D u a p u l u h

58 7 0
                                    


Es krim coklat bertoping sangat cocok dinikmati di sore hari. Menemani matahari yang hendak pulang ke peraduannya.

"Gue bantu lo buat ngejar ketinggalan lo sebelumnya sampai kenaikan kelas dua belas. " Ucap Akmal setelah berhasil membuat perasaan Tara sedikit baikan.

"Kenapa gak sampe lulus sekalian? Nanggung banget. " Sahut Tara yang masih menyendokkan es krim menuju mulutnya.

"Ya kan lo harus mandiri Ra, kalau bergantung terus. Percuma dong gue bantuin lo. "

Tara mengangguk. Baru satu suap es krim nya masuk ke dalam mulut. Tara sudah berbicara lagi. "Kenapa sih Mal lo tertarik dekat-dekat gue? Gue itu kan ratusan hal yang gapenting yang gak seharusnya ada di hidup lo. "

"Perasaan kita udah pernah bahas deh. "

Tara menggeleng. "Kayaknya belum. "

"Huft, lo itu kayak kutub selatannya magnet kutub utara gue. Jadinya gue tertarik ke lo. "

"Apasih?! Ribet tau ga! Yang simple gitu loh. "

Akmal tersenyum. Gadis ini bertambah manis, imut dan menggemaskan setiap kali berbicara sekarang. "Ngomong sama tukang bolos mah ribet. "

Pletak

Sendok es krim mendarat tepat di dahi Akmal. Pemuda itu kesakitan lalu mengusap dahinya. Tenaga Tara memang tidak boleh diremehkan.

"Iye iye. Kalau alasannya karena gue sayang lo entar nambah lagi pukulannya. "

Tara menghentikan gerakan menyendok es krim yang sudah sisa sedikit di mangkuknya.

"Apa? Ulangin coba?!"

"Alasannya mungkin gue sayang sama lo Ra. "

"Gile lu! Balik yuk, udah gelap nih kayaknya lo terpengaruh makhluk aneh disini. " Tara bangkit lalu menarik Akmal keluar cafe es krim tempat mereka mengobrol dari tadi dan mereka sudah membayarnya setelah pesan.

"Langsung tersipu gitu deh, makin lucu lo kayak kucing kecebur got. " Entah mengapa Akmal malah tertawa. Ekspresi Tara benar-benar menggemaskan sekarang.

"Apasih! Garing tau gak! Udah yuk pulang. " Tara terus menarik Akmal menuju parkir mobil Akmal.

"Iya bentar-bentar. " Di sela tawa Akmal, pemuda itu menghentikan langkahnya lalu mengambil handphone yang berada di saku celananya. Satu pesan baru saja masuk.

Oh salah.

58 missed call from Ayah
60 unread massage from Ayah

Akmal pun membuka satu pesan yang baru saja masuk.

Pulang sekarang, ayah tau apa yang kamu lakukan Akmal. Jangan membuat Ayah marah.

Akmal mengumpat lalu menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa?" Tanya Tara yang masih memperhatikan Akmal.

"Enggak. " Jawab Akmal singkat lalu merangkul Tara dan berjalan menuju mobilnya.

🔥

"Saya sudah bilang Akmal jauhi gadis itu jika membawa pengaruh buruk. Kamu tidak perlu meninggalkan hal penting hanya untuk gadis itu!" Raut wajahnya tetap tenang menatap putra sulung pewaris perusahannya.

"Saya juga sudah bilang Yah dia bukan ancaman, saya masih bisa mengendalikan semuanya. " Balas Akmal.

"Tapi buktinya kamu lepas dari rapat hanya karena telpon dari gadis itu. Meninggalkan pelajaran hanya karena gadis itu dan lebih memilih menemaninya. "

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang