E n a m

112 11 0
                                    


Selama 3 hari Tamara absen karena sakit dan selama 3 hari itu Akmal selalu menjenguk Tara ketika pulang sekolah. Keadaan Papa Tara juga sudah membaik walau masih harus dirawat di rumah sakit dan Mama Tara sendiri juga harus bolak-balik kantor mengurusi urusan yang Papa nya tinggalkan, itulah mengapa Akmal selalu menjenguk Tara.

Dan di hari ini, Tara masuk dengan keadaan yang sudah sehat.

"Tamaraaa! Kamu udah baikan?" Tanya Veranda ketika Tara berjalan menuju tempat duduk mereka berdua.

"Seperti yang lo lihat, gue juga cuman demam bukan nya jantungan, jadi gak usah lebay waktu lihat gue sembuh. " Jawab Tara lalu menyelip dan duduk di kursi nya yang memang dekat dengan tembok.

"Kenapa sih kamu gak kabarin aku? Malah Akmal yang tau semuanya, atau jangan-jangan..." Veranda sempat menjeda lanjutan kalimatnya dengan menampilkan senyuman penuh arti. "Kalian jadian ya?" Lanjut Veranda.

"Ya enggaklah! Gak level kali sama dia!" Sahut Tara secara langsung yang malah membuat Veranda tertawa pelan.

"Bukannya Akmal ya yang seharusnya gak level, kan dia pintar, ketua Osis, tegas, ehh dapetnya malah kayak kamu. " Di sela sela tawanya Veranda menjawab.

"Lo sebenernya sahabatnya siapa sih Ve? Kok malah belain Akmal. Iya daahh gue emang berandal. " Ucap Tara sambil memanyunkan mulutnya cemberut.

"Iya iya aku cuma bercanda, serius banget sih kamu. Tapi gapapa sih, Akmal bawa pengaruh baik kok buat kamu. "

Tara tidak menjawab, ia masih kesal ia malah memainkan handphone nya sambil cemberut.

"Pelajaran pertama siapa Ve?" tanya Tara tiba-tiba ketika mendengar suara bel masuk berbunyi.

"Bu Sarah, pelajaran sejarah. "

"What?! Masih hidup aja tuh guru. Kita anak Ipa bukan anak Ips keleeess. "

Tara bangkit dari duduknya sambil memasukkan handphone ke dalam saku seragamnya lalu keluar dari tempat duduk nya sebelum Bu Sarah masuk kelas.

"Mau kemana?"

Tara menghentikan langkahnya saat suara seseorang menginterupsi dan seseorang itu sedang berdiri dengan lipatan tangan di depan dada.

"Kemana aja urusan gue!"

Seseorang itu melangkah mendekat ke arah Tara dan Tara mundur bersamaan dengan langkah maju orang itu.

"Lupa sama kesepakatan kita?"

Dengusan kesal lolos dari bibir merah muda Tara.

"Gue bahkan gak pernah setuju. "

Tara terus mundur ketika Akmal bergerak mendekat, hingga kini Tara berada disamping Veranda yang duduk di tempatnya.

"Ve, bisa tukar tempat duduk nggak?" Tanya Akmal pada Veranda yang daritadi memperhatikan mereka berdua.

Tanpa ragu Veranda mengangguk dan itu membuat Tara membulatkan mata sambil geleng-geleng berharap Veranda tidak pergi dari sana.

Tapi Veranda tetap berdiri dan melangkah ke meja barisan tengah lalu duduk disamping Didin, ketua kelas.

"Duduk. " Ucap Akmal tegas sambil menatap Tara dengan bola mata hitam segelap malam miliknya.

"Apa apaan sih lo jadi seenaknya gini! Gak usah mentang-mentang dapet kepercayaan Mama jadi seenaknya. Lo tuh--"

Akmal membungkam mulut Tara lalu matanya mengisyaratkan agar gadis dihadapannya melihat ke arah jendela.

Tara mengikuti arah pandang Akmal dan menemukan Bu Sarah sedang berjalan menuju kelas. Dan dengan sedikit gerakan paksaan, Akmal mendorong Tara sehingga tubuhnya duduk di kursi nya semula. Dekat dengan tembok dengan Akmal disampingnya, sehingga Tara tidak bisa kabur.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang