Perasaan Apa Ini? (Bagian XVII)

571 49 2
                                    

Setelah lama berbincang dan perut mereka sudah kenyang. Kini mereka memutuskan untuk menuju sebuah mall yg tidak jauh dr caffe tempat mereka berkumpul.

Namun ada pemandangan yg berbeda, karena Zalfa justru memberikan kunci mobilnya pada Angga dan menitipkan sahabatnya yaitu Marsha pada Devin.
"Kak Devin, Angga biar bawa mobil gue ya. Nanti Marsha ikut mobil Kakak kok, biar ada yg nemenin Kakak" ucap Zalfa.

Marsha yg mendengar ucapan Zalfa ingin protes. Namun sebelum dia melakukannya, Devin sudah menyetujui permintaan Zalfa dgn berkata "ya udh terserah".

Mereka pun meninggalkan caffe dan pergi ke sebuah mall didekat situ.

****

Mereka kini sudah terlihat memasuki lobby mall.

"Ruth kita kesana yuk" ajak Bastian yg kemudian menarik lembut tangan Ruth.

"Ngga kita kesana! Gue mau liat2 jam tangan" kata Zalfa yg kemudian jg menarik tangan Angga.

Kini tinggallah Vanya, Malvin, Devin, dan Marsha.
"Mereka malah asik pacaran" umpat Vanya.

"Biarin ajalah Cejo, mereka kn mau menikmati wkt berdua" kini Malvin angkat bicara.

"Ya udh yuk kita kesana!" ajak Malvin sambil menunjuk salah satu toko sepatu di sebelah kanan mereka.

"Yuk Sha!" Vanya justru mengajak Marsha. Namun Malvin yg ada dibelakang Vanya justru memperlihatkan ekspresi sedihnya yg seolah meminta Marsha untuk tidak meyetujui ajakan Vanya.

"Kalian aja lah, gue masih mau disini nemenin Kak Devin" ucapnya.
Devin yg mendengar itu langsung melirik Marsha. Sedangkan Malvin kini juga menarik tangan Vanya untuk menemaninya ketoko sepatu.

****

"Ruth kamu cobain ini ya!" ucap Bastian sambil menunjukkan dress tanpa lengan yg panjangnya selutut.

"Aku yg coba?" tanya Ruth memastikan.

"Iya. Buruan coba!" kata Bastian lg yg kemudian meminta Ruth memasuki kamar pass.

Tak lama Ruth pun keluar, dia terlihat sangat anggun menggenakan dress tersebut. Warna ungu muda pada dress itu, semakin membuat kulit Ruth yg putih tampak bersinar. "Gimana Ko Bas?" suara Ruth dr belang Bastian.

Bastian menoleh, dia pun seakan kagum melihat kecantikan Ruth yg bak bidadari.
"Ko Bas, gimana?" ucapnya lg.

"Cantik" jawab Bastian pelan.

"Apa Ko Bas?".

"Bagus kok, cocok buat kamu".

"Kok buat aku? Bukannya Ko Bas yg td suruh aku coba".

"Iya. Aku suruh kamu coba, soalnya aku mau beliin ini buat kamu".

"Iiiih apaan sih Ko Bas. Aku gk mau ahh!".

"Ya udh ganti baju lg sana!".

Ruth pun memasuki kamar pas lg untuk mengganti bajunya. Setelah keluar, dia memberika dress itu kepada pegawai ditoko tersebut.
"Mbak dibungkus ya!" pinta Bastian pada pegawai itu.

"Gk mau Ko Bas".

"Udh gk pa2. Kamu harus terima pokoknya! Klo gk, aku gk mau jd temen kamu lg" ancam Bastian. Ruth hanya mendengus, kemudian mengikuti Bastian kearah kasir.

****

Ditoko jam tangan, kini Zalfa sedang melihat2 seisi toko tersebut. Tiba2 matanya tertuju pada sepasang jam tangan couple merk luar negeri.
"Mas mau liat yg itu donk" ucapnya pada salah satu pegawai.
Pegawai itu mengambilkan jam tangan yg dimaksud oleh Zalfa, kemudian memperlihatkannya. "Ngga, bagus gk?" tanya Zalfa.

"Bagus" balas Angga.

"Mau yg ini Ngga" ucapnya manja.

"Ya udh beli".

"Beliin ya?".

"Beli aja sendiri".

"Yaa kok gt?" ucap Zalfa lg dgn tampang memelas dan memanyunkan bibirnya.

"Ya udh gue beliin".

"Serius?".

"Mau gk?".

"Mauuuu" balasnya antusias.

"Tp kok ini dua? Mau buat lo semua?" tanya Angga.

"Ya gk, ini kn cople. Jd yg cewe buat gue, dan yg cowok buat lo".

"Couple? Emang kita couple?".

"Kok gt sih, lo gk mau emang coplean sama gue?".
Angga hanya tersenyum dan kemudian meminta pegawai tersebut untuk membungkusnya.

****

Kini Devin dan Marsha sedang berjalan-jalan saja, mereka tak punya tujuan ingin memasuki toko yg mana.
"Lo kok malah jd ngintilin gue sih?" tanya Devin.

"Sorry Kak, gue cuma gk mau ngrepotin temen2 gue aja. Mereka kn jg butuh wkt untuk menikmati kebahagiaan mereka sendiri, tanpa perlu mikirin gue" jelas Marsha.

"Ya tp elo ngrepotin gue" balas Devin.

"Sorry ya Kak. Gue udh banyak ngrepotin lo".

"Syukur deh klo lo sadar".

"Klo Kakak emang gk pengin jalan sama gue, ya udh gue pergi" ucap Marsha yg kemudian memilih jalan yg berlawanan dgn langkah Devin.

****

Berbeda dgn Devin dan Marsha, Malvin dan Vanya kini terlihat jalan bersama.
"Si Alif yg td lo tanyain ke Ko Bas itu siapa?" tanya Malvin yg dr td sudah penasaran dgn sosok Alif itu.

"Owh itu. Gue jg gk kenal sih. Tiba2 aja di ngeDM gue ngajakin kenalan" jawab Vanya.

"Terus lo ladenin?".

"Iya, kenapa emang? Gk ada salahnya kn nambah temen?".

Kini Malvin sedikit cemas, dia takut klo nantinya Alif akan merebut Vanya.
"Lo gk boleh gampang percaya gt ahh. Sapa tau dia punya niat buruk" ucap Malvin berusaha mempengaruhi pikiran positiv Vanya.

"Iiih lo gk boleh nethink gt lahh. Org dia anaknya baik kok. Gue udh beberapa kali bales DMnya dia, dan dia anaknya seru kok, lucuk lg" jawab Vanya sambil senyum2 sendiri.

"Ya udah, semoga pikiran lo bener ya" balas Malvin dgn berusaha memperlihatkan senyumnya. Meskipun ada senyum, namun hatinya murung.

****

Setelah selesai belanja dan melihat2. Mereka kembali ke lobby dimana Devin berada, namum disana tdk ada Marsha. Hanya Devin sendiri duduk merana.
"Loh Vin si Marsha mana?" tanya Bastian.

"Mana gue tau, org dr td gue jalan sendiri" jawab Devin dgn santainya.

"Bukannya td Marsha sama lo Kak?" kini Vanya ikut bertanya.

"Tdnya iya, tp wkt kita jalan dia pergi gt aja" jawab Devin lg.

"Gimana nih? Marsha dimna ya?" Ruth kini mulai panik.

"Mending kita mencar buat cari dia. Sapa tau nanti bisa cepet ketemunya" ucap Angga.

Mereka pun akhirnya berpencar. Malvin menarik tangan Vanya, sedangkan Zalfa berjalan dgn Angga. Bastian? Tentunya dia mengandeng mesra tangan Ruth. "Mau cari Marsha apa mojok?" batin Devin.

****

Marsha kini baru saja keluar dr lif. Tiba2 dia merasa sesak, hatinya sakit mendengar perkataan Devin yg menyakitkan.

Dia pun duduk disalah satu bangku yg ada disana. Matanya berkaca-kaca sambil terus menahan rasa sesak dihatinya. Tp kini dia tak bisa menahannya, dan tubuhnya mulai lemas.

****

Devin kini jg ikut mencari Marsha, dia merasa bersalah atas tindakannya. Tiba2 dia melihat kerumunan org disana, dan dia pun mendekatinya.
"Marsha" teriaknya ketika melihat sosok gadis yg sedang pingsan itu.

Karena panik Devin langsung menggendong Marsha dan membawanya ke rumah sakit. Setelah sampai, dia langsung menghubungi sepupunya yg masih dimall mencari Marsha.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang