"Selama Tuhan masih memberikan waktu. Aku tidak akan membiarkanmu merasa kehilangan. "
Akmal Pradipta
___
Setelah menceritakan semuanya pada Akmal, Tara berhenti menangis. Memejamkan mata, masih menyandarkan kepala pada pundak Akmal. Tara merasa sedikit lega walaupun Tara tidak yakin bahwa Akmal akan menjaga rahasia ataupun peduli. Tara tidak peduli hal itu yang penting hatinya merasa lega. Itu sudah cukup.
Dan Akmal, pemuda itu mencerna semua cerita Tara. Jadi selama ini Tara merasa tak dianggap dan selalu merasa khawatir sendirian. Maka dari itu sifatnya jadi kasar dan suka emosi karena bahkan untuk mengontrol saja Tara tidak bisa.
Tekad Akmal untuk melindungi dan merubah Tara semakin bulat. Pemuda itu tidak akan membiarkan Tara sedih dan tertekan lagi. Tidak akan pernah.
"Kalau lo punya pertanyaan, tanya aja. "
Banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Akmal, tetapi pemuda itu mengurungkan niatnya. Mungkin untuk sekarang Akmal tidak akan menanyakan hal yang membuat Tara kembali mengingat masa lalunya.
"Gue baru tau kalau ternyata lo pernah ngalamin hal yang kayak gitu. Tapi seharusnya lo nggak benci diri lo sendiri. Teman-teman lo pasti rindu keramahan lo, mereka nggak ingin sikap lo yang sekarang ini. "
Tara tersenyum miring lalu menegakkan kepalanya. "Gue emang sengaja buat mereka semua benci gue. Gue nggak mau ada orang yang deket sama gue. Gue nggak mau kehilangan mereka kayak gue kehilangan Bunda dan Dara. Gue gak mau ngerasain kehilangan untuk kesekian kalinya. "
"Termasuk lo Mal. Gue nggak mau lo terlalu nyaman ke gue dan begitu pun gue sebaliknya. Hal yang paling gue benci adalah kehilangan. "
"Sebisa mungkin gue nggak akan biarin lo merasa kehilangan. "
"Lo belum makan 'kan? Mau gue masakin?" Tanya Akmal mengalihkan pembicaraan agar tak terus larut pada kesedihan.
"Emang lo bisa masak?"
"Rasain aja nanti. Kuat berdiri nggak?"
Tara mencoba berdiri dan ternyata kakinya mulai mendapatkan nyawanya lagi. Tara mengangguk lalu menarik Akmal menuju dapur.
Sementara Akmal berkutat pada alat masak dan bumbu dapur, Tara duduk mengamati sembari menopang dagu. Untuk kali ini, Tara merasa beruntung memiliki Akmal di sisinya. Seseorang yang sebetulnya Tara hindari karena terlalu sempurna. Seseorang yang sebenarnya tidak terpikirkan oleh Tara. Seseorang yang malah semakin hari semakin betah dekat dengan Tara.
🔥
Selesai makan makanan buatan Akmal yang ternyata mampu membuat Tara melupakan kesedihannya, dua remaja itu kini sedang menonton film rekomendasi Akmal di ruang keluarga.Tara hanya pasrah dan menurut saja. Sebenarnya gadis itu tidak terlalu suka menonton film. Baginya lebih baik ikut tawuran daripada menghabiskan waktu di ruang keluarga, duduk manis dan menatap layar besar yang jika terlalu lama membuat mata panas dan berair.
Sudah setengah jam film berjalan dan Tara benar-benar tidak mengerti maksud dari film yang ditontonnya itu. Tara tidak sefokus Akmal yang diam tak bergerak seperti patung. Tara sesekali memainkan handphone nya atau membaca majalah lama yang ada di meja sampai gadis itu mendengar bel berbunyi dan langkah kaki yang berasal dari dapur.
"Biar Tara aja Bi. " Ucap Tara yang langsung bangkit ketika Bi Ina hendak melangkah membukakan pintu.
Akmal hanya melirik sekilas lalu kembali pada filmnya. Sementara Tara berjalan menuju pintu utama rumahnya. Gadis itu langsung membuka pintu ketika sampai tepat didepan pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [Complete]
Jugendliteratur_______ Tamara Sekala Zulvegha. Cantik, manis, tinggi ideal, dan berkulit putih. Kamu akan jatuh cinta pandang pertama saat melihatnya, tapi jangan salah. Hati-hati dengan dia. Gadis cantik ini memiliki sifat yang berbalik dari paras indahnya. Dia...