E m p a t p u l u h d u a

47 6 0
                                    

Seperti hari sebelumnya, Tara kembali telat dan kembali tidak peduli dengan hukuman yang diberikan padanya. Dengan malas Tara melangkah memasuki gedung sekolah. Ada yang berbeda kali ini. Murid-murid menatap ke arah Tara sembari berbisik. Biasanya mereka akan langsung pergi dan menghindari pertemuan dengan Tara.

Lagi-lagi Tara tidak peduli. Gadis itu terus berjalan. Tapi langkahnya kembali terhenti ketika Veranda menepuk bahunya.

Dengan kasar Tara mengedikkan bahunya untuk menyingkirkan tangan Veranda. Gadis itu nampak tak peduli dan hendak melanjutkan langkahnya, namun Veranda langsung mencekal tangannya.

"Tunggu dulu. "

Tara menghentak tangan Veranda dan berdecak kesal.

"Kok kamu dihubungin gak bisa?"

Memutar bola mata malas Tara menjawab, "Handphone gue rusak. "

"Kamu nggak tau apa yang udah viral di sekolah ini? Kamu nggak ngerasain mereka menatap aneh ke arah kamu?" Tanya Veranda lagi tapi sedikit berbisik.

"Gue gak peduli. Ganggu aja sih lo!" Tara kembali hendak melangkah. Namun lagi-lagi Veranda menahan langkahnya.

"Ada anak yang nyebarin foto kamu dan Akmal lagi kissing di salah satu kelab!"

Tara diam. Ditatapnya kedua mata Veranda barangkali ada kebohongan disana. Tapi tidak ada. Veranda menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Tara.

Tara mengingat ucapan Mamanya yang mengatakan bahwa Akmal yang membawa Tara pulang malam itu. Jadi kemungkinan bahwa foto itu benar juga besar. Tapi Tara tidak ingat apapun soal itu. Sama sekali.

"Kalau itu benar, itu urusan gue bukan urusan lo! Gak usah sok peduli!" Ucap Tara pada akhirnya sebelum gadis itu pergi meninggalkan Veranda.

🔥

Akmal yang selalu menuju ruang OSIS sebelum ke kelas kali ini berhenti di depan mading yang dimana banyak murid berkumpul. Akmal penasaran dengan apa yang membuat para murid berdesak-desakan ingin melihat sesuatu yang ditempel di mading. Karena biasanya tim jurnalistik langsung memberitahukan pada Akmal sehingga Akmal sudah tau sebelum yang lain. Tapi kali ini, Akmal rasa ia belum mendapat apapun dari tim jurnalistik sekolah.

Saat Akmal ikut masuk ke dalam kerumunan itu, semua orang seakan memberikan jalan untuk dia masuk. Tatapan orang disekelilingnya jadi berbeda. Mereka menatap sinis dan berbisik-bisik.

Akmal sampai tepat di depan mading dan langsung terkejut. Pantas semua orang menatapnya sinis.

"Gue kira dia benar anak baik-baik, ternyata sama aja. "

"Bisa aja Kak Tara yang udah memengaruhi Kak Akmal. "

"Ketua OSIS tapi perbuatannya sama sekali gak pantes di contoh!"

Akmal tetap diam ditempatnya hingga seorang gadis dengan rambut pirang mencolok berdiri disebelahnya. Akmal menoleh ke arah gadis yang sedang menatap foto yang sama dengannya.

"Ra... "

"Diam! Gue bahkan nggak ingat apa-apa tentang hal ini malam itu!" Potong Tara lalu menyabut foto yang tertempel di mading tersebut.

Gadis itu hendak melangkah namun langsung ditahan oleh Akmal.

"Gue bisa jelasin semu--"

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang