T i g a p u l u h s a t u

52 6 0
                                    

Bintang-bintang bertabur indah di langit bersama bulan yang sudah bulat sempurna. Angin berhembus menyejukkan. Hewan-hewan malam bersuara sahut-sahutan. Suasana malam seakan ikut meramaikan keadaan di sekitar dua remaja yang duduk berdampingan diatas rumput hijau dengan sepatu sebagai alas duduk.

Tara duduk disamping Akmal menatap indah langit yang sedang baik karena menampilkan bulan dan bintang.

"Dingin. " Ucap Akmal sembari meletakkan jaket yang baru diambilnya dari mobil ke atas paha Tara. Rok yang hanya seatas lutut membuat kaki jenjang Tara terekspos.

"Makasih. " Sahut Tara sambil membenarkan duduknya.

Akmal duduk lalu memandang langit dihadapannya. Acara Bundanya baru selesai 10 menit yang lalu dan Akmal memilih untuk mengajak Tara ke taman kota karena kata Tara, gadis itu tidak ingin pulang terlebih dahulu.

"Jadi.. Lo harus bertengkar sama bokap lo karena gue? Kenapa?"

Akmal menghembuskan nafas. Dasar mulut Alice yang tidak bisa diam.

"Masalah biasa. Gue dituntut untuk jadi penerus perusahaan jadi gue harus menyiapkan dari sekarang. Yaa karena itu Ayah nggak suka gue deket sama perempuan. "

"Gue jadi ngerasa beruntung gue hidup bebas.. Daripada harus jadi lo yang di kekang.. Karena itu gue nggak pernah liat lo punya temen atau nongkrong kayak anak-anak lainnya. Lo terlalu lama menghabiskan waktu di ruang Osis. "

Akmal menunduk sembari tersenyum. Ia tidak pernah terbiasa memiliki teman, dekat dengan anak laki-laki lain. Bermain, nongkrong, nge-game bersama atau hal-hal yang dilakukan anak laki-laki pada biasanya.

"Ayah gue tau yang terbaik buat gue Ra. "

"Dan setidaknya lo punya bokap yang perhatian. " Kini ganti Tara yang menunduk. Ia jadi rindu Papa dan Mamanya. Ia ingin tahu bagaimana kondisi mereka.

"Udara nya makin dingin nih. Pulang yuk. "

Akmal bangkit dan mengajak Tara untuk ikutan berdiri.

"Males pulang.. Gue juga gak ngantuk. " Tara masih duduk. Ia enggan pulang, rasanya sepi.

"Ayo.. Nanti lo masuk angin. "

Akmal menarik tangan Tara berniat membantu Tara berdiri. Dengan ogah-ogahan Tara berdiri lalu mengikuti Akmal yang berjalan menuju mobil.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil lalu Akmal dengan segera menyalakan mobil dan melaju meninggalkan area taman.

Agar tidak sunyi, Akmal menyalakan radio di mobilnya. Alunan musik mulai mengalun. Suara lembut sang penyanyi membuat Tara hanyut dan mengantuk.

🔥

Sudah sejak 10 menit yang lalu mobil Akmal terparkir di depan rumah Tara, tetapi pemuda itu masih belum ingin membangunkan Tara yang nampak sangat pulas.

Ya gadis berwajah cantik itu masih tertidur tenang. Akmal tidak tega membangunkan Tara. Gadis itu banyak melewati hal-hal melelahkan. Bahkan Akmal menyadari bagaimana rasa sakit yang diterima gadis itu pada saat yang lalu dan saat ini.

Akmal terus memperhatikan wajah Tara yang sedang pulas tertidur. Terbesit senyuman di wajah Akmal kala pemuda itu menatap wajah tenang Tara. Akmal tidak pernah sepeduli ini dengan kehidupan seseorang. Ia tidak pernah seingin ini untuk melindungi seseorang. Tara benar-benar mengalihkan dunia nya. Dunia Akmal berpusat pada satu titik, yaitu Tara.

Setiap harinya hanya Tara yang ada di dipikiran Akmal. Selama tiga hari yang lalu, Akmal hanya berfikir bagaimana keadaan Tara? Apa gadis itu baik-baik saja? Seakan Akmal tidak bisa berlama-lama jauh dari gadis itu. Berlebihan memang, tapi itulah yang dirasakan Akmal.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang