Dia Ternyata Baik (Bagian XIV)

584 53 3
                                    

Ditempat lain, Malvin dan Vanya sedang dalam perjalanan menuju rumah Vanya.

"Gue laper nih. Temenin gue cari makan dlu yukk!" ajak Malvin.

"Boleh, gue jg laper soalnya" balas Vanya sambil tersenyum kearah Malvin.

"Haduh kenapa pake senyum sih, bikin hati gue meleleh aja nih Cejo" batin Malvin.
Malvin memang sudah sangat lama memendam rasa pada sahabatnya itu. Tp apa daya, dia tak punya nyali untuk mengungkapkannya.

Dia sudah memberikan perhatian lebih kepada Vanya, tp Vanya hanya menganggap perhatiannya itu biasa saja. Mungkin dia kurang peka, atau mungkin memang punya traumah.

****

Ruth dan Bastian kini sudah sampai didepan rumah Marsha.

"Makasih ya kak udh mau nganterin aku" ucap Ruth.

"Tunggu Ruth" cegah Bastian sambil memegan tangan Ruth.

"Kenapa kak?".

"Gue boleh minta nomer HP lo?". Ruth hanya tersenyum dan kemudian mengangguk.

Bastian pun memberikan HPnya pada Ruth, dan Ruth mulai menuliskan nomernya di HP Bastian.

"Udah, nih kak HPnya" ucap Ruth yg kemudiam mengembalikan HP pada Bastian.

"Makasih ya".

"Iya sama2. Aku masuk dulu ya kak" ucapnya yg kemudian memasuki rumah Marsha.

****

Kembali kekondisi Devin dan Marsha. Didalam mobil Marsha terus saja menundukkan kepalanya, dia masih merasa malu akibat ulah Devin.

"Lo kenapa diem aja?" tanya Devin memecah keheningan.

Kini Marsha mulai mengangkat kepalanya dan melihat kearah jalan didepannya.
"Gk pa2 kok kak. Gue lg mikir aja, siapa ya yg tega ngunciin gue ditoilet" ucapnya lirih.

"Lo emang punya musuh?".

"Gue jg gk tau. Tp mungkin ini kerjaannya dua cewe yg td ribut sama Vanya dan Zalfa dikantin".

"Ributnya sama temen lo, kenapa lo yg jd kena sasaran".

"Mungkin mereka tau klo cuma gue yg lemah dan penyakitan" ucap Marsha lemas dan kemudian kembali menundukkan kepalanya.

Devin yg berada dikursi kemudi melirik kearah Marsha, dia sedikit merasa simpati dengan gadis yg kini duduk disampingnya. Tetapi jika dia mengingat kejadian ditoko DVD, dia masih merasa kesal dan belum bisa melupakannya.

****

Ruth sudah memasuki rumah Marsha dan bertemu dengan Mamanya Marsha.

"Kamu kok sendirian? Marsha mana?" tanya Mamanya Marsha.

"Ruth td pulang sama temen Ma, Marsha BBM Ruth katanya mau ketoko buku dulu" jawab Ruth.

"Kok dia pergi sendiri, kenapa kamu gk ikut?".

Ruth bingung bagaimana menjawab pertanyaan Mamanya Marsha, karena dia sendiri jg merasa jika Marsha tak akan pernah pergi sendiri tanpa dirinya.
"Ruth td mau ikut, tp katanya Marsha gk mau ditemenin Ma" ucapnya berusaha menghilangkan rasa khawatir Mamanya Marsha.

"Ya udh kamu ganti baju dulu sana! Mama mau coba telepon Marsha".

****

HP Marsha kini berdering, dan dia pun segera mengangkatnya. "Hallo, iya Ma".

"...."

"Iya, ini Marsha jg lg dijalan mau pulang kok".

"...."

"Gk, Marsha gk pergi sendiri kok".

"...."

"Iya Ma, gk perlu khawatir. Bentar lg Marsha nyampe rumah kok".
Sambungan telepon pun terputus.

"Nyokap lo?" tanya Devin yg kemudian dibalas anggukan oleh Marsha.

****

Ditempat lain, kini Zalfa sudah berdanda rapih. Dengan menggunakan celana jeans panjang berwana biru muda yg dipadukan dgn atasan sabrina berwarna pink muda, membuatnya terlihat cantik bak wanita dewasa.

Dia mulai senyum2 sendiri didepan kaca, dibayangkannya wajah Angga yg bak kesatriya. Dr dulu dia memang mengagumi teman masa kecilnya itu, sayangnya dia hanya bisa menunggu.
Menunggu kesadaran diri Angga untuk membalas cintanya.

****

Kini Devin sudah memarkirkan mobilnya didepan rumah Marsha.
:Makasih ya kak. Masuk dulu yuk!" ucap Marsha.

"Gk usah lah, gue buru2 soalnya" balas Devin.

Mama Marsha yg mendengar suara mobil, langsung keluar dr rumahnya dan diikuti Ruth dibelakangya.
Devin yg melihat Mama Marsha keluar dr pintu rumahnya, langsung ikut keluar dr mobil bersama Marsha.

"Loh katanya gk mau mampir?" tanya Marsha.

"Gue cuma mau pamitan sama nyokap lo" bisik Devin ditelinga Marsha.

"Loh ini siapa?" tanya Mama Marsha.

"Saya Devin Tante" ucapnya yg kemudian mencium tangan Mamanya Marsha.

"Kak Devin ini senior dikampus Marsha Ma, dia yg td nemenin Marsha ketoko buku" jelas Marsha.

Devin yg mendengar ucapan Marsha langsung menoleh kearahnya "toko buku apanya? Org jelas2 dia abis kekunci ditoilet" batin Devin.

"Ini kenapa baju kamu bisa basah gini?" tanya mama Marsha lg.

"Ini td wkt mau pulang kn Marsha ketoilet, terus keran wastafelnya itu copot jd airnya pada keluar gt Ma" jalas Marsha lg.

"Ini cewe rese emang bener2 jago mengarang bebas. Bisa2nya dia ngarang cerita sebagus itu" batin Devin untuk yg kedua kalinya.

"Ya udh Tante, saya pulang dulu ya" pamit Devin.

"Loh gk mau masuk dulu?" tanya Mama Marsha.

"Lain waktu aja ya Tante" jawab Devin yg kemudian menyalami tangan Mama Marsha.

"Ya udh, hati2 ya Devin" balas Mama Marsha.

Devin pun kemudian menjalankan mobilnya, sedangkan Marsha masuk kerumah bersama Ruth dan Mamanya.

TBC...

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang