Ketertarikan (Bagian XXXIII)

556 49 7
                                    

Ruth dan Bastian kini sudah ada disebuah taman, menikmati kesejukan udara disiang hari. Karena matahari saat ini tidak terlalu terik dan sedikit tertutupi awan mendung.

"Sayang, aku takut Papa kamu semakin gk suka sama aku. Apa lg skrang masalahnya jd makin rumit" ucap Ruth dgn raut wajah sedikit sedih.

Bastian kini membenahi posisinya menghadap Ruth, dan dia menatap gadisnya penuh cinta.
"Kamu jgn khawatir ya! Kita pasti bisa laluin ini sama2. Selam ada kamu disamping aku, aku gk akan pernah nyerah" ucap Bastian yg kemudian memeluk kekasihnya.

****

Devin kini muali menutup laptopnya, karena tugas kuliahnya sudah selesai.

"Marsha, temenin gue belanja yuk!" ajak Devin.

"Boleh. Bosen jg nonton tv mulu" balas Marsha yg diakhiri senyum.

"Yadah, gue ganti baju dlu ya" ucap Devin lg yg dibls anggukan oleh Marsha.

Tak lama Devin pun sudah kembali dgn pakaian yg rapi. Stelan kaos berwarna hitam yg dipadukan dgn jaket varsity dan celana jeans panjang.

"Brangkat yuk!" ajak Devin.
Marsha yg terkagum menatap penampilan Devin hanya terdiam melihatnya.

"Lo mau ikut gk?" ucap Devin lg yg kemudian dibls anggukan oleh Marsha.

"Yaudh ayuk! Tp naik motor gk pa2 kn? Mobilnya td dibawa Bastian" ucapnya lg dan masih dibls anggukan oleh Marsha.

"Ayuk!" ucapnya lg yg kemudian menarik tangan Marsha dgn lembut.

****

Malvin kini sudah ada dirumah. Dia melamunkan kebersamaannya pagi ini dgn Vanya. Entah knpa senyum tak pernah hilang dr wajahnya, mungkin karena dia sedang bahagia. Bahagia karena sahabat wanita yg amat dicintainya.

"Meskipun singkat. Tp gue bisa nikmatin setiap detik yg gue lewatin sama lo" ucap Malvin yg tengan menatap cendela dgn terus membayangkan wajah Vanya.

****

Hari ini tiba2 hujan datang lagi. Entah apa yg terjadi, pdhal tdk ada hati yg bersedih. Ruth dan Bastian kini sedang asik menikmati secangkir kopi, ditemani bunyi hujan yg membasahi dinding kaca kafe tempat mereka duduk saat ini.

"Hujannya kpan redah nih. Kita pasti udh ditungguin Marsha" ucap Ruth.

"Nikmatin aja dlu hujannya! Biarin mereka jg menikmati wkt untuk berdua" bls Bastian yg kemudian memperlihatkan senyum pd kekasihnya.

****

Devin baru saja menjalankan motornya melewati pertigaan dekat apartemnnya. Namun tiba2 saja, hujan datang dgn sangat kencang.

"Hujan" teriak Marsha.

"Iya tau. Kita berhenti disana dlu ya" teriak Devin ingin mengalahkan suara hujan.

Kini Devin sudah memberhentikan motornya dipinggir jalan dekat sebuah halte. Mereka pun turun dan berteduh dihalte tersebut.

"Knpa tiba2 hujan ya? Td masih terang2 aja" ucap Marsha.

"Hujan mna bisa diprediksi sih" balas Devin.

Percakapan tiba2 berhenti, karena hujan dan angin semakin kencang. Marsha pun mulai menggigil akibat udara dingin. Devin yg tak tega melihatnya langsung melepas jaket varsitynya dan mengenakannya di tubuh Marsha. Kini dia meraih tangan Marsha dan meletakkannya diantra telapak tangannya, dia mulai menggosok-ngosokan tangannya agar suhu tubuh Marsha terasa hangat.

"Masih dingin?" tanyanya yg dibls anggukan oleh Marsha.

"Kita balik aja ya? Kayanya bakal lama ini hujan" ucapnya lg.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang