Dia, Cowok Mawar Putih? (Bagian XVIII)

546 44 2
                                    

Keesokan harinya Marsha sadar dari pingsannya, dan kini sudah terbaring dirumah sakit dengan infus yang tertancap dipergelangan tangan kirinya. Butuh wkt 13 jam untuk mengembalikan tenaganya seperti biasa.
"Gue dimana Ute?" tanyanya setelah membuka mata.

"Lo di rumah sakit, semalem lo pingsan dimall. Untung Kak Devin nemuin lo dan cepet bawa lo kesini" jawab Ruth.

"Jadi dia yg bawa gue kesini?".

"Iya. Lo kenapa sih sama dia? Masih belom akur?".

"Gk kok. Gue biasa aja".

"Ehh tp gue jd inget sesuatu nih".

"Apaan?".

"Mimpi lo. Cowok mawar putih".

"Kenapa emang?".

"Lo dulu bilang klo dia rambutnya biru. Dan Kak Devin..." ucapan Ruth tergantung untuk menarik perhatian Marsha.

"Rambutnya biru" sambung warna.

"Iya. Apa mungkin..." ucap Ruth lagi kembali menggantung.

"Gk mungkin Ute" elak Marsha.

"Mungkin aja Sha".

"Sebulan ini gue udh gk mimpiin itu lg kok".

"Tuh kn, lo udh gk mimpiin itu setelah lo ketemu Kak Devin. Jd mungkin aja klo dia itu cowok mawar putih lo".

"Ute stop! Lo gk bisa mengira-ngira hal yg blom pasti".

"Iya juga sih. Tp lo harus tetep selidiki hal ini Sha" ucap Ruth seperti detektif. Marsha hanya diam, dia mulai memikirkan perkataan Ruth yg sebelumnya dia acuhkan.

****

Pagi2 sekali Devin sudah bangun dan bersiap untuk pergi. Bukan hanya karena dia ada kuliah pagi, tp jg karena dia ingin melihat keadaan Marsha dirumah sakit.

"Ngga gue pergi dlu ya" ucapnya yg kemudian disusul anggukan oleh Angga.

Devin kini menjalankan mobilnya menuju rumah sakit tempat Marsha dirawat malam itu. Entah kenapa hati Devin kini tak membeku. Dia sudah mulai berjalan maju, dan sedikit melupakan masa lalu.

****

"Gerah bgt, gue mandi duluan ya" ucap Marsha yg kemudian bangkit dr tempat tidur.
"Ute baju gue dimana?" tanyanya.

"Ditas kuning tuh" jawab Ruth sambil menunjuk tas kuning yg ada disebelah kiri Marsha.

Kini Marsha pun berjalan ke kamar mandi dengan mendorong tongkat infusnya. Dan tak lama Devin juga sudah tiba dirumah sakit dengan membawa sekantong plastik berisikan bubur untuk Marsha. Dia mengetuk pintu kemudian membukanya.

Namun Marsha tdk ada disana, hanya terlihat Ruth yg sedang membersihkan tempat tidurnya. "Kak Devin" ucap Ruth ketika melihat Devin berdiri didepan pintu.

"Marsha mana?" tanyanya.

"Marsha masih mandi, duduk dulu Kak!" balas Ruth.

"Eh ini. Td gue beliin bubur buat kalian" ucapnya lg yg kemudian memberikan kantong plastik itu kepada Ruth.

"Haduh kenapa repot2 sih Kak".

"Gk kok, td kebetulan aja lewat depan tukang bubur".

"Makasih ya Kak" kata Ruth lg yg kemudian menaruh kantong plastik diatas meja.

****

Malvin dan Vanya kini juga sedang bersama. Dari semalam mereka sudah berencana untuk menengok Marsha.

"Kita ke swalayan dlu ya Co, beli roti sama susu coklat buat Marsha" ucap Vanya.

"Iya. Nanti dideket rumah sakit kn ada". balas Malvin.

"Ini si Zalfa gk mau ikutan jg?".

"Katanya sih nanti siang aja sama si Angga".

"Tuh anak dua lengket mulu kaya perangko".

"Lo iri ya? Makannya cari pacar donk" ledek Malvin.

"Iiih awas ya lo klo nanti gue udh punya pacar" jawab Vanya sensi. Malvin kini menggigit bibir bawahnya, dia sedikit menyesal setelah mengucapkan kata2 itu.

****

Kini Marsha baru saja keluar dr kamar mandi dgn menggenakan babydoll warna pink motif bunga, membuatnya tampak seperti wanita biasa bukan kalangan sosialita.

"Ute lu buruan mandi!" ucapnya yg kala itu sedang mengusap-usap rambutnya yg basah dgn handuk. Setelah haduk diturunkannya, dia melihat sosok Devin disana.
"Kakak kok disini?" tanyanya.

"Kak Devin mau nenggokin lo Sha. Temenin ngobrol gih! Gue mandi dlu" kini justru Ruth yg menjawab pertannyaan Marsha. Sedangkan Devin masih terlihat mematung disana.

Ruth sudah menutup pintu kamar mandi, dan Marsha sedang berjalan kearah tempat tidurnya.

"Lo udah gk pa2?" Devin memulai percakapan.

"Gue gk pa2 kok Kak" balas Marsha.

"Gue minta maaf ya" ucapnya dengan nada sopan dan penuh penyesalan.

"Gue yg harusnya minta Maaf. Karena gue udh banyak ngrepotin lo Kak" ucap Marsha sedikit memelas.

"Gue juga salah. Harusnya kemaren gue gk kasar gitu ke elo. Maafin gue ya" ucapannya kini terlihat tulus.

"Iya gue maafin" balas Marsha yg kemudian tersenyum.

****
"Hallo Ruth, kamu masih dirumah sakit?".

".....".

"Apa? Devin kesitu? Ngapain dia?".

".....".

"Owh, ya udh nanti siang pulang ngampus aku kesana".

".....".

"Iya, kamu jgn lupa makan ya! Aku masuk kelas dulu". Suara Bastian ketika sedang menghubungi gadis impiannya.

Dan tak lama kini Devin sudah tiba dihadapannya.
"Lo abis nenggokin Marsha?" tanya Bastian.

"Lo tau dr mana? Lo buntutin gue?" balas Devin curiga.

"Kurang kerjaan bgt gue buntutin lo".

"Terus lo tau dr mana?".

"Dr Ruth. Td gue telepon dia, terus dia cerita klo lo abis dr sana".

"Owh, kirain lo beneran ngikutin gue".

"Emang klo gue ngikutin lo knpe?". Devin bingung harus menjawab apa, karena dia sendiri kini tak tau bagaimana perasaannya.

Percakapan mereka terhenti ketika dosen sudah memasuki kelas mereka.

TBC...

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang