Tamara Sekala Zulvegha

316 16 0
                                    

Aku suka tersenyum dan aku tau kesukaan ku itu akan berhenti kapanpun.

___

Tamara melangkah ringan melewati koridor-koridor yang ramai. Mereka semua memakai seragam yang sama dengan Tamara.

Dengan bersenandung riang, Tamara memperhatikan ruangan-ruangan yang ia lewati.

"Tujuh satu, Tujuh dua... " Tamara berhenti di depan sebuah ruang dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. "Tujuh tiga! Hmm... Ta-ma-ra. Nahh ketemu!" ujar Tamara girang ketika menemukan namanya di kertas yang sengaja ditempel di jendela ruang itu.

Tamara maju selangkah untuk bisa berdiri diambang pintu kelas nya. Dengan senyum yang masih saja menempel diwajahnya, Tamara mengamati keadaan kelas nya. Hampir setengah terisi. Ada lemari di pojok kelas, papan tulis putih, dan jug---

Buk

"Aww, bisa hati-hati nggak kalau jalan?" Tamara hampir jatuh jika saja keseimbangannya tidak bagus. Kini gadis dengan rambut kecoklatan itu menoleh kepada si pelaku.

"Salah sendiri berdiri di tengah pintu masuk, emang ini kelas punya bapak lo?!" setelah mengungkapkan kalimat pedas itu, cowok dengan headphone merah yang melekat di telinganya itu segera pergi dari hadapan Tamara.

Ketus banget, untung ganteng.

Tamara terkekeh sendiri dengan apa yang baru saja ia pikirkan. Apaan sih Tara?. Batinnya kembali berucap.

Tidak ingin ditabrak lagi, Tamara segera menuju salah satu bangku untuk duduk dan siap menerima pelajaran.

-S T A Y-

My second story. I hope you like it.

Tertanda,
Qwerty.Ranger

Readers ku emang gak banyak, tapi entahlah yang nama nya ide itu selalu mengalir begitu aja. Aku suka. Dan itu alasan aku menulis. Alasan lainnya aku berharap orang lain juga merasa senang dengan apa yang aku tulis. Tapi karena ini permulaan mungkin aku harus sedikit bersabar.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang