T i g a p u l u h d e l a p a n

66 5 0
                                    

Play mulmed pas pada waktunya yaakk
.
.
.

Karena terlalu bahagia, aku lupa bahwa hidup tak selamanya berpusat pada titik itu. Hingga akhirnya bencana datang, menyerang bertubi-tubi. Menghancurkan aku yang telah lupa bagaimana caranya bangkit kembali.
.
.
.

Plis be enjoy it.

Beberapa hari terlewati. Pekan seni telah tiba. Tara banyak latihan selama beberapa hari. Entahlah ia ingin terlihat layak. Papa Tara juga semakin membaik. Tara merasa bahagia. Sangat bahagia mungkin. Seharusnya Bunda dan Dara hadir juga diantara Tara dan Papa nya, tetapi mungkin itu juga yang terbaik karena Tara juga mempunyai Mama yang baik dan tulus pada keluarganya. Tara tidak tahu lagi jika pada hari itu Papa tidak bertemu Mama pasti Tara akan sedih sendirian dan Papanya akan semakin menderita.

Awal pertemuan Mama dan Papa Tara adalah sebagai rekan bisnis. Mama Tara memiliki butik terkenal sementara Papa Tara di perusahaan periklanan. Pada hari itu, penyakit jantung Papa Tara kambuh dan Mama Tara lah yang menolongnya. Hingga akhirnya mereka dekat dan menikah. Tara beruntung mendapatkan Ibu tiri yang baik dan tidak jahat seperti yang ada pada dongeng kebanyakan.

Hari ini pembagian rapot. Hasil ujian akhirnya keluar. Seluruh siswa-siswi diwajibkan datang karena akan diadakan pekan seni. Pada saat pengambilan rapot, orangtua siswa-siswi harus datang.

Dan Tara berada di sekolah sekarang bersama Akmal disampingnya. Mereka berdiri di lobi menunggu orangtua mereka masing-masing.

"Hari ini yang datang siapa Mal?" Tanya Tara pada Akmal disampingnya. Tara tampil cantik dengan balutan baju casual yang menambah kesan manis juga. Gadis itu tampil beda kali ini karena melihatkan rambut pirangnya. Tampil dengan kaos putih dan rok putih juga ditambah jaket merah muda karena tema pekan seni kali ini adalah white&pink. Jadi dresscode nya adalah merah muda dan putih. 

"Bunda. " Akmal menjawab sembari terus memeriksa handphonenya barangkali ada telepon dari bundanya. Akmal juga tampil simple menggunakan celana jins putih, sweater merah muda dan sepatu kets putih.

Dering telepon berbunyi. Bukan dari handphone Akmal, melainkan handphone Tara. Tara segera mengangkat panggilan itu.

"Halo Ma. "

"Maaf Tamara. Ada rapat penting klien Papa. Mama terpaksa harus menggantikan Papa kamu. Maaf ya Mama tidak bisa datang."

"Iya Ma. Lagian Tara juga udah biasa. Mama lanjutin aja rapat nya. Tara sayang Mama dan Papa. "

"Mama jadi tidak enak. Maaf ya Tamara. Mama sayang kamu. "

Telepon itu berakhir. Tara tersenyum kecut, lagi-lagi tidak ada yang mengambilkan rapotnya.

"Kenapa Ra?" Tanya Akmal karena melihat raut wajah Tara berubah.

"Mama nggak bisa datang. " Jawab Tara sembari menunduk.

"Kayaknya itu Bunda. Mau sekalian diambilin Bunda nggak?" Tawar Akmal.

Tara mendongak dan mendapati Bunda serta Alice datang menghampiri tempat Tara dan Akmal.

"Enggak deh. Sendiri aja gapapa kok. "

Bunda mendekat. Akmal mencium punggung tangan Bunda begitupun Tara.

"Hai Tara. Kamu makin cantik aja. " Puji Bunda Akmal.

Tara menjawab dengan senyuman. Alice sudah berpindah di sisi Tara dan menggenggam tangan gadis itu.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang