo gk mau pesen jg?" tanya Malvin lg.

"Samain aja lahh, sekalian beli buat Zalfa sama Ruth ya!" balas Vanya.

Malvin pun meninggalkan Vanya disudut kantin dan mulai membeli makanan untuk teman2nya.

****

Saat sedang berjalan menuju kantin, Devin masih memikirakan panggilan "Sha" yg tertuju pada Marsha.

"Kenapa harus 'Sha' jg sih panggilannya. Yaa tp itu emang nama dia. Ya udah lah bodo amat, kenapa gue jd mikirin dia?" batin Devin yg kemudian berlalu begitu saja.

****

Vanya dan Malvin tiba diruang kesehatan, mereka pun menghampiri Marsha dan jg teman2nya yg ada disana.

"Sha lo gk pa2?" tanya Vanya.

"Gue gk pa2 kok Cejo" jawab Marsha.

"Nih gue bawain roti sama susu coklat favorite lo" ucap Malvin sambil menyodorkan sekotak susu dan roti pada Marsha.

"Makasih Coco" balas Marsha sambil mengambil roti dan susu dari tangan Malvin.

"Nih juga nih buat Ruth sama Zalfa" ucap Malvin lg.

"Makasih Coco" bls keduanya kompak.

Tak lama Bastian sadar klo dia mengenal salah satu sahabat Ruth itu.
"Malvin" ucap Bastian.

"Ko Bas" bls Malvin.

"Lo kuliah disini jg Vin?" tanya Bastian.

"Iyaa Ko Bas. Gue harus jagain temen2 gue ini" balas Malvin sambil menunjuk sahabat2nya.

"Coco kenal sama Kak Bastian?" tanya Ruth.

"Kenal lah. Ko Bas ini anaknya temen Papi. Kita sering ketemu klo ada acara2 di kantornya Papi" jawab Malvin.

"Owh gitu" balas Ruth sambil menganggukan kepalanya beberapa kali.

****

Devin yg sedang berada dikantin, kini telah terlatut dalam lamunannya. Dia mengingat masa2 bahagianya bersama gadis yg dicintainya.

"Sha, kamu mau gk jadi pacar aku? Jujur semenjak kenal kamu tiga bulan lalu, aku selalu mimpiin kamu. Dan aku ingin mimpi itu jadi nyata" ucap Devin dengan memegang tangan gadis yg tepat berada di depannya.

"Kamu mimpiin aku? Emang mimpi kaya gimana?" balas gadis itu.

"Mimpi yg indah" jawab Devin sambil tersenyum.

"Gimna? Mau gk jd pacar aku?" tanya Devin lagi.

Gadis itu hanya tersipu malu, dan tak lama dia menganggukan kepala.

"Woy, dicariin jg malah disini!" Suara Ridwan membuyarkan lamunan Devin.

"Apaan sih lo, ganggu org aja!" ucap Devin kesal.

"Lo dicariin si Key tuh. Dia pengin tau kronologi kejadian lo bikin mahasiawa baru pingsan" kata Ridwan lg yg kemudian diselingi tawa.

"Mana dia?" tanya Devin.

"Noh diruang BEM" jawab Ridwan.

"Ya udah, gue samperin dia dulu. Lo bayarin ya baso gue!" ucap Devin yg kemudian meninggalkan Ridwan.

"Sialan nih anak. Malah gue yg disuruh bayar" ucap Ridwan yg kemudian menepuk jidatnya.

Tbc ya 😊
Jangan lupa vote jika kalian suka sama ceritanya. Dan bisa dikoment jika ada kritik dan saran! 👌

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang