D u a p u l u h s a t u

50 7 0
                                    

Akmal benar-benar membuktikannya. Setelah mengisi perut mereka dengan makanan hingga hampir penuh, pemuda itu mengajak kemana pun Tara mau.

Tapi yang membuat Akmal sedikit heran adalah permintaan Tara. Akmal menurutinya hingga mereka sampai di sebuah pemakaman

Ya. Pemakaman.

"Gue mau ngajak lo ketemu seseorang disini. " Ucap Tara sambil terus berjalan melewati gundukan-gundukan tanah yang dihiasi batu penanda diikuti Akmal di belakangnya.

"Lo mau jadiin gue tumbal?"

Tara mendengus sembari memutar bola matanya. Siapa yang mau diberi tumbal orang menjengkelkan seperti Akmal.

Hingga kaki Tara berhenti di sebuah makam. Sebuah makam yang bersih dan terawat. Tara mendekat dan meletakkan bunga yang sebelumnya sudah ia beli.

Satu di makam yang berada di sisi kanannya dan yang satunya pada makam di sisi kirinya. Tara lalu duduk di tengah-tengah dua makam tersebut dan memanjatkan doa. Akmal masih berdiri memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan Tara.

Setelah menyelesaikan kegiatan doa nya, Tara berdiri lalu menyuruh Akmal mendekat.

"Ini makam Bunda dan saudari kembar gue. " Ucap Tara menjelaskan kebingungan Akmal.

Akmal membaca nama yang tertera di makam milik saudari kembar Tara kemudian baru menyadari sesuatu.

Damara Putri Senjani.

Jadi mereka kembar.

"Jadi lo punya kembaran?" Tanya Akmal.

Tara mengangguk. "Dia kakak, beda 5 menit sama gue. Namanya Damara si putri senja. "

Putri Senja.

Senja.

Senja.

Senja.

Senja itu seorang anak laki-laki sedang berkeliling taman menggunakan sepeda baru yang dibelikan Ayahnya karena berhasil mendapat nilai terbaik di sekolah. Anak laki-laki itu senang, ia berputar dan berliuk-liuk di sepanjang taman.

Setelah merasa lelah, anak laki-laki itu duduk diatas rerumputan di bawah pohon yang tinggi dan berdaun rindang.

"Hai. " Sebuah sapaan membuat anak laki-laki itu menoleh. Ia terkejut dan tidak tahu bahwa ada anak lain yang duduk disana.

"Aku ngagetin kamu ya?" Dia gadis perempuan bermata hijau yang sedang memakai gaun bermotif bunga dengan rambut yang diikat dua bersama jepit bunga, rambutnya berwarna coklat gelap menambah kesan manis pada wajahnya.

Anak laki-laki itu menggeleng. "Kamu ngapain disini?" Tanya anak laki-laki itu yang masih memperhatikan gadis kecil yang ternyata sedang menggambar di sebuah buku sketsa.

Gadis itu tersenyum manis sekali. "Aku suka menggambar atau nggak gitu bikin puisi. Aku suka suasana teduh disini. "

Anak laki-laki itu mengangguk lalu mendekat ke arah gadis kecil itu hendak melihat hasil gambarnya.

Sebuah taman dengan pohon dan semak-semak hijau lalu sebuah keluarga beranggota kan empat orang.

"Ini Papa, ini Bunda, ini aku dan yang satu ini kembaran favoritku. " Ucap gadis kecil itu menjelaskan sambil menunjuk sesuai interupsi.

"Kamu kembar? Kembaran mu disini?" Tanya anak laki-laki itu.

"Iya aku kembar. Tidak, kembaranku itu suka menghabiskan waktu di rumah. "

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang