T i g a p u l u h t u j u h

60 5 0
                                    


Dua kali ditinggal membuat Tara kesal sebetulnya. Jadinya gadis itu hanya berjalan tanpa arah memutar sekolahan. Sendirian. Gadis itu berjalan di koridor sepi tempat dimana ruang-ruang kesekretariatan. Hingga gadis itu berhenti di depan sebuah ruangan sepi.

Ruang musik.

Sepi. Tidak ada yang mengunjungi koridor ini sekarang. Pasti mereka sedang berada di kantin atau di lapangan atau mungkin lagi di aula.

Tara duduk di salah satu kursi yang ada didalam ruang musik. Dihadapannya berdiri standing mic beserta microphone nya. Tara mengedarkan pandangannya, alat musik lengkap berada pada tempatnya masing-masing. Lalu Tara iseng mengetuk mic dihadapannya dan ternyata mic nya masih nyala.

Tara tersenyum miring lalu bangkit menuju sebuah speaker di sampingnya. Menyalakan lalu menyambungkan kabel pada handphonenya.

Tara kembali pada posisi semula. Menghadapkan microphone dihadapan wajahnya.

Intro musik mulai mengalun. Tara menarik nafas dan menghembuskan perlahan. Kegiatan ini ia sukai dulu, namun jarang ia lakukan lagi karena baginya membuang-buang waktu.

[hadirin dan hadirat bolelaa lagu yang di mulmet di play. Wkwk]

A million thoughts in my head
Should I let my heart keep listening?
'Cause up 'til now I've walked the line
Nothing lost but something missing

I can't decide
What's wrong, what's right
Which way should I go?

Tara memejamkan matanya, merasakan setiap nada yang ia dengarkan.

If only I knew what my heart was telling me
Don't know what I'm feeling
Is this just a dream?
Ah oh, yeah
If only I could read the signs in front of me
I could find the way to who I'm meant to be
Ah oh, if only
If only

Seseorang berjalan mendekat ke arah ruang musik. Pintunya terbuka, terdengar suara merdu dan musik mengalun. Seseorang itu masuk, menghentikan langkahnya dan berdiri di ambang pintu. Memperhatikan sosok cantik yang di kenal kejam sedang menjiwai lagu yang ia nyanyikan.

Every step, every word
With every hour I am falling in
To something new, something brave
To someone I—I have never been

Seseorang itu mengangkat handphonenya dan menekan tombol merah di tengah bawah layar. Tersenyum lebar, ikut hanyut dalam suara merdu nya.

Am I crazy? Maybe we could happen
Yeah
Will you still be with me when the magic's all run out?

If only I knew what my heart was telling me
Don't know what I'm feeling
Is this just a dream?
Ah oh...
If only I could read the signs in front of me
I could find the way to who I'm meant to be
Ah oh...

If only, yeah

If only 

Alunan musiknya berhenti. Tara bernafas lega. Bernyanyi membuatnya tenang, masih sama seperti dulu. Gadis cantik itu membuka matanya lalu terkejut mendapati dua orang berdiri di ambang pintu sembari tepuk tangan dan tersenyum ke arah Tara.

"Kanaya? Megan?"

Ya Kanaya dan Megan yang memperhatikan Tara sejak tadi. Dua gadis itu lalu mendekat dan mengambil kursi lalu duduk di hadapan Tara.

"Kalian... Udah lama disitu?"

Kanaya dan Megan mengangguk.

"Suara kamu bagus Ra. " Ucap Kanaya dengan senyum mengembang semangat.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang