T i g a p u l u h l i m a

60 6 0
                                    

Ternyata mengikuti Refreshing Camp selama dua malam sangat melelahkan. Tara langsung tepar ketika sampai di rumah. Gadis itu sudah mengganti baju nya dan menyuruh Bi Ina untuk mencuci baju yang sudah ia pakai. Gadis itu hendak tidur, namun suara handphone nya membuat gadis itu bangun dan segera mengangkat telepon ketika nama Mamanya yang tertera disana.

Tara langsung bangkit dari tempat tidur ketika mendapat berita bahwa Papanya sudah dipindahkan di rumah sakit yang ada di Jakarta. Tara langsung bilang bahwa akan segera datang, gadis itu terlalu semangat sehingga terburu-buru mengambil jaket dan kunci motornya.

Tara pamit kepada Bi Ina lalu mengendarai motornya dengan kecematan maksimal agar cepat sampai dan bertemu orangtuanya.

Begitu sampai di rumah sakit, Tara berlari masuk dan melewati beberapa orang. Tara langsung mencari ruang dimana Papanya di rawat. Ketika sudah Menemukan, Tara memeriksa penampilannya dulu lalu masuk perlahan.

"Papa... Mama... "

Amanda langsung menyambut hangat anaknya dengan pelukan dan ciuman di pipi. Amanda mengajak Tara duduk di kursi sebelah ranjang Papa nya. Perlahan mata Papa Tara yang tertutup itu membuka. Entah mengapa Tara menjadi gugup.

Perlahan mulut Papa Tara mulai membuka dan ketika sebuah kalimat disebutkan, Tara benar-benar terkejut.

"Ta.. Ma.. Ra. Kamu anak Papa sayang. "

Tangis Tara tak bisa dibendung lagi. Tara tidak tau bagaimana mengungkapkan rasa bahagia yang teramat sangat ini. Gadis itu langsung memeluk Papa nya bersama dengan tangisnya yang menderas.

"Maafkan Papa selama ini. Papa tau Papa salah. Tamara mau maafkan Papa?"

Tara mengangguk, mengusap air mata bahagia nya dan kembali memeluk Papanya.

"Papa sayang Tamara. "

Pada saat itu juga, Tara berfikir bahwa Tuhan akan memberikan sesuatu yang bahagia setelah ujian berat yang di hadapinya. Tara mulai menyadari bahwa ia hanya perlu bersabar. Tara hanya perlu bersyukur. Gadis itu tersenyum lebar. Senyuman yang sebenarnya. Senyum penuh bahagia yang pernah hilang.

Gadis itu menoleh ke arah Mama nya yang juga menangis. Tara memeluk Mamanya erat. "Terimakasih Ma, Tara bahagia. Tara sangat sayang Mama. "

Tara bahagia. Sangat bahagia. Gadis itu hanya tersenyum walau air mata nya terus mengalir. Tidak menghiraukan apapun selain kebahagiaannya. Tidak berpikir bahwa mungkin kebagiaan ini hanya sementara.

🔥

Setelah menghabiskan waktu bercerita dengan Papanya, sudah waktunya Papa Tara beristirahat. Tara dan Mamanya keluar untuk membeli makanan di kantin rumah sakit.

Sembari menunggu makanan yang di pesan. Tara dan Mama nya duduk dan mengobrol.

"Bagaimana Papa bisa ingat Tara?" Pertanyaan yang sangat Tara ingin sekali tahu jawabannya terlontar dengan mudah dari bibir mungilnya.

Amanda tersenyum. Merasakan kebahagiaan putri satu-satunya. "Setelah pengobatan di Singapura selesai. Papa mimpi tentang kamu. Papa terus menyebut nama kamu. Dan akhirnya Mama bawa Papa kembali ke Indonesia. "

"Tara nggak tau lagi. Tara bahagia Ma. Setelah 16 tahun tidak pernah dilihat Papa, akhirnya Papa sadar keberadaan Tara. Seharusnya Dara dan Bunda lihat ini. " Ucap Tara antusias.

"Damara dan Bunda kamu pasti sudah melihat dan tersenyum lebar dari atas sana. "

Tara mengangguk. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya. Menambah kesan cantik yang membuat beberapa orang terpesona melihatnya.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang