Mulai Membaik (Bagian XXXII)

525 49 3
                                    

Marsha dan Ruth kini sudah ada didlm taxi. Meskipun ada mobil dirumah Marsha, namun Marsha sedang tak ingin mengendarainya. Maka dr itu mereka memilih untuk naik taxi menuju apartemen Devin.

"Sha, Kak Devin itu baik bgt loh orgnya" ucap Ruth.

"Baik? Terus hubungannya sama gue apa?" tanya Marsha.

"Semalem kn dia yg gendong lo bawa lo ke kamar" ucap Ruth lg.
"Serius lo?" tanya Marsha seolah tak percaya.

"Iya. Kemaren gue udh mau bangunin lo, tp gk dibolehin sama dia. Katanya sih dia kasian liat lo kecapean, jd lo digendong deh sama dia!" jelas Ruth.

"Apa bener yang dibilang Ute? Kok Kak Devin baik bgt skrang sama gue. Terus ini kenapa gue jadi seneng ya denger omongannya Ute?" Batin Marsha.

****

Malvin dan Vanya kini sudah tiba dirumah tukang urut langganan Malvin. Dengan telatenen Malvin menuntun Vanya yg ada disampingnya. Tanggan kanan Vanya merangkul bahu Malvin, dan tangan kiri Malvin melingkar dipinggang Vanya.

Dengan terpincang dan menahan rasa sakit dikakinya, Vanya berusaha berjalan memasuki rumah tukang urut tersebut.
Ketika tukang urut itu mulai memijat kaki Vanya, dia merasa kesakitan dan spontan dia mencengkram lengan Malvin yg ada disampingnya hingga berdarah.

"Gmna? Udh enakan kaki lo?" tanya Malvin yg kini sudah ada didlm mobil.

Vanya hanya menganggukkan kepala, dan kemudian melihat lengan Malvin yg berdarah.

"Tangan lo knpa tuh? Kena cakaran gue td ya?" tanyanya dgn masih menyentuh lengan Malvin.

"Gk, gk pa2 kok!".

"Gk pa2 gmna? Bisa infeksi ntr! Kotak P3K lo mna?".

"Tuh didlm situ!".

Vanya pun mengambilnya dan kemudian membersihkan luka Malvin dgn antiseptik. Namun Malvin hanya bisa tersenyum melihatnya. Dia senang, ketika kini Vanya mulai perduli padanya.

****

"Ting tong" suara bel berdering dr apartemen Devin.

"Bas, bukain pintunya gih!" pinta Devin yg kala itu sedang memasak didapur.

Bastian pun menuju pintu dan membukanya. Terlihat sosok Ruth dan Marsha ada disana.
"Kalian. Masuk yuk!" ajak Bastian.

"Vin mereka udh dateng nih!" teriak Bastian yg berjalan masuk diikuti Ruth dan Marsha.

"Kak Devin dimana emang?" tanya Ruth.

"Didapur, lg masak" singkat Bastian.

"Kak Devin bisa masak?" kini Marsha ikut bertanya.

"Bisa lah. Masakan dia enak bgt" jwb Bastian.

"Jgn dipercaya!" suara Devin yg baru saja keluar dr dapur.

"Udh pada sarapan blom?" tanya Devin.

"Blom" jwb Ruth dgn menggelengkan kepalanya.

"Ya udh yuk sarapan!" ajak Devin.

"Yuk sayang!" ajak Bastian yg kemudian menggandeng tangan Ruth.

"Yuk Marsha!" ajak Devin lg yg dibalas anggukan oleh Marsha.

Mereka pun berjalan menuju meja makan yg ada didekat dapur.

****

Minggu pagi ini Zalfa sedang menunggu telepon dr kekasihnya yg jauh disana. Karena semalan dia sedang berkumpul dgn sahabat2nya, maka rutinitas bermesraan malam minggunya terpaksa tertunda. Maka untuk mengobati rasa rindunya itu, dia sudah bangun pagi2 dan setia menunggu.

****

Diapartemen Devin kini semua telah menyelesaikan sarapan pagi mereka.

"Makasih ya Kak Devin. Ini enak bgt" ucap Ruth.

"Iya. Bener yg dibilang Ko Bas td, masakan Kakak emang beneran enak" tambah Marsha.

"Makasih ya. Gue seneng klo kalian suka sama masakan gue" balas Devin yg kemudian tersenyum.

"Sayang, abis ini kita jalan yuk!" ajak Bastian pd Ruth.

"Boleh. Kak Devin sama Marsha ikut aja yuk!" pinta Ruth.

"Gue gk bisa. Ada tugas yg blom gue kelarin" balas Devin.

"Yah kok gt? Lo Sha? Lo ikut ya!" ucap Ruth lg.

"Masa gue liatin kalian pacaran. Gue disini aja lah, bantuin Kak Devin" balas Marsha.

"Serius Marsha mau bantu gue?" tanya Devin yg dibalas anggukan oleh Marsha.

"Udh sayang biarin aja mereka! Aku kn mau berduaan sama kamu" ucap Bastian dgn senyum genitnya.

"Ya udh sana kalian pergi aja!" ucap Marsha.

"Yuk sayang! Vin gue pinjem mobil lo ya" ucap Bastian.

"Iya. Ambil aja tuh, kuncinya dilaci" balas Devin.

Ruth dan Bastian pun pergi meninggalkan apartemen Devin.

****

Vanya dan Malvin kini sudah tiba didepan rumah Vanya. Karena kaki Vanya masih sakit, Malvin pun dgn setia menuntunnya masuk kerumah.

"Lo jgn banyak gerak dlu deh! Ntr makin parah lo sakitnya" ucap Malvin yg kala itu sudah duduk disoffa bersama Vanya.

"Iya. Kenapa masih sakit ya?" tanyanya.

"Ya soalnya lo buat jalan. Coba td lo mau gue gendong aja!" goda Malvin.

"Apaan sih lo!" balas Vanya sambil meninju lengan Malvin.

"Ihh, lo lg sakit gini tp tenaga lo masih aja gede ya" goda Malvin lg.

"Coco" ucap Vanya yg kemudian memanyunkan bibirnya.

Tak lama datang lah Mama Vanya dr arah kamarnya.
"Ehh ada Malvin" ucap Mama Vanya.

"Iya Tante" balas Malvin yg kemudian mencium tangan Mama Vanya.

"Kaki kamu knpa Vanya?" tanya Mamanya.

"Kaki Vanya td terkilir Ma. Tp udh dibawa ketukang urut kok" jwbnya.

"Makannya lain kali hati2! Kok bisa sampai bengkak gini?" ucap Mamanya lg.

"Direndam sama air panas aja Tante, biar gk makin parah bengkaknya" usul Malvin.

"Iya bener. Yadah nanti Mama suruh Bibi siapin airnya ya" balas Mama Vanya.

"Ya udh Tante, Malvin pamit pulang dlu" ucap Malvin.

"Udh mau pulang? Gk mau sarapan disini aja?" tawar Mama Vanya.

"Makasih Tante. Malvin sarapan dirumah aja" balasnya.

"Iya, kamu hati2 ya" ucap Mama Vanya.

"Iya Tante. Cejo, gue balik ya" ucap Malvin.

"Makasih ya Co" balas Vanya.
Malvin pun mencium tangan Mama Vanya dan kemudian berjalan keluar pintu.

****

"Lo katanya mau bantu gue? Kok skrang malah nonton tv mulu sih" ucap Devin yg kala itu sedang melihat Marsha asik menonton tv.

"Hehehe. Sorry Kak. Gue kn masih semester satu, ya mana bisa gue ngerjain tugas lo yg notabennya udh semester 3" jelas Marsha.

"Lo mah emang gk niat bantuin!" ejek Devin yg kemudian kembali fokus pd laptopnya.

Sedangkan Marsha hanya tersenyum dan kemudian kembali menonton tv.

TBC.

A Love Story (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang