L i m a

101 11 0
                                    


Jalanan macet membuat Tara tidak sabar, ia terus membunyikan klakson. Motor nya tidak bisa meliuk liuk di jalanan karena diapit oleh kendaraan besar.

Langit mendung, cuaca yang tadinya cerah digantikan oleh awan awan gelap yang siap menumpahkan isinya ke bumi.

Rintik-rintik mulai turun, Tara mengadah melihat langit yang mulai menurunkan gerimis dan dengan cepat berubah menjadi hujan deras yang jatuh tanpa ampun.

Tara menikmati air yang jatuh dari atasnya, membasahi kepala dengan balutan helm dan juga badan yang terlapisi kain baju dan jaket serta celana abu-abu.

Kepalanya memang terasa pening, badannya memang terasa lemas, tapi Tara tidak peduli. Ia hanya harus bertemu Papa nya. Ia ingin ada di samping pria yang sudah memberikan kehidupan padanya. Tidak peduli rasa sakit yang ia rasakan. Bahkan, luka yang masih belum kering di kaki nya terasa nyeri karena terhantam air yang jatuh dengan deras.

Tujuannya hanya satu. Sampai dirumah sakit pada waktu yang tepat.

🔥

"Akmal?" Dengan perlahan Veranda masuk ke dalam ruang Osis diikuti Kanaya di belakangnya. Ia ingin bertemu dengan Akmal.

Kebetulan Akmal sedang duduk di kursi sedang berkutat pada laptop dihadapannya. Karena merasa namanya disebut, Akmal mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ada apa?" Tanya Akmal.

Veranda dan Kanaya mendekat, berdiri di depan meja Akmal.

"Tamara. Dia.. Tidak masuk hari ini, dan kamu bilang dia sakit. Kamu... Bertemu dengannya?" Veranda menyampaikan tujuannya datang ke tempat ini.

"Iya. Apa ada yang salah?"

Veranda menggeleng. "Tidak, kami hanya mengkhawatirkan nya, kami tidak bisa menghubunginya sejak kemarin. Dan... Aku sangat khawatir. " Ucap Veranda dibalas anggukan Kanaya.

"Dia baik-baik saja, dia sedang butuh istirahat. Sekarang dia ada di---"

Tiba-tiba dering telpon membuat Akmal menghentikan ucapannya. Akmal melirik handphone yang terletak disamping laptop dengan sudut matanya.

Akmal sempat mengerutkan kening sedikit heran lalu dengan cepat menjawab telpon itu.

"Halo, Assalamualaikum. " Salam Akmal sopan.

"Akmal? Maaf saya mengganggu. Hanya saja... Saya khawatir dengan keadaan Tamara. Sekali lagi maafkan saya yang mungkin menganggu waktumu. Tamara... Ia... Saya tidak tau dimana dia sekarang, karena setelah telepon terakhir saya, dia belum menghubungi saya. Hujan sedang deras. Saya takut dia kenapa-napa. "

"Dia aman di apartemen saya, dia sedang tidak enak badan. "

Dan jawaban panjang dari Mama Tara membuat Akmal diam dan berfikir. Tanpa aba-aba ia meraih kunci mobilnya dan segera keluar ruangan meninggalkan pandangan bingung Veranda dan Kanaya yang masih berdiri disana.

🔥

"Oh, c'mon where are you Tamara?" Ucap Akmal khawatir sambil terus mengemudikan mobil nya membelai hujan deras.

Pandangannya terus mengawasi kanan kiri dan depan hanya untuk mencari seseorang yang sedang berputar di kepala Akmal sekarang.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang