D u a p u l u h t i g a

56 7 0
                                    


Sinar matahari menerobos ventilasi menyerang wajah gadis yang masih tertidur pulas. Merasa terganggu karena sinar matahari yang langsung menuju wajahnya, gadis itu mulai mengernyit dan bergerak berlindung agar tidak terkena sinar matahari.

Kadar malasnya bertambah ditambah sejuk nya pendingin ruangan serta empuknya tempat yang gadis itu tiduri. Namun, ketika sedang asyik bergulung di antara guling, pendingin ruangannya mati dan gorden di jendela dibuka lebar.

"WOY BANGUN NAPAA? KEBO BANGET SII!!"

Datangnya suara super duper cempreng dan melengking itu dibarengi dengan guncangan hebat pada tubuh gadis yang masih nyaman tertidur.

Karena tidak kunjung bangun, cipratan air menerjang wajah cantik gadis yang masih pulas tertidur itu.

"BOCOR WOI BOCOR!!" gadis yang tadinya tenang tertidur langsung terjingkat dan berteriak kaget.

Tawa renyah terdengar di seluruh ruangan membuat gadis yang baru bangun dari tidurnya mendengus kesal.

"Ngapain sih lo bangunin gue?!" Seru Tara lalu mengambil posisi tidur kembali.

"Jam berapa ini nak? Hellooo sekolah kek! Lo udah numpang, ngehabisin listrik, males lagi! Gak untung banget nampung lo!!" Balas Diandra tak kalah sengit. Dengan kedua tangan bertengger di sisi pinggang dan pandangan melotot serta rol yang masih nyangkut di poninya, Diandra cocok jadi emak-emak rempong.

"Gue males sekolah. Kalau lo mau berangkat kuliah ya berangkat aja. Gue disini jagain apartemen lo. "

"Heh bocah! Yang ada tagihan listrik gue bertambah dan stok snack gue berkurang. " Kini Diandra memilih duduk di depan meja riasnya membenarkan poni badainya.

"Ya elaaah, peritungan banget lo ama gue. Entar gue ganti. " Tara kini duduk sembari mengusap matanya yang enggan dibuka.

"Udah berani minta bokap?"

"Ya kagak lah! Kemarin kan gue abis menang. "

"Terus lo kalau balapan pake uang apa? Kayak banyak uang aja si. " Diandra sedang sibuk memakai foundation lalu bedak, blush on dan lipstik.

"Alaahh kalau gue taruhan pasti gue yang menang. Setiap balapan juga gitu. Betewe, lo mau kemana sih sebenernya?" Tara baru sadar jika Diandra sedang tampil cantik pagi ini.

Yang ditanya malah nyengir tanpa dosa sembari bangkit dan meraih tas selempang dan juga beberapa file.

"Ya kuliah lah sayangkuu. Emangnya lo yang malas kayak kebo!"

"Sialan! Udah sana pergi lo! Ganggu aja. " Ucap Tara kesal sembari menggerakkan tangannya di udara seperti mengusir.

"Ya udah gue nitip nih apartemen. Kalau mau sarapan gue ada spageti di meja dan obatin tuh muka! Lebam kayak gitu dikira gue kdrt entar. "

"Iye mak iye. Udah sono!"

Diandra pun keluar apartemen untuk kuliah meninggalkan Tara yang kini sudah bangkit dan bergerak ke kamar mandi.

Tara memang sengaja tidak pulang. Mama dan Papa nya juga tidak dirumah. Gadis itu akan mencari tempat lain selain rumah dan terpikir untuk ke apartemen Diandra. Gadis itu masih marah pada kejadian semalam. Ia tidak ingin masuk sekolah. Malas katanya.

Setelah mandi dan berganti baju hasil mengambil dari lemari milik Diandra, Tara menuju dapur dan meja makan yang kebetulan berhubungan lalu sarapan dengan tenang.

Benar-benar serasa rumah sendiri.

🔥

Sementara di sekolah, Veranda sedang gelisah sembari berdiri di depan kelas. Menunggu seseorang yang masih belum datang walau waktu menunjukkan lima menit sebelum masuk. Sandra yang sejak tadi memperhatikan bersama Kanaya dari tempatnya langsung menghampiri Veranda.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang